Masjid di Pondok Paseban Arrosuli di Desa Keji Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, membuat inovasi berupa pembatas plastik antar-jamaah saat salat. Dengan cara tersebut, jamaah tak perlu khawatir terkena droplet yang memungkinkan penularan Covid-19. Selain itu, shaf shalat juga tidak perlu direnggangkan.
“Ini memang kita sengaja membuat batas plastik transparan di antara jamaah salat. Agar kita bisa salat jamaah tanpa saling berjauhan, namun protokol kesehatan tetap kita jalankan,” kata pengurus Pondok Arrosuli, Abdul Qodir, Sabtu (16/5/2020), seperti dikutip dari Sindonews.
Sindonews melaporkan, batas plastik dipasang mulai dari lantai hingga setinggi 190 sentimeter. Beberapa lembar plastik dipasang memanjang dari belakang imam hingga batas luar musala. Sementara jarak antarplastik sekitar 70 sentimeter.
“Untuk pemasangan plastik ini sudah kita perhitungkan, mulai tingginya itu berada di atas kepala kita. Sehingga bila ada jamaah yang batuk atau bersin, tak ada droplet yang muncrat ke jamaah di sebelahnya. Kalaupun kita senggolan dengan sebelah kan juga sudah terlindung plastik” jelas Abdul Qodir.
“Untuk lorong-lorong ruang plastik yang dipakai jamaah ini juga cukup nyaman untuk semua gerakan salat termasuk kita duduk bersila. Ukurannya sama persis dengan sajadah yang biasa kita gunakan,” lanjutnya.
Abdul Qodir juga menyampaikan, terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan shaf shalat mesti rapat dan lurus. Sebab, jika terdapat jeda atau renggang akan ditempati oleh setan. Maka, dengan penggunaan batas plastik, tak perlu ada jeda yang lebar antar-jamaah
“Yang terpenting adalah kita tetap bisa melaksanakan salat berjamaah sesuai aturan agama, namun kita tetap melaksanakan anjuran pemerintah. Aturan kesehatan tetap kita taati. Kita salat juga pakai masker, dan untuk wudhu sudah dilakukan jamaah dari rumah-masing-masing,” ungkapnya.
Menurutnya, batas plastik tak hanya digunakan sekali salat berjamaah. Pihaknya juga rutin menyemprotkan cairan desinfektan ke lembar-lembar plastik maupun lantai jika selesai menggelar salat berjamaah.
“Kita rutin penyemprotan desinfektan untuk antisipasi jika mungkin ada droplet yang tertinggal di plastik maupun lantai. Kita tetap jaga kebersihannya. Monggo jika ada yang mau menerapkan di tempat lain, caranya mudah dan enggak terlau mahal, dan bisa dipakai dalam jangka waktu lama,” ujarnya.
“Kita enggak tahu sampai kapan masa pandemi ini akan berakhir. Pemerintah kan juga bilang kalau kita mesti berdamai dengan Covid-19. Termasuk batas plastik ini juga sebagai upaya kita untuk berdamai dalam salat,” lanjutnya.
Seorang warga, Abdul Lathif, mengaku nyaman ketika mengikuti salat berjamaah yang menerapkan protokol kesehatan tersebut. Dia tak khawatir bakal terkena droplet, karena telah tertutup plastik di kanan maupun kirinya. []
SUMBER: SINDONEWS