Juru Bicara Pemerintah untuk Penangananan Corona. Achmad Yurianto dianggap melontarkan kata kata nyleneh ketika memberikan keterangan pers soal perkembangan kasus corona di Indonesia.
Pernyataannya itu pun sontak menjadi viral dan menuai kritikan dari rakyat Indonesia.
Dalam pernyataannya, Achmad Yurianto meminta orang kaya untuk melindungi orang miskin. dan juga meminta orang miskin agar tidak menularkan penyakitnya ke orang kaya.
“Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting,” kata Yuri.
Tuai Kecaman
Menanggapi hal itu, Ketua Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho mengecam pernyataan Achmad Yurianto.
“Tidak bisa dibayangkan seorang pejabat kemenkes yang ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah, tega mengatakan kata-kata yang diskriminatif terhadap warga miskin,” ujar Agung Nugroho lewat siaran persnya kepada awak media, Minggu, 29 Maret 2020.
Menurutnya, warga miskin yang tidak sekolah pun paham bahwa penyebab wabah virus corona ini adalah penyebaran dari wabah yang terjadi di Wuhan, Cina. Dan bisa menyebar karena kelalaian pemerintah yang tidak cepat tanggap dalam menyikapi wabah di Wuhan dengan masih membuka jalur penerbangan dan membiarkan wisatawan datang ke negeri ini.
“Achmad Yurianto itu sebagai pejabat pemerintah harusnya paham rangkaian penyebaran virus corona yang menulari ribuan warga negara Indonesia. Apakah mereka yang datang ke Indonesia lewat bandara itu orang miskin? dan apakah warga negara kita yang berpergian ke luar negeri dan pulang membawa oleh oleh virus itu adalah orang miskin?” tanya Agung.
Ia pun mengungkapkan bahwa tidak sepatutnya pejabat negara berlaku diskriminatif.
“Justru warga miskin adalah korban dari wabah virus corona akibat pemerintah lamban dalam melakukan penanggulangan wabah dan dampak kepada warga negaranya,” tegasnya.
Pemerintah Dinilai Kurang Tegas
Menurut Agung, pemerintah pusat tidak memiliki sikap yang pasti dalam penanggulangan wabah virus corona sejak pertama kali virus ini menginfeksi di tubuh warga negaranya, justru warga miskin yang menjadi korban.
“Mereka harus kehilangan penghasilan, makan tidak ditanggung negara, dan tidak ada jaminan kesehatan yang pasti jika dirinya menderita positif covid 19 karena kurangnya ruang isolasi yang disediakan pemerintah,” ujar Agung.
“Hampir setiap hari warga miskin dipertontonkan kesedihan, saudaranya yang harus diisolasi di rumah padahal terinfeksi virus corona. Masalahnya rumah mereka itu kebanyakan tidak memiliki ruang kamar tidur yang bersekat dan berpintu,” sambungnya.
Mereka warga miskin, menurut Agung Nugroho, tinggal di rumah kontrakan bulanan dengan kondisi rumah antara ruang tamu, kamar tidur dan dapur itu tanpa sekat.
Maka dari itu, kata Agung, jika mereka harus diisolasi mandiri di rumah, mereka tidak memiliki ruang khusus. Karena kamar tidur satu digunakan ramai-ramai dengan anak dan suami/istrinya.
“Jangan-jangan Achmad Yurianto menganggap warga miskin seperti toples kue lebar yang diisolasi dan ditaruh di meja ruang tamu,” ujar Agung Nugroho dengan nada kesal.
Jokowi Harus Evaluasi Kinerja Jubir Achmad Yurianto
Legislator DPR RI Komisi IX Nabiel Haroen menyatakan, Presiden Joko Widodo harus mengevaluasi kinerja juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto.
Menurut Haroen, Achmad Yurianto kerap melakukan blunder lewat pernyataannya.
Salah satunya yakni soal pernyataan Yuri antara si kaya dan si miskin saat konferensi pers di BNPB.
"Evaluasi itu penting, jangan sampai karena juru bicaranya salah ucap, salah omong, atau blunder, jadi mengganggu gerak tim," ujar Haroen, Minggu (29/3/2020).
Juru bicara dalam suatu tim, menurut Haroen, harus menyampaikan hal yang substantif dengan cara dan dalam situasi yang tepat.
"Ini penting digarisbawahi, bahwa saya sangat mengapresiasi kinerja tim medis yang bertugas siang malam, juga segenap instansi yang membantu untuk menangani Covid-19 ini," lanjutnya.
"Ini saatnya kita bergotong royong menghadapi wabah covid-19. Semuanya punya kewajiban dan tanggungjawab sesuai proporsi masing-masing. Penyakit tidak mengenal strata sosial dan bisa mengenai siapa saja," ujarnya.
Jubir Corona Akhirnya Jawab Kecaman
Akibat kegaduhan tersebut, Yuri menjelaskan bahwa pernyataan tersebut sama sekali tidak bermaksud merendahkan kaum miskin.
Dia mengatakan sejak awal dia sudah menyadari bahwa pernyataannya itu akan dipotong-potong dan diviralkan agar heboh dan membetot perhatian publik.
"Padahal, secara lengkap saya meminta orang kaya peduli sama orang yang harus bekerja harian di luar rumah, mereka rentan sakit," ujar Yuri saat dihubungi, Ahad, 29 Maret 2020.
Yuri lantas mencontohkan para pengemudi ojek online yang tetap harus melanglang aspal di tengah wabah Corona. Tentu mereka lebih rentan tertular virus Corona daripada para pekerja kantoran yang work from home.
Itu sebabnya, dia meminta 'Si Kaya' membantu 'Si Miskin' agar bisa beristirahat sejenak dan tak perlu bekerja di tengah wabah Covid-19.
"Maka saya ilustrasikan banyak orang kaya yang membantu kebutuhan sembako harian orang miskin sehingga mereka tidak perlu lagi keluar rumah. Itu akan mengurangi risiko ketularan penyakit," tutur Achmad Yurianto.