Innalillahi, Hendak Antar Tetangga ke Rumah Sakit, Mobil Dilempar Batu,1 Korban Meninggal Dunia

Innalillahi, Hendak Antar Tetangga ke Rumah Sakit, Mobil Dilempar Batu,1 Korban Meninggal Dunia

Kejahatan di jalanan yang semakin marak akhir-akhir ini memang sangat meresahkan masyarakat. Baru-baru ini terjadi aksi pelemparan batu di jalanan Probolinggo mengakibatkan seorang korban meninggal dunia. Minggu dini hari (22/10), aksi pelemparan batu itu merenggut nyawa sang sopir, Sulhan, 47, warga Kramatagung, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo.


Innalillahi, Hendak Antar Tetangga ke Rumah Sakit, Mobil Dilempar Batu, 1 Korban Meninggal Dunia



Ia menjadi korban pelemparan batu saat mengemudikan mobilnya di jalan Kedungsupit, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo.

Dari beberapa sumber yang dihimpun, aksi tersebut terjadi sekitar pukul 01.00, dini hari.

Dini hari itu, Almarhum Sulhan hendak mengantar anak tetangganya ke RSUD dr Mohamad Saleh. Ia mengendarai mobil Suzuki Carry ber plat nomor N 692 NH.

Dalam mobil yang dikendarai Sulhan, terdapat 7 orang yang menumpanginya.

Mereka berangkat dari rumah sekira pukul 00.00. Ketika sampai di tempat kejadian, ruas jalan terlihat sepi.

Mobil itu melaju dalam kecepatan 30-40 meter per jam. Tiba-tiba saja, sebuah motor yang ditumpangi 2 orang dengan memakai helm teropong, melaju kencang dari arah berlawanan.

Tiba-tiba, Braakk!!!. Batu bekas cor dihantamkan pemotor ke kaca mobil. Batu itu menghancurkan kaca dan tepat mengenai dada Sulhan.

“Saat itu saya berada di kursi paling belakang. Tiba-tiba saya mendengar bunyi yang sangat keras,” kata Romli yang ikut dalam rombongan mobil itu.

Romli mengaku kaget dengan peristiwa tersebut. Ia tak menyangka, batu cor itu menembus kaca dan menghantam dada tetangganya. “Itu dadanya patah akibat lemparan batu. Kemudian ia tidak bisa menggerakkan tangannya. Mobil pun berjalan miring ke kanan dan menabrak warung,” ujarnya.

Saat itu, Kusnadi sempat menanyakan pada Sulhan, tentang apa yang baru saja terjadi.

“Apah lek (ada apa dik, Red)?” kata Romli menirukan perkataan Kusnadi.

Saat itu, Sulhan sempat menjawab pertanyaan Kusnadi. “Tak Taoh (tidak tahu, Red),” jawab Sulhan kala itu.

“Sempat menjawab begitu. Tapi sayang, saat mau dibawa ke rumah sakit, sudah meninggal,” ujarnya.

Setelah mendengar suara keras itu, mobil langsung hilang kendali. Mobil itu melaju ke arah kanan dan langsung menabrak sebuah bangunan yang berada di pinggir jalan.

“Mobil kemudian berhenti setelah menabrak bangunan,” tuturnya.

Ketika mobil berhenti, semua rombongan langsung turun dari mobil untuk menyelamatkan diri. Namun, ada juga yang menolong Sulhan.

“Saya dan Kusnadi yang saat itu langsung ke depan, langsung menolong Sulhan. Dia sudah tak sadarkan diri karena batu yang menghantam dadanya,” ungkapnya.

Sekitar 30 menit kemudian, ada mobil yang lewat. Mobil itu bersedia menolong dan memberi tumpangan. Sulhan yang tak sadarkan diri, rencananya hendak dibawa ke rumah sakit.

Sayangnya ketika hampir sampai di simpang tiga Wonoasih, Sulhan dikabarkan sudah mengembuskan napas terakhirnya.

“Korban meninggal di perjalanan ketika menuju rumah sakit,” jelasnya.

Namun, korban tetap dibawa ke rumah sakit. Termasuk rombongan lainnya juga menumpang ke rumah sakit. Mobil nahas itu ditinggal di lokasi kejadian.

Sebab, saat itu sudah ada anggota polisi yang sudah merapat ke lokasi kejadian. Sulhan kemudian dibawa ke kamar mayat, sebelum dibawa kembali ke rumah duka.

Tentu saja, meninggalnya Sulhan membuat keluarga besarnya terpukul. Nituk, istrinya, serta dua anaknya terus meratapi kepergian Sulhan.

“Keluarganya masih trauma. Anaknya selalu menanyakan kemana bapaknya,” ujar Muhammad, salah seorang perangkat desa setempat.

Muhammad menuturkan, sosok almarhum di mata warga desa dikenal baik. Bahkan mobil Carry yang dilempar batu itu, sering digunakan untuk mengantar warga sekitar. Baik itu untuk keperluan mengantar tetangga ke rumah sakit, takziah, hajatan, atau kebutuhan warga lainnya.

“Dia (Sulhan, Red) baik. Tidak pernah ada masalah dengan warga kampung sini,” ujarnya.

Kebaikan Sulhan, juga diceritakan oleh Emat, 44, kakak iparnya. Sulhan menurut Emat, adalah sosok yang pendiam. Tidak pernah ada masalah dengan keluarga, bahkan warga sekitar. “Orangnya baik. Setahu keluarga, ia tidak punya musuh. Tapi, kami tidak tahu kalau di luar,” ungkapnya.

Emat mengatakan, sebelum kejadian, almarhum sempat keluar rumah. Namun, keluarga tidak pernah tahu kemana Sulhan pergi. Saat hendak mengantar anak Kusnadi ke rumah sakit, baru Sulhan pulang. “Cuma pulang sebentar. Katanya mau mengantar anaknya Kusnadi ke rumah sakit untuk berobat. Kemudian langsung berangkat,” jelasnya.

Tak disangka, itu saat-saat terakhir ia bertemu keluarga. Tak hanya pergi mengantar anak tetangganya ke rumah sakit, Sulhan juga pergi selama-lamanya.
Terkait insiden itu, Kasatreskrim Polres Probolinggo Kota, AKP Pujiyono mengatakan, pihaknya tengah melakukan investigasi guna mencari siapa pelaku pelemparan tersebut.

“Kami masih melakukan investigasi, secepatnya akan kami ungkap kasus ini. Agar, insiden serupa tak terulang. Dan, pengguna jalan bisa tenang saat melintas di daerah itu,” ujarnya, Senin (23/10).

Sementara ini, untuk mengantisipasi kasus serupa terulang, polisi bakal sering mengadakan patroli di daerah rawan. Pihak polres bakal menyiagakan personel di tempat-tempat rawan kejahatan.

Sementara ini, kasatreskrim menduga, insiden pelemparan batu pada kaca mobil itu dilakukan oleh preman.

“Yang jelas, saat ini kami masih memburu pelakunya. Sebab, perbuatannya sudah menghilangkan nyawa seseorang,” jelasnya. (jawapos/jpnn.com)

Next article Next Post
Previous article Previous Post