Arahan sejumlah Pemerintah Daerah dan Provinsi untuk mengkampanyekan ‘lebih baik di rumah’ ketika menghadapi virus corona dikhawatirkan oleh berbagai pihak, sebab kampanye tersebut tak diiringi dengan penutupan tempat wisata dan rekreasi.
Kebijakan sejumlah kepala daerah, baik Gubernur maupun Bupati yang meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mencegah penyebaran virus corona dinilai tidak disertai dengan tujuan konkret yang ingin dicapai.
Hal ini terlihat ketika sejumlah tempat wisata di DKI Jakarta ditutup per Sabtu 14 Maret 2020.
Berdasarkan data, kendati kunjungan ke Bogor dan Puncak berkurang dari weekend sebelumnya, namun bukan warga Indonesia namanya jika tak memiliki jiwa nekat dan humor yang tak terbatas dalam diri mereka.
Realitanya, tetap saja banyak warga Jakarta yang justru memanfaatkan kesempatan "liburan tak terduga" ini untuk menyerbu sejumlah tempat wisata, seperti di kawasan Bogor, Jawa Barat, yang belum ditutup.
Padahal arahan untuk lebih baik di rumah ini ditujukan agar masyarakat benar-benar meningkatkan kesadaran tentang bahaya penularan virus corona ketika mengunjungi kerumunan orang.
Berdasarkan keterangan General Manager Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Emeraldo Parengkuan, disitat WE, Senin 16 Maret 2020, pada weekend kemarin, mereka menerima banyak sekali rombongan wisata dari Jakarta.
“Kami kemarin menerima rombongan dari masyarakat dan perusahaan untuk pemesanan tiket dalam jumlah skala banyak. Pengunjung menanyakan apakah Taman Safari buka? Mereka bilang karena Ancol dan lokasi wisata lain tutup, sehingga rombongan melimpah ke sini,” katanya.
Weekend kemarin, kata dia, tutup tempat wisata memang diakui belum dilakukan di wilayah Jawa Barat.
“Kami buka seperti biasa, kalau weekend jam 08.00 pagi sampai jam 17.00 sore, hari biasa jam 08.30. Sejak dari dari berita virus ini dari mana-mana kita buka seperti biasa. Pengunjung tetap ada, beberapa group berdatangan, kita juga sudah mengikuti anjuran pemerintah, kita sudah siapkan,” katanya.
Sementara itu Nihayatul Wafiroh, Wakil Ketua Komisi IX DPR mengatakan Pemerintah diminta untuk melakukan kebijakan yang konkret dan terstruktur dalam rangka meliburkan anak sekolah selama dua pekan.
Kata dia, selama dua pekan itu, pemerintah harus jelas menjabarkan target dan langkah konkret apa yang ingin dicapai.
Ninik, panggilan akrabnya, mengatakan masih banyak kebijakan-kebijakan terkait pencegahan penyebaran virus corona yang bersifat kedaerahan dan sektoral, belum terpusat.
Seperti kebijakan yang diambil belum diikuti dengan kebijakan pendukung lain. Misalnya kebijakan peliburan anak sekolah, tidak diikuti dengan larangan bepergian atau tutup tempat wisata dan keramaian.
“Jadi libur anak sekolah itu malah seperti liburan gratis karena orang-orang yang tidak tahu malah bepergian,” katanya.