Kisah Haji: Kejadian Aneh di Muzdalifah

Kisah Haji: Kejadian Aneh di Muzdalifah

Kisah Haji: Kejadian Aneh di Muzdalifah


Setiap orang yang berangkat haji pasti menyisakan cerita yang unik dan kadang aneh yang kesemuanya adalah wujud kebesaran Allah yang memiliki Qudrah dan iradat atas hamba-hambaNya.

Saya dan keluarga berkesempatan untuk mengikuti haji luar negeri tahun 2005 bersama rombongan lainnya yang dikelola oleh Konsulat RI di Jeddah dengan waktu sangat singkat 12 hari. Namun demikian apa yang menjadi wajib, rukun dan sunah haji tetap dapat dipenuhi dalam ritual haji yang singkat itu.

Pada tanggal 9 Zulhijah, kami berkesempatan melaksanakan wukuf di Arafah, berdiam di tenda untuk banyak melakukan amalan shalat, dizikir dan banyak membaca Al Quran. Selesai shalat Isha berjamaah diumumkan bahwa kami diminta berangkat menggunakan bis untuk melanjutkan tahap haji yakni bermalam di Muzdalifah. Setibanya di Muzdalifah kami di perbolehkan turun untuk mengambil kerikil atau batu kecil untuk persiapan melempar jumrah secukupnya.

Di Muzdalifah kami memang tidak menginap hanya tinggal di bus beberapa saat menunggu lewat tengah malam untuk bergerak melakukan thawaf Ifadah ke Mekah. Saat bermalam itu ada ketergesaan dari pimpinan rombongan untuk berangkat lebih awal tidak usah menunggu lewat tengah malam. Pimpinan rombongan menyampaikan kalau lebih cepat tiba di Mekah, akan lebih sepi karena sebagian jamaah bergerak ke Mina untuk melempar jumrah setelah dari Muzdalifah itu.

Kami semua setuju atas arahan pimpinan rombongan. Saat supir hendak menstater bis, beberapa kali tidak nyala dan karena dipaksakan kunci bispun patah. beberapa saat kami serombongan pun panik dan waktu menunjukkan masih jam 11.30 belum lewat tengah malam.

Supirpun segera mencari kunci cadangan dan sulit ditemukan dalam keadaan panik serupa itu. Kami pun panik kuatir karena tidak dapat mengikuti rukun haji dan ka’bah sudah terlanjur penuh oleh jamaah haji lainnya yang bergerak kesana. Dalam keadaan seperti itu tampak aslinya setiap jamaah ada yang marah marah, ada yang mengeluh, ada yang pasrah, ada yang tetap sabar dan terus berdzikir, pokoknya macam macam reaksinya. Namun saya kala itu sadar dan menganggap ini disinilah ujiannya saat berhaji

Nampak beberapa bis telah bergerak mendahului kita meninggalkan bis kami yang masih berkutat mencari kunci cadangan. Hampir 30 menit lebih kunci di cari dan akhirnya ditemukan dan posisi jam menunjukkan 00.05. Kami gembira bukan kepalang dengan ditemukan kunci cadangan bis itu. dan bispun siap berangkat.

Bispun distater dan seperti awalnya suasah beberapa kali,, tetapi akhirnya berhasil hidup dan posisi jam 00.15. Kamipun berangkat keluar dari Muzdalifah menuju Ka’bah. Rute menuju Mekah masih lengang dan supir sangat hapal situasi jalannya dan tidak berapa lama kamipun bersyukur tiba di Mesjidil Haram dan kami berhamburan keluar menuju ka’bah. Segera kami lakukan tawaf dan memang benar jamah haji belum banyak sehingga kami serombongan dapat leluasa dan khusyuk melaksanakan tahwaf, lalu sa’i dan diakhiri dengan tahalul.

Kami mengambil hikmah dari kejadian itu bahwa kami serombongan itu memang tidak diizinkan Allah untuk berangkat lebih awal di Muzdalifah. Karena memang rukunnya harus bermalam di Muzdalifah makanya bispun baru bisa bergerak setelah lewat tengah malam. Kami bergumam : “Ada saja cara hambatannya dengan kunci yang tiba tiba patah”. Subhanallah Ya Rabb

Wallahu a’lam.
Next article Next Post
Previous article Previous Post