Nilai tukar riyal melesat naik tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin (23/3/2020) hingga akhirnya mencetak rekor terkuat sepanjang sejarah Rp 4.425/SAR.
Level tersebut merupakan level tertinggi intraday kemarin, sebelum akhirnya terpangkas dan mengakhiri perdagangan Senin di level Rp 4.405/SAR, menguat 4,11%.
Sementara pada hari ini, Selasa (24/3/2020) riyal melemah 0,61% ke Rp 4.378/SAR pada pukul 8:17 WIB di pasar spot, sebagaimana dilansir dari data Refinitiv.
Wabah virus corona atau COVID-19 menjadi pemicu buruknya kinerja mata uang rupiah. Kekhawatiran akan terjadinya resesi global memicu capital outflow dari Indonesia akibat aksi jual di pasar saham dan obligasi.
Berdasarkan data dari RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih secara year-to-date (YTD) hingga Senin kemarin sebesar Rp 10,22 triliun di all market.
Sementara di pasar obligasi, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sepanjang tahun ini hingga 18 Maret, terjadi capital outflow sebesar Rp 86,49 triliun.
Akibatnya, rupiah yang sebelumnya menyentuh level terkuat 2 tahun melawan riyal di bulan Januari lalu berbalik terus merosot hingga menyentuh level terlemah sepanjang sejarah Senin kemarin.
Indonesia dan Arab Saudi juga tidak lepas dari pandemi corona. Hingga saat ini di Indonesia sendiri sudah ada 579 kasus positif corona, dengan 49 orang meninggal dunia dan 29 orang dilaporkan sembuh.
Jumlah tersebut diprediksi masih akan terus bertambah, bahkan cukup signifikan mengingat pemerintah akan melakukan rapid test.
Sementara di Arab Saudi ada 562 kasus, dengan 19 orang dinyatakan sembuh, dan tidak ada korban meninggal dunia.