Setiap pedagang tentu menginginkan jika dagangannya bisa laris dan mendapatkan keuntungan yang besar. Berbagai upaya pun dilakukan agar bisa menarik banyak pelanggan dan dagangannya laku keras.
Namun ternyata sebagian dari para pedagang ada yang menggunakan cara-cara terlarang oleh hukum maupun agama. Salah satunya seperti yang diceritakan oleh seorang wanita asal Malaysia bernama Nurul Kasmadillawati Zakaria.
Saat itu Nurul mendatangi sebuah rumah makan nasi lemak yang cukup terkenal di Kuala Lumpur bersama dengan temannya yang bernama Encik Hensem. Terlihat banyak orang yang mengantre untuk memesan nasi lemak tersebut. Padahal rasanya biasa saja dan bahkan harganya lebih mahal. Meski demikian Encim Hensem yang mengajak Nurul merasa bahwa itu wajar saja.
Ketika itu Nurul dan anak-anaknya mencri tempat duduk, sementara Encik Hensem ikut mengantre memesan. Ketika sudah mendapatkan tempat duduk dan melihat banyaknya orang yang mengantre, tiba-tiba Nurul mendengar karyawan yang berteriak, “Nasi habis, nasi habis.”
Namun yang aneh dan membuat Nurul enggan datang lagi ke rumah makan tersebut adalah saat melihat seorang karyawan pria menuju ke belakang dan membuka sebuah pintu toilet serta mengambil 1 periuk nasi. Di dalamnya juga terdapat beberapa panci yang sudah tersusun bertingkat yang kemungkinan besar berisi nasi.
Toilet tersebut berjenis jongkok dan terlihat oleh Nurul memang ada jamban di dalamnya, sedangkan panci-pancinya tertutup rapi. Nurul lantas mempertanyakan dalam hatinya motif menyimpan nasi di toilet. Meski tidak digunakan, toilet tetaplah toilet yang sudah dianggap tempat kotor.
Setelah melihat kejadian tersebut, Nurul bersama anak-anaknya kemudian mendatangi Encik Hensem dan menbatalkan pesanan. Namun karena sudah membayar dan makanan sudah dibungkus, nasi lemak itu pun dibawa pulang. Nurul sendiri enggan memakannya.
Esok harinya barulah Nurul menceritakan kepada Encik Hensem tentang apa yang dilihatnya. Sejak saat itu Nurul tidak mau lagi ke rumah makan tersebut dan merasa kasihan dengan orang yang mengantre di sana.
Nurul juga mengungkapkan ada beberapa ciri lain rumah makan yang menggunakan penglaris, diantaranya:
1. Pemiliknya tidak atau jarang melaksanakan sholat karena khadamnya akan merasa panas.
2. Pemilik warungnya akan menggunakan wafa’ atau mantra yang ditulis di kertas dan di kulit binatang. Meski menggunakan tulisan arab, namun tulisan tersebut tidak bisa dimengerti. Biasanya disimpan di bawah nampan tempat makan atau digantung layaknya ayat Qur’an.
3. Rumah makan yang menggunakan penglaris tidak memasang hiasan ayat Al Qur’an. Bahkan jika ada pembeli yang membaca Qur’an akan segera ditanya dan melarangnya. Karena jin khadam akan marah terutama ketika mendengar bacaan surat Al Mulk atau Al Jin.
4. Biasanya pembeli yang datang ke rumah makan berpenglaris akan memiliki selera yang besar. Namun ketika sudah membeli dan membawa pulang, makanan tersebut terasa basi dan rasanya tidak seperti saat makan di tempat. Jadi jin penglaris tersebut hanya membuat makanan nikmat saat disantap di tempat.
5. Warung berpenglaris juga sering menempelkan benda-benda yang tidak dimengerti maksud penempatannya untuk apa.
Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Rumah Makan Yang Pasang Penglaris Dan Jin Pesugihan