Angka penderita virus corona (COVID-19) di Indonesia per tanggal 24 maret 2020 sudah mencapai 686 orang dan 55 lainnya meninggal dunia. Namun hingga sekarang, pemerintah belum juga menerapkan kebijakan lockdown untuk menekan penyebaran corona.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun turut angkat suara. Menurut Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban, pihaknya setuju jika lockdown diterapkan.
“Sangat setuju banget lockdown dan minta segera, itu penting,” ucap Zubairi kepada wartawan, Minggu (22/3).
IDI memahami pemerintah alergi dengan istilah lockdown. Maka tak masalah Jokowi tak menggunakan istilah lockdown, tapi penerapannya sama yaitu membatasi bahkan mengisolasi warga di rumah.
"Artinya yang penting adalah kan sudah disarankan bekerja dari rumah, sekolah-sekolah sudah ditutup. Jadi menurut saya istilahnya karena mungkin agak alergi dengan istilah lockdown ya, ganti saja dengan yang lain," tuturnya.
IDI menyoroti imbauan social distancing yang ternyata tak disiplin diterapkan masyarakat. Jika terus dibiarkan, maka upaya pencegahan corona bisa gagal.
"Perilaku ini penting karena kalau ini tidak mengikuti anjuran pemerintah maka bisa gagal. Jadi saya kira itu yang utama. Jadi kalau itu dikerjakan, katakan lockdown itu tadi sama dengan tinggal dirumah, ya sudah tinggal di rumah saja, kan sama dengan lokdown," tuturnya.
"Itu istilah lain saja, lockdown kecil lah. Jadi kalo lock down bagus, tidak lockdown asal isunya sama aja ya enggak apa-apalah," imbuhnya.
Jokowi Beberkan Alasan Tolak Lockdown
Desakan kepada Presiden Joko Widodo agar segera menerapkan lockdown baik skala kota atau negara, terus bergulir demi mencegah penyebaran virus corona.
Namun Jokowi bersikeras menolak opsi lockdown. Dalam rapat terbatas bersama gubernur, Jokowi mengatakan opsi lockdown tak bisa samakan Indonesia dengan negara lain.
"Ada yang tanya kepada saya kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan. Perlu saya sampaikan bahwa setiap negara memiliki karakter berbeda-beda, budaya berbeda, memiliki kedisiplinan berbeda. Oleh sebab itu kita tidak memilih jalan itu," ucap Jokowi dalam ratas online, Selasa (24/3).
Jokowi mengaku sudah mempelajari dan memiliki analisis dampak dari lockdown setiap negara, hasilnya Indonesia tidak perlu menerapkan hal yang sama.
"Kebijakan mereka apa, hasilnya apa, semua dari Kemlu lewat Gugus Tugas yang ada terus kita pantau setiap hari, sehingga di negara kita yang paling pas adalah physical distancing, menjaga jarak aman itu paling penting," bebernya.
Jokowi meyakini jika jaga jarak antar orang tertib dilakukan, maka penyebaran corona bisa dicegah dan karena itu opsi lockdown menjadi tidak perlu.
"Saya kira kedisiplinan untuk isolasi itu penting," tuturnya.