Beriman pada hari Kiamat merupakan salah satu rukun Iman.
Di hari kiamat, semua manusia akan beterbangan seperti anai-anai. Gunung-gunung yang semula kokoh berhamburan seperti bulu. Bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat.
Begitu dahsyatnya peristiwa kiamat hingga Allah melindungi orang beriman. Allah tak mengizinkan orang beriman merasakan derita yang tak terperikan. Allah cabut nyawa seluruh orang beriman hingga yang kadar keimanannya sangat minim.
Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma menuturkan bahwa Rasulullah menceritakan keadaan orang beriman di akhir zaman, kemudian beliau bersabda:
ثُمَّ يَبْعَثُ اللهُ رِيحًا كَرِيحِ الْمِسْكِ مَسُّهَا مَسُّ الْحَرِيرِ، فَلَا تَتْرُكُ نَفْسًا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنَ الْإِيمَانِ إِلَّا قَبَضَتْهُ، ثُمَّ يَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ عَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ
Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, Allah mengirim angin yang sangat lembut bagi orang beriman yang hidup di akhir zaman. Allah cabut nyawa orang beriman dengan kelembutan seperti tersentuh kain sutra. Tidak Allah biarkan orang beriman merasakan derita kiamat meskipun kadar imannya hanya sebesar biji. Tinggallah tersisa orang-orang durhaka yang tak mau beriman kepada Rabbnya. Bahkan mereka adalah seburuk-buruk umat yang pernah berada di muka bumi.
Di dalam hadits yang lain, Rasulullah menjelaskan dengan lebih detail keadaan kaum mukmin pada saat itu.
Nawas bin Sam’an radhiyallahu anhu menuturkan sebuah hadits yang panjang tentang Dajjal dan turunnya Nabi Isa alaihissalam, kemudian Rasulullah bersabda:
فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللهُ رِيحًا طَيِّبَةً، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ، وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ، يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ
Keburukan orang-orang yang tersisa setelah angin lembut tersebut telah keluar dari ambang batas kewajaran. Tingkah laku mereka tak ubahnya seperti binatang. Hubungan badan dilakukan di jalanan. Allah, Rabb pencipta alam tak lagi mereka kenali.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ: اللهُ، اللهُ
Ketika mendengar hadits tersebut, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash pun berkomentar,
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ، هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَدْعُونَ اللَّهَ بِشَيْءٍ إِلَّا رَدَّهُ عَلَيْهِمْ
Arah Datangnya Angin
Abu Hurairah menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menghembuskan angin yang sangat lembut, selembut sutera dari arah Yaman, ia tidak akan melewati seseorang yang di dalam hatinya terdapat -Abu Al-qamah berkata- seberat biji-bijian, -sedangkan Abdul Aziz berkata; seberat biji sawi- dari keimanan kecuali Allah akan mewafatkannya.” (HR. Muslim).
Dalam hadits lain, dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah bersabda, “Kemudian Allah melepaskan angin dingin yang berhembus dari Syam. Maka tidak ada seorang pun dari manusia yang beriman kecuali dicabut nyawanya sehingga yang tersisa hanya manusia jahat yang tidak memiliki keimanan. Mereka tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk hingga setan muncul dan berkata, “Mengapa kamu tidak memenuhi seruanku saja?” mereka menjawab,” Apa yang kamu perintahkan kepada kami?” Setan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala. Maka merekapun mengikuti saran tersebut. Sedangkan, mereka berada dalam kehidupan yang serba kecukupan, kemudian hari kiamat pun datang.” (HR. Muslim dan HR. Ahmad)
Kapankah Terjadinya?
Hadirnya angin lembut yang mencabut nyawa orang beriman menjadi tanda sangat dekatnya hari kiamat. Peristiwa ini terjadi setelah turunnya Nabi Isa alaihissam dan binasanya Dajjal serta Ya’juj dan Ma’juj.
Dalam hadits panjang dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma dijelaskan, “Dajjal keluar… Kemudian Allah mengutus Isa bin Maryam seakan-akan ia adalah Urwah bin Mas’ud, lalu beliau mencarinya (Dajjal), kemudian membinasakannya. Selanjutnya manusia berdiam selama tujuh tahun di mana tidak ada permusuhan di antara dua orang. Lalu Allah mengutus angin dingin dari arah Syam, tidak ada seorang pun di muka bumi yang memiliki kebaikan atau keimanan sebesar biji sawi di dalam hatinya melainkan Allah mencabutnya, walaupun seseorang di antara kalian masuk ke tengah-tengah gunung niscaya angin tersebut akan memasukinya sehingga ia mencabutnya (mewafatkannya).” (Shahih Muslim, kitab Asyraatus Saa’ah bab Dzikrud Dajjal (XVIII/75-76, Syarh an-Nawawi). Wallahu a’lam.