Dosa Maksiat di Bulan Ramadhan
Assalamualaikum, Saya pernah mendengar, maksiat sekali, dicatat dosa sekali. Beramal sekali, dicatat pahala 10 kali. Apa itu benar?Lalu apa maksud maksiat yang dilakukan di bulan ramadhan, dosanya lebih besar?
Tolong pencerahannya tadz…
Jawab:
Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Apa yang anda sampaikan, pernah disebutkan dalam sebuah riwayat hadits dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
“Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Ahmad, 2881, Bukhari 6491 dan Muslim 130)
Dalam masalah pahala, memang tidak bisa kita hitung secara matematika. Namun dalam hadits di atas, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memastikan bahwa maksiat yang dilakukan hamba sekali, tidak digandakan dosanya. Tapi ditulis sekali. Sebagai pembenar bahwa Allah tidak mendzalimi hamba-Nya.
وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ
Allah sama sekali tidak berkehendak untuk mendzalimi seluruh alam. (QS. Ali Imran: 108)
Manusia yang tinggal di dunia, termasuk bagian dari alam itu.
Maksiat Di bulan Ramadhan, Dosanya Lebih Besar?
Ada kuantitas, ada kualitas.
Si A dan si B melakukan satu maksiat yang sama. Masing-masing mendapatkan satu dosa.
Apakah kita bisa memastikan bahwa nilai dosa keduanya sama?
Tentu saja tidak. Ada banyak faktor yang menyebabkan nilai dosanya berbeda. Sehingga bisa jadi yang satu mendapatkan dosa sebesar kerikil, sementara satunya mendapat dosa seukuran mobil. Semua kembali kepada latar belakang masing-masing ketika berbuat dosa.
Kita meyakini amal shaleh di bulan ramadhan, pahalanya dilipatgandakan. Dan kita juga perlu memahami bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan manusia di bulan ramadhan, dosanya juga lebih besar dibandingkan jika dilakukan di luar bulan ramadhan. Bisa jadi, tetep dapat satu dosa, tapi nilainya lebih besar dibandingkan ketika maksiat itu dilakukan di luar ramadhan.
Syeikh Taqiyuddin mengatakan, maksiat yang dilakukan di waktu atau tempat yang mulia, dosa dan hukumnya dilipatkan, sesuai tingkatan kemuliaan waktu dan tempat tersebut. (al-Adab as-Syar’iyah, 3/430).
Ada banyak dalil yang mendukung kaidah ini. Diantaranya, firman Allah,
وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Siapa yang bermaksud di dalamnya (kota Mekkah) untuk melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” (QS. al-Hajj: 25)
Kita bisa perhatikan, baru sebatas keinginan untuk melakukan perbuatan dzalim di tanah Haram Makkah, Allah beri ancaman dengan siksa yang menyakitkan.
Alasannya, karena orang ini melakukan kedzaliman di tanah haram, berarti bermaksiat di tempat yang mulia. Yang dijaga kehormatannya oleh syariat. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 535).
Demikian pula, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan kota Madinah. Beliau mengatakan,
الْمَدِينَةُ حَرَمٌ ، مَا بَيْنَ عَائِرٍ إِلَى كَذَا ، مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا ، أَوْ آوَى مُحْدِثًا ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ، لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلاَ عَدْل
“Madinah adalah tanah haram, dengan batas antara bukit Ir sampai bukit itu. Siapa yang berbuat kriminal di sana atau melindungi pelaku kriminal, maka dia akan mendapat laknat Allah, para Malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima amal sunah maupun amal wajibnya.” (HR. Ahmad 1049 dan Bukhari 1870)
Beliau memberikan ancaman sangat keras, karena maksiat ini dilakukan di tanah haram, yang dimuliakan oleh syariat.
Kembali kepada pembahasan 'Dosa dan Maksiat di bulan Ramadhan'. Mengapa dosanya lebih besar?
Karena orang yang melakukan maksiat di bulan ramadhan, dia melakukan dua kesalahan,
Pertama, melanggar larangan Allah
Kedua, menodai kehormatan ramadhan dengan perbuatan maksiat yang dikerjakannya.
Ini memberikan kita pelajaran agar semakin waspada dengan yang namanya maksiat di bulan ramadhan. Di samping maksiat itu akan merusak puasa yang kita kerjakan, sehingga menjadi amal yang tidak bermutu.
Wallahu a’lam.