Menteri Agama Fachrul Razi menyebut sebelum pembatalan pemberangkatan jamaah haji Indonesia, Presiden Jokowi terus meminta dirinya untuk terus mengupayakan jemaah tetap berangkat.
"Saat saya melapor ke Bapak Presiden, Bapak Presiden sangat berharap jangan sampai batal lah kalau bisa," katanya, Selasa (9/6).
Permintaan presiden, menurut Fachrul, terus diupayakan pihaknya dengan memundurkan deadline pengumuman haji.
"Dulu kami berdasarkan perhitungan yang cermat kami memutuskan deadline pada 20 Mei dengan pertimbangan kita butuh dalam situasi Covid-19 ini butuh 14 hari isolasi di Indonesia kemudian 14 hari juga di Saudi Arabia sehingga butuh waktu karantina yang sangat panjang," ungkapnya.
Namun, akhirnya keputusan keberangkatan jemaah akhirnya dimundurkan hingga 1 Juni sesuai permintaan Jokowi.
Rentang waktu hingga 1 Juni itu digunakan Kemenag memperoleh kepastian dari Saudi terkait penyelenggaraan haji.
"Gimana kalau diundur pada awal Juni, 1 Juni, siapa tahu masih ada pengumuman Saudi untuk membuka. Saya bilang siap Pak (presiden), saya akan mengikuti permintaan beliau, sehingga kami kemudian kami membuat planning yang baru ya bagaimana caranya kami mencoba untuk mengantisipasi kegiatan kegiatan di Mina atau Arafah," terangnya.
Namun, hingga 1 Juni, tidak ada informasi lebih lanjut yang disampaikan pemerintah Saudi dan juga tidak ada persiapan signifikan di Mina dan Arafah.
"Kemudian kami memutuskan untuk supaya ada kepastian bagi jemaah supaya tidak menunggu. Sehingga kami umumkan kita nyatakan jemaah haji tahun ini dibatalkan keberangkatan," tandas Fachrul.