Wahai istri, apa kesalahan suamimu hingga kau ingin berpisah? Apakah suami tak memberikan uang nafkah? Atau memukulmu di wajah?
Jika alasannya hanya tak cinta lagi, rasanya takkan ada pria yang bisa membuatmu cinta sampai mati, karena cinta itu bukanlah kondisi, melainkan masalah pilihan hati.
Atau kau hanya ingin bebas? Menjadikan semua aturan rumah tangga lepas, baru kau merasa puas, lalu apa bedanya kebebasan dambaanmu itu dengan binatang buas?
Betapa tidak bersyukurnya, sementara banyak wanita yang tak berjumpa pendamping hidupnya hingga di usia paruh baya, namun engkau membuat suamimu tersia-sia.
Simaklah apa yang Rasulullah katakan, tentang wanita yang menggugat cerai tanpa alasan yang dibenarkan:
“Wanita mana saja yg minta cerai (khulu’) dari suaminya tanpa alasan yg benar (syar’i), maka diharamkan baginya mencium bau harum Surga.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no.2055. Dan dinyatakan Shohih dalam Sunan Ibnu Majah).
Lihatlah wajah suamimu saat terlelap, tidakkah kau perlu meminta maaf? Saat matahari belum lagi merayap, ia telah siap, berangkat menyongsong setumpuk tugas yang seringkali membuat kepalanya serasa berasap.
Demi anak istri, mengais rezeki, lantas sang istri hanya mencaci, ketika diberikan uang gaji, merasa tak cukup dengan jumlah itu kebutuhannya terpenuhi.
Duhai istri, mohon sadari... betapa banyak wanita yang tak dinafkahi sama sekali, bahkan juga diselingkuhi, tapi masih memilih sabar dalam hati, karena paham ada yang lebih penting dicari, yakni ridho Ilahi.
Jika tetap kukuh ingin menggugat, kau harus selalu ingat, gugatlah saat suamimu bermaksiat, atau saat ia enggan melaksanakan shalat, dan tak mau bertaubat dari perbuatan zalim yang ia perbuat.
Jika tidak demikian... Jangan-jangan engkaulah yang akan mendapat laknat, dari Allah dan para malaikat. Maka jangan berharap bahagia kan kau dapat.
Tulisan ini hanyalah sebuah nasehat, semoga bisa menjadi pengingat...