Saat ini ada tuduhan yang dialamatkan kepada dai-dai yang mendakwahkan Islam. Apalagi jika sudah berbicara tentang pemimpin muslim. Mereka dituduh anti kebhinnekaan.
Ustadz Abdul Somad pun tidak lepas dari tuduhan itu. Pada Juni lalu, Ketua Pembela Kebhinnekaan Indonesia sempat akan melaporkan Ustadz Abdul Somad ke polisi dengan tuduhan anti kebhinnekaan.
Beberapa hari terakhir juga beredar ultimatum kepada Ustadz Abdul Somad untuk tidak mendakwahkan hal-hal yang bertentangan dengan kebhinnekaan. Namun, Abu Janda mengatakan ultimatum yang mencatut namanya itu hoax.
Dalam ceramahnya di Pontianak dan diunggah oleh fan page Jama’ah Ustadz Abdul Somad, Rabu (8/11/2017), Ustadz Abdul Somad menyinggung tentang tuduhan anti kebhinnekaan.
Ustadz Abdul Somad mengajak umat Islam agar mengajarkan sejarah Islam dan para ulama kepada anak-anak sebagai generasi masa depan.
“Anak cucu kita harus tahu sejarah itu. Jangan sampai ketika nanti diteriakkan, ‘Syariat Islam, Pemimpin Islam, Allahu Akbar’ tiba-tiba anak keponakan kita malah berbisik, ‘anti kebhinnekaan.’” Ustadz Abdul Somad mengingatkan.
Ustadz Abdul Somad pun mengambil perbandingan, non muslim yang memegang pilihan berdasar agama mereka tidak dituduh anti kebhinnekaan. Contohnya masyarakat Bali saat menolak Ahok usai kalah di Pilkada DKI Jakarta.
“Sedangkan Bali tidak mau menerima Ahok padahal sama-sama tak sunat,” lanjut Ustadz Abdul Somad.
Masyarakat Bali waktu itu, kata Ustadz Abdul Somad, memang tidak menolak Ahok karena kafir. Mereka menggunakan istilah lain yang lebih lembut. “Kalau ada orang Bali ya orang Bali saja,” kata Ustadz Abdul Somad menirukan alasan mereka.
Jadi, memilih berdasarkan agama dan berupaya mengamalkan ajaran agama serta mendakwahkannya bukanlah anti kebhinnekaan.
___
isi ultimatum yang beredar di media sosial:
Ultimatum Buat Ustad Abdul Somad Lc…
Kami dari ormas Banser yang bernaung di bawah Ansor menyatakan bahwa... jikalau ustad Abdul Somad nanti ingin bertablik akbar di BALI, ustad Abdul Somad harus menandatangani surat perjanjian di mana surat perjanjian itu akan tertulis sebagai berikut:
1. Saudara tidak boleh memberikan ceramah anti Pancasila
2. Saudara juga tidak boleh melangggar Arti ke Bhinekaan
3. Saudara tidak boleh berceramah atau Menyampaikan tausyiah dengan menggunakan pengerah mixropon atau pengerah suara lainnya. Karena akan mengganggu umat lain nya yg beribadah di tempat tersebut (BALI)
4. Saudara tidak di perkenankan atau mengucap kan usur radikal saat bertausyiah
5. Saudara harus siap kami kawal atau kami beking di Bali nantinya*
Demikian isi surat pernyataan tersebut
Kami dari Ansor dan Banser menunggu respon anda.
Abu Janda alias Permadi Arya membantah jika dirinya membuatultimatum tersebut. Menurutnya, ultimatum itu adalah hoax karena akun Permadi Banser bukanlah miliknya.
Akun resmi Abu Janda, akunya, hanya ada dua.
“Saya hanya punya 2 akun. 1. PAGE Ustad Abu Janda, follower 320 ribu https://www.facebook.com/ustadabujanda
2. TWITTER Ustad Abu Janda, follower 11 ribu https://twitter.com/ustadabujanda,” tandasnya melalui akun fan page resmi.
“Saya tidak punya akun selain 2 akun di atas. Termasuk akun instaggram IG Ustad Abu Janda bukan dikelola oleh saya,” katanya.