Jumlah kasus virus corona di Indonesia pada Senin (27/7/2020), bertambah sebanyak 1.942 kasus baru.
Dengan demikian total kasus di Indonesia tercatat telah mencapai 100.303, dan melampaui China sebagai negara pertama yang menjadi pusat wabah.
Merujuk data worldmeters, penambahan kasus di China sebanyak 68 kasus baru menjadi total 83.959. Dari jumlah keduanya terdapat selisih 16.344 kasus dari Indonesia.
Selain itu, jumlah kematian di Indonesia juga lebih banyak dibandingkan dengan China, dimana total angka kematian di Indonesia mencapai 4.838 orang, sementara China sebanyak 4.634 orang.
Indonesia juga masih di bawah China terkait jumlah pasien sembuh dari Covid-19 yakni total 58,173 sembuh, sementara China sebanyak 78,934.
Presiden Jokowi: Kita Siap Produksi 100 Juta Dosis Vaksin Corona per Tahun
Vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech, Ltd asal Cina telah tiba di Indonesia untuk diuji cobakan kepada sejumlah sampel di Tanah Air. Hal ini dilakukan oleh pemerintah bekerja sama dengan para ilmuwan.
Presiden Joko Widodo, kemarin, sudah menerima kedatangan tim uji klinis vaksin Covid-19 yang terdiri dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, PT Bio Farma (Persero) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Istana Merdeka, Jakarta.
"Uji klinis vaksin Covid-19? Ya. Kita akan melaksanakan uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga dengan melibatkan 1.620 sukarelawan. Hasilnya nanti akan dibandingkan dengan hasil uji klinis yang sama di berbagai negara," ungkap Jokowi dikutip dari laman Instagram pribadinya, Rabu (22/7/2020).
Menurut Jokowi, proses dan protokol fase uji klinis tersebut akan mendapatkan pendampingan ketat dari BPOM. Apabila dinyatakan lolos, BPOM akan mempercepat pemberian izin edarnya.
"Adapun produksinya sekali lagi, apabila uji klinis tahap ketiga ini berhasil, maka akan dilaksanakan oleh Bio Farma," ujarnya.
Menurut laporan yang saya terima, BUMN kita sudah siap memproduksi vaksin ini dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun, bahkan bisa ditingkatkan jadi 250 juta dosis," jelas Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, vaksin Covid-19 baru akan rampung pada awal tahun depan atau 2021.
Setelah itu barulah pemerintah melalui PT Bio Farma (Persero) akan mengedarkannya. Saat ini vaksin tersebut harus menjalani uji klinis tahap tiga terlebih dahulu. Jika sudah lulus uji barulah bisa diedarkan.
"Karena kita ketahui bahwa vaksin baru bisa beredar di awal tahun depan," ucapnya saat jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.
Sementara itu, PT Bio Farma (Persero) memprediksi harga jual vaksin Covid-19 yang akan mulai diproduksi massal tahun depan akan berkisar antara USD5-USD10 atau setara dengan Rp73.500-Rp 147.000 (kurs Rp14.700 per USD) per dosisnya. Hal tersebut setelah dilempar ke pasar.
Menurut Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto, harga ini masih perkiraan dan baru akan ditentukan ketika produksi sudah dimulai.