Diduga Santunan Bodong, Ribuan Anak Yatim Piatu Telantar dan Kelaparan, Kabar ini sontak mengejutkan warga Pandeglang
Bahkan, Ribuan anak yatim piatu dari sejumlah kecamatan di Pandeglang itu kelaparan selama satu hari karena ditelantarkan oleh pihak panitia.
Parahnya, panita tak kunjung datang dan akhirnya ratusan anak yatim piatu yang sedianya mendapatkan santunan, pulang dengan kekecewaan dan tangan kosong.
Tak tanggung-tanggung kabarnya sekitar 600 hingga 1000 anak yang datang.
Awalnya mereka diundang panitia tersebut dan dikumpulkan di Masjid Jami'atul Iqro di Kampung Laba, Desa Cikondang, Kecamatan Labuan pada Minggu (12/7/2020).
Ada dua orang panitia yang terlibat dalam pengumpulan anak yatim tersebut. Mereka adalah EJ warga Cigondang dan AA warga Kecamatan Panimbang.
Kepala Desa Cigondang Cepi Ahmad membenarkan peristiwa tersebut. Namun ia menyesalkan kejadian itu lantaran panitia tidak melakukan pemberitahuan ke pihak desa terlebih dulu. Cepi baru tahu setelah dihubungi oleh stafnya.
"Awalnya desa tidak tahu akan ada santunan anak yatim piatu itu, karena dari yang bersangkutan tidak pernah ada konfirmasi ke pihak desa dan ke Polsek Labuan," kata Cepi saat dikonfirmasi di Labuan, Selasa (14/7/2020).
"Saya tahunya sekitar jam 4 sore dari staf saya. Katanya ada anak yatim piatu yang dikumpulkan di kampung Laba yang dikumpulkan oleh EJ cs," sambungnya.
Setelah ke lokasi, Cepi begitu terkejut melihat kerumunan orang yang telah memenuhi areal masjid dan rumah-rumah warga.
Cepi memperkirakan ada sekitar 600 hingga 1000 orang yang kumpul, 200 orang diantaranya berasal dari Desa Cigondang.
Kebanyakan anak yatim piatu tersebut berasal Pandeglang Selatan atau dari Kecamatan Panimbang, Sobang, Cigeulis dan Cibaliung.
"Itu kurang lebih 600 hingga 1000 ribu. Kebanyakan dari (Pandeglang) Selatan yang dikumpulkan," ungkapnya.
Cepi sempat menanyakan ke para koordinator yatim piatu yang berasal dari Pandeglang Selatan terkait pemberitahuan kepada pihak desa setempat.
Dalih mereka sudah menyampaikan pemberitahuan. Padahal, kata Cepi, RT dan RW setempat pun tidak tahu-menahu.
"Saya langsung bicara dengan koordinator yang ada di wilayah selatan itu, (katanya) beliau itu sudah ada koordinasi padahal sama sekali tidak ada koordinasi (pihak desa). Bahkan RT dan RW setempat pun gak ada yang tahu ada santunan seperti itu," sesalnya.
Cepi mengaku tak tega melihat kondisi para anak yatim piatu yang dikumpulkan dari pagi hingga sore kelaparan karena tanpa diberikan konsumsi.
Sementara EJ, selaku pelaksana kegiatan, dikabarkan menghilang. Cepi juga tidak mengetahui aktivitas keseharian EJ walaupun ia sebagai warganya.
"Anak yatim piatu di kumpulkan dari jam 10 hingga EJ cs tidak muncul sama sekali dan anak yatim piatu itu telantar tidak dikasih minum, makan dan snack. Setelah saya turun ke lapangan melihat ke lokasi dan ternyata betul di situ banyak anak yatim piatu yang telantar. Dan saya tanya ke Babinsa, E tidak ada kabur," bebernya.
Lantaran tidak ada kejelasan, termasuk EJ yang tidak ada di lokasi, akhirnya Cepi berinisiatif untuk memulangkan mereka.
Bahkan keberadaan EJ hingga kini tidak diketahui. Bahkan, kata dia, tiga mobil bus yang digunakan untuk mengangkut anak-anak yatim pun belum dibayar.
"Sampai sekarang E tersebut tidak ada menghilang. Dari situ saya juga langsung mengambil keputusan untuk memulangkan warga tersebut. Saya langsung ke supir murni dan asli di situ. Saya tanya kepada mereka sewa mobil, katanya 6 juta," tandasnya.
Polisi Buru Pelaku
Petugas Polsek Labuan dan Polsek Panimbang, Polres Pandeglang, Banten saat ini tengah memburu panitia pelaksana santunan yang telah menelantarkan ribuan anak yatim di Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, beberapa waktu lalu.
Kapolsek Labuan, Polres Pandeglang, Kompol Nono Hartono mengakui pihaknya sedang menyelidiki keberadaan seorang warga Labuan berinisial EJ yang diduga telah menyebarkan berita acara santunan anak yatim piatu tersebut.
Selain itu, pihaknya juga telah meminta keterangan dari sejumlah warga sekitar dan perwakilan peserta santunan. Meski tidak ada laporan secara khusus dari warga, namun menurut Kompol Nono Hartono, pihaknya berkewajiban untuk melakukan penyelidikan terhadap dugaan kegiatan santunan bodong tersebut.
“Kalau laporan resmi tidak ada. Tapi kami tetap menyelidiki motif dibalik kegiatan santunan yang telah meresahkan masyarakat itu,” ungkap Kompol Nono Hartono di Mapolsek Labuan, Rabu (15/7/2020).
Nono menyebut, pihaknya tidak mendapat pembeirtahuan secara resmi terkait akan adanya kegiatan santunan yatim piatu yang melibatkan ribuan peserta.
Namun pihaknya mendapatkan informasi ada seorang donatur asal Kecamatan Panimbang berinisial AA yang akan menggelar santunan yatim di Desa Cigondang.
“Para anak yatim piatu dari sejumlah kecamatan berkumpul di salah satu masjid Desa Cigondang. Namun panitia maupun donaturnya tidak kunjung datang hingga sore, akhirnya peserta santunan memutuskan bubar dan pulang ke rumahnya masing-masing,” jelas Kapolsek.
Menurut Nono, kegiatan tersebut telah menimbulkan keresahan ditengah masyarakat. Karena ribuan anak yatim yang datang menjadi terlantar tanpa ada pihak yang bertanggungjawab.
Karena itu, pihaknya akan melakukan investigasi terkait dugaan adanya pihak-pihak yang hendak membuat keresahan masyarakat dengan dalih santunan.