Kelompok teroris menyerang sebuah masjid di wilayah utara Sinai pada hari Jumat (24/11/2017), mereka meledakkan bom dan menembaki para jamaah dan ambulans. Media pemerintah melaporkan serangan itu mengakibatkan 235 orang meninggal dunia.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi berdarah tersebut. Namun, sejak tahun 2014 pasukan keamanan Mesir telah berjuang melawan sebuah kelompok afiliasi ISIS yang berada di utara Sinai, di mana mereka telah membunuh ratusan polisi dan tentara.
Media pemerintah menunjukkan gambar korban dan tubuh korban yang berlumuran darah ditutupi selimut di dalam masjid Al Rawdah di Bir al-Abed, sebelah barat kota El Arish.
Selain menewaskan 235 orang, serangan itu juga menyebabkan lebih dari 200 orang terluka.
"Mereka menembaki orang-orang saat mereka meninggalkan masjid. Mereka juga menembaki ambulans," seorang penduduk setempat yang kerabatnya berada di lokasi kejadian mengatakan kronologi kejadian bom tersebut.
Saluran berita Arabiya dan beberapa sumber lokal mengatakan beberapa jamaah yang berada di masjid tersebut adalah jamaah sufi yang dianggap murtad oleh kelompok ISIS, mereka menganggap kaum sufi sama saja menyembah berhala.
Presiden al-Sisi, mantan komandan angkatan bersenjata yang menghadirkan dirinya sebagai benteng pertahanan terhadap militan Islam ketika mengetahui berita tersebut langsung mengadakan pertemuan darurat dengan menteri pertahanan dan menteri dalam negeri serta kepala intelijen negara, kata halaman kepresidenan presiden dan televisi pemerintah mesir.
Presiden Sisi mengatakan "serangan teroris kejam penuh dosa ini hanya menambah kekuatan, resolusi dan persatuan kita dalam perang melawan terorisme" dan berikrar "kita akan merespons kelompok ekstremis dan teroris minor ini."
Pemerintah juga mengumumkan tiga hari berkabung atas serangan brutal tersebut.
MUI Kecam Aksi Bom Mesir
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras pemboman disertai penembakan jamaah masjid di Provinsi Sinai utara, Mesir, yang tengah melaksanakan shalat Jumat.
"Pembunuhan itu sangat keji dan biadab," kata Sekretaris MUI Kabupaten Lebak, KH Akhmad Khudori saat dihubungi di Lebak, Jumat.
Pemboman masjid itu tidak berprikemanusian karena para korbannya sedang menunaikan shalat Jumat. Peristiwa pemboman masjid yang sedang melaksanakan shalat Jumat hingga menewaskan sebanyak 155 jamaah dan kemungkinan korban terus bertambah. Selain itu juga ratusan jamaah lainnya mengalami luka-luka.
Pemboman disertai penembakan kepada warga yang tidak berdosa dan bersalah tentu dosa besar. Oleh karena itu, umat Muslim Kabupaten Lebak dan Indonesia mendoakan agar almarhum diterina di sisi Allah SWT dan diberikan tempat yang layak yakni surga. Sebab, para jamaah yang meninggal dunia itu tengah melaksanakan perintah Allah SWT untuk menunaikan salat Jumat.
"Kami mengutuk keras pelaku pemboman dan penembakan itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemboman disertai penembakan masjid di Mesir jangan sampai terjadi di Tanah Air. Selain itu juga petugas pengamanan dan masyarakat harus waspada terhadap penyebaran paham radikalisme.
"Kami minta warga agar menjaga keamanan lingkungan guna mencegah adanya paham radikalisme juga terorisme," katanya.