Hijir ismail adalah bagian dari dalam Kakbah, oleh karena itu, yang shalat maupun tertidur di dalamnya, sama dengan shalat atau tertidur di dalam Kakbah. Untuk dapat merasakan shalat apalagi tertidur di area hijir ismail bukan perkara mudah, selain terus dijaga asykar atau polisi penjaga Masjidil Haram, juga selalu padat oleh jemaah.
Namun, pria asal Kota Banjarmasin ini justru sempat merasakan tertidur di daerah hijir ismail yang berarti tertidur di dalam Kakbah. “Ketika itu kami hendak mencium Hajaral Aswad. Setelah lama berdesak-desakan, sampailah saya persis di depan batu surga itu. Tapi ketika hendak menciumnya saya pingsan, mungkin karena sudah sangat lelah berdesakan,” cerita pengusaha ini mengenang pengalaman tak terlupakan itu. Ia berangkat haji bersama istri beberapa tahun lalu.
Dalam kondisi pingsan itu, dia digotong asykar lalu diletakkan di area hijir ismail menunggu sadar sampai beberapa lama.
“Menurut istri sampai sekitar satu jam saya tertidur di sana. Ketika waktu Zuhur hendak tiba asykar membangunkan saya dengan seember air yang rencananya hendak disiramkannya ke saya. Tetapi Allah berkehendak lain, sebelum disiram saya sudah terbangun,” ujar ayah tiga anak ini.
Dalam tidur itulah dia bermimpi melihat kembali rekaman hidup dan bertemu dengan sahabatnya yang ada di Banjarmasin.
“Mimpinya aneh, saya seperti melihat rekaman hidup saya di masa lalu dan tiba-tiba melihat seorang sahabat lama akan menembak saya. Memang dia seorang polisi, tetapi justu ketika akan ditembak itulah saya terbangun sehingga tidak jadi disiram asykar. Alhamdulillah, selamat dari siraman, yang penting pernah tidur di dalam Kakbah karena hijir ismail adalah bagian dalam dari Kakbah.” ujarnya.
Yang penting lagi, Ia dapat melihat rekaman hidup, catatan hidup, yang kelak juga akan dihitung baik dan buruknya pada hari perhitungan. Sejak itu ia mengaku merasa harus hati-hati dalam setiap langkah karena ada rekaman hidup yang mencatat amalnya.