Hanya karena meminta beras kepada Kepala Desa untuk makan, Sukahar (67), warga Desa Talang Tua, Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, harus berurusan dengan polisi sektor setempat, Rabu (13/5/2020).
Sukahar dan beberapa warga dilaporkan oleh kepala desa ke polisi karena dianggap mencemarkan nama baik aparat desa setempat.
Sebab, peristiwa minta beras ke kepala desa dan ditolak, sempat diceritakan ke warga dan diunggah ke media sosial.
Mediasi dilakukan di kantor kepolisian, setelah musyawarah pemerintah desa setempat dan sejumlah warga tak membuahkan kata damai.
Kisah lelaki 67 Tahun inipun viral setelah salah satu pengguna media sosial menggungah kondisi dan keadaan Sukahar melalui akun Facebook.
Sukahar mengaku mengalami kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok saat Pandemi COVID-19. Puncaknya, dia mendatangi kepala desa untuk meminta bantuan beras.
Hal ini dilakukannya setelah mendapatkan informasi jika sejumlah warga mendapatkan Bantuan Sosial yang disalurkan Pemerintah Desa setempat.
"Saya minta secanting buat makan kepada Kepala Desa tidak dikasih. Saya minta kepada warga depan rumah sembari bercerita kekecewaan saya. Benar adanya apa yang ada di Facebook itu. Malah Bu Camat tadi pagi yang mengantar beras ke rumah saya," kata Sukahar di kediamannya.
Tak terima atas postingan salah satu warga di media sosial, pemerintah dan perangkat desa memanggil Sukahar dan 3 warga lainnya. Mereka dituding telah menyebarkan berita bohong yang tak memiliki sumber pasti.
Berjalan alot, saling tuding dan menyudutkan, musyawarah yang tak dihadiri Kepala Desa setempat tak menghasilkan kata sepakat. Hingga Polisi yang datang memilih melakukan mediasi di kantor Kepolisian.
"Pak Kahar merupakan penerima BNPT dan PKH. Jadi tidak mendapatkan bansos yang dibagikan Pemda. Iya sudah kita klarifikasi kedua belah pihak, termasuk postingan di medsos. Berdamai," tegas Kapolsek Padang Jaya, Iptu Didik Mujianto.
Sementara itu, Kepala Desa Talang Tua Susmo mengungkapkan, permasalahan ini mencuat dipicu tudingan warga yang menyebut jika perangkat desa mendapatkan bantuan sembako. Dirinya tak memberikan beras yang diminta karena Sukahar hanya menanyakan beras bantuan sosial.
"Karena dia datang ke rumah saya hanya menanyakan bansos sembako untuknya mana, ia saya jawab tidak ada. Sudah hanya disitu aja, nggak ada saya menolak dia meminta beras,” tepisnya.
Dirinya membantah jika Pemerintah Desa dituding tutup mata dengan kondisi Sukahar, yang hidup dengan di bawah kemiskinan.
Susmo menuturkan, Sukahar memiliki rumah yang saat ini dihuni oleh mantan istri dan anak-anaknya. Pondok yang dihuninya saat ini bukanlah rumah dan tanahnya.
Sukahar menempati rumah kayu berukuran 4 x 6 meter di lokasi kebun ubi kayu milik warga, tepat di Dusun II RT:1 Desa Talang Tua. Tak banyak dijumpai perkakas rumah tangga, hanya tempat tidur beralas tikar dan tungku kayu untuk memasak.
Salah satu warga, Sutrisno mengatakan, Sukahar hidup sebatang setelah pisang ranjang dengan istrinya beberapa tahun lalu.
Dirinya memberikan dukungan kepada keluarga Ana Setiawati yang telah mengunggah kondisi Sukahar ke media sosial agar mendapat perhatian.
Dukungan itu merupakan bentuk kekecewaan atas kinerja aparatur Desa setempat.
"Kita pakai nurani saja mas, dia minta beras untuk bertahan hidup bukan untuk kaya. Amburadul, sudah berapa Tahun Desa tidak memiliki Sekertaris. Mekanisme pemilihan perangkat Desa juga formalitas saja," cetus Sutrisno.
Pihaknya juga menanyakan, perubahan identitas Kartu Tanda Penduduk yang dipegang Sukahar. Dalam KTP tersebut terpampang status Sukahar dengan keterangan cerai mati.
Sementara itu, meski pisah ranjang baik istri dan Sukahar belum mengurus perceraian secara resmi hingga saat ini.
"Masih hidup istrinya, ada di Bengkulu. Ada perubahan data. Mekanisme pengurusan KK dan KTP tau sendiri lewat siapa, pasti lewat desa kan. Kades itu sudah jabat 2 periode ini. Dulu Kantor Desa malah jarang buka, kalo ada apa-apa harus ke rumah Kades," imbuh Sutrisno. (Baca juga: Polisi Bubarkan Konvoi Motor di Kayuagung)
Camat Padang Jaya, Syarifah Inayati tak menampik kondisi pemerintahan Desa Talang Tua. Pihaknya telah memerintahkan Kades untuk melakukan perekrutan Sekertaris Desa.
Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima salinan pelimpahan Kepala Dusun yang mengantikan kinerja Sekertaris Desa.
"Sudah dari lama mas kami minta mereka bentuk Timsel, tapi tidak ada laporan. Teguran lisan sudah, kami masih menunggu surat teguran tertulis yang kami kirimkan beberapa waktu lalu," jelas Camat
Disisi lain, mendapatkan kabar kondisi Sukahar, otoritas Kecamatan setempat langsung turun tangan menyalurkan bantuan bahan pangan ke kediamannya. Sejumlah bantuan swadaya masyarakat yang prihatin akan kondisinya mengalir.