Jika ada orang yang menemukan harta dari dalam bumi maka kita akan menamainya sebagai penemu harta karun.
Dibelahan bumi manapun harta karun selalu menjadi incaran para pencari kekayaan dunia.
Nama karun itu sendiri sebenarnya berasal dari seorang saudagar kaya raya pada zaman Nabi Musa 'alahissalam yaitu Qarun atau sering dibaca Qorun la’natullah ‘alaih.
Sebenarnya Qarun adalah saudara sepupu Nabi Musa alahissalam, Qarun hidup sebagai orang yang sangat kaya raya.
Rumahnya megah tak terkira dan ia terkenal sebagai pebisnis sukese di negaranya. Sebuah riwayat menyebutkan kunci gudangnya saja tidak cukup dibawa oleh 6 orang dewasa. (QS Al Qashash [28]: 76)
Melihat Qarun sudah kelewat batas maka Nabi Musa datang mengingatkannya.
Nabi Musa mengajak Qarun untuk taat kepada Allah dan agar ia membayar zakat.
Tapi Qarun enggan memenuhi seruannya, ia dengan sombongnya berkata bahwa harta yang dimilikinya adalah karena ilmunya, bukan karena rezeki dari Allah.
Jawaban Qarun tersebut diabadikan dalam Alquran: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.” (QS Al Qashash [28]: 78).
Bahkan Qorun menghasut kaumnya agar memusuhi Musa dengan imbalan harta yang banyak.
Harta berlimpah yang ia miliki digunakan untuk menentang dakwah Nabi Musa.
Ia senantiasa berbuat makar agar tidak ada lagi yang menyampaikan wahyu Allah.
Karena menurutnya, jika dibiarkan terus berdakwah maka Nabi Musa akan memperoleh banyak pengikut dan bisa mengancan kedudukannya.
Hingga suatu saat Qarun menghasut warga mesir untuk menjebak Nabi Musa. Tipu muslihat pun mereka rancang dengan matang.
Mereka mencari seorang pelacur untuk bersaksi dihadapan masyarakat bahwa ia telah berbuat zina dengan Musa, kelak ia akan mendapat bayaran uang dalam jumlah yang sangat banyak.
Maka Qorun mengajak Musa alahissalam untuk mengumpulkan warga di sebuah bukit dan mempersilahkan Musa menyampaikan dakwahnya.
Musa menerima ajakan tersebut.Setelah semua warga berkumpul Musa alahissalam memulai seruannya,
“Hai manusia hendaklah kalian menyembah hanya Tuhan yang satu yaitu Allah yang Esa. Jangan kalian saling menyakiti, hubungkanlah silaturrahim dan bayarkanlah zakat… sampai kepada ajakan…Dan jauhilah oleh kalian zina, barang siapa yang berzina maka dia akan dihukum rajam (dilempari batu hingga meninggal).”
Belum selesai menyampaikan seruannya Qarun langsung menyahut,
“Lalu bila dirimu berzina maka apakah kamu juga akan dirajam juga?”
Nabi Musa heran dan bertanya, “Ada apa dengan kalian ? Apa mungkin seorang Utusan Allah berzina?”,
Qarun berkata, “Kami memiliki saksi atas perbuatan kotormu itu.”.
Maka segera dihadapkan seorang wanita pelacur yang telah disuap oleh Qarun, dikatakan kepadanya,
“Beritahukanlah kepada kami apa yang telah Musa perbuat bersama mu malam itu”.
Musa menyahut lebih dulu, “Hai wanita, bersumpahlah engkau atas Nama Allah Yang Maha Esa dan bersaksilah dengan NamaNya yang maha suci.”.
Wanita pelacur itu tertegun dan malah meneteskan air mata dan berkata,
“Karena aku bersumpah atas Nama Allah maka akan aku katakan yang sebenarmya. Sesungguhnya Qarun telah menyuapku dengan harta yang sangat banyak agar aku memfitnahmu. Maka sungguh aku kini menyesali perbuatanku.”.
Musa kaget dan langsung tersungkur sujud ke tanah. Dia menangis mengadu kepada Allah atas kebejatan Qarun dan teman temannya.
Didalam sujudnya Musa alahissalam mendapat jawaban dari Allah, “Hai Musa untuk apa engkau menangis. Aku telah meridhoi apa saja yang hendak kau minta. Mintalah kepadaku maka Aku akan kabulkan”.
Lalu Musa berkata, “Telanlah mereka”.
Seketika tanah retak dan menelan kaki Qarun dan kaumnya hingga persendian.
Mereka berkata,” Hai Musa kami mengaku bersalah, hentikanlah azab ini”. Musa kembali berkata, “Telanlah mereka” maka tanahpun menelan mereka sampai lutut.
Kembali mereka berkata,” Hai Musa kami mengaku bersalah, hentikanlah azab ini”.
Musa alahissalam kembali berkata, “Telanlah mereka” maka tanahpun menelan mereka hingga ke perut.
Dan akhirnya Qarun beserta kaumnya yang telah melewati batas tertelan bumi. Mereka telah malampaui batas dalam melanggar hukum hukum Allah.
Para Nabi dan Rasul Allah utus ke dunia ini untuk membawa kepada keselamatan di dunia dan akhirat.
Adapun tantangan dan rintangan yang diperoleh para Nabi dan Rasul adalah sebagai rasa cinta Allah kepada utusanNya karena Allah hendak meninggikan derajat mereka setelah mereka diuji oleh berbagai halangan yang merintangi.
Semoga bila kita mendapat ujian dari Allah kita bisa melewatinya dan semoga derajat kitapun makin ditinggikan.Kepada Allah lah kita memohon