Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ustadz, saya sedikit mau bercerita tentang masalah hidup saya. Dengan rasa menyesal, saya pernah melakukan zina ustadz. Saya ingin bertaubat. Sampai akhirnya saya menjauhi lelaki itu dan saya mulai berjilbab. Memang susah merubah diri ke yang lebih baik. Tapi mohon bantuannya, bagaimana saya taubat?
Meskipun saya berdoa untuk meminta pengampunan Allah, hati saya masih ragu jika saya akan diampuni dosa-dosa yang telah saya perbuat. Terima kasih ustadz, saya harap pertanyaan saya ini dijawab.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh (NN, Bandung)
Jawaban :
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Saudariku yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala, kami senang Anda telah berupaya untuk bertaubat dan memperbaiki diri setelah melakukan dosa besar, dalam hal ini zina.
Tiga hal pokok yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin bertaubat secara sebenarnya (taubat nasuha) adalah benar-benar menyesali dosa yang telah dilakukan, memiliki komitmen untuk tidak pernah sekalipun mengulangi lagi dosa tersebut serta sebagai penyempurna taubat, hendaknya orang yang bertaubat mengisi hari-hari setelah taubatnya dengan memperbanyak amal shalih dan berkumpul dengan orang shalih yang mampu memotivasinya dalam kebaikan.
Keputusan Anda untuk mengambil jarak dengan orang yang pernah berzina dengan Anda menurut kami sduah tepat. Kami berdoa pula, upaya Saudari untuk menyempurnakan diri dalam melaksanakan ajaran syari'at Islam juga diberi keistiqomahan.
Bila tiga unsur pokok dalam taubat seperti yang disebutkan diartas sudah dipenuhi, maka insya Allah taubat seseorang akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Setiap orang memiliki masa lalu tersendiri. Bila masa lalu itu kelam adanya, maka sudah selayaknya kita membuka lembaran baru yang jauh lebih baik, lebih taat pada ajaran agama Islam.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" (TQS An-Nisa :48)
Oleh karena itu, jangan pernah ragu akan kemurahan Allah karena pintu taubat tetap terbuka bagi hamba yang benar-benat tulus untuk kembali kepada-Nya.
Ihdina ash-shiratal mustaqim. Semoga Allah senatiasa memberikan taufik kepada kita untuk senantiasa berada di jalan-Nya yang lurus.
Wallahu a'lam