Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya mempunyai sahabat, dia pernah melakukan zina tapi kemudian dia bertaubat. Dia taat agama dan sholatnya selalu terjaga, namun jauh hari setelah dia bertaubat dia entah bagaimana ceritanya dia melakukan lagi dosa besar tadi, lalu bagaimana taubatnya, apakah diterima oleh Allah dan bagaimana cara agar dia bisa benar-benar jauh dari dosa tersebut dan bisa istiqomah melakukan ibadah tanpa pernah terpikirkan oleh dosa tersebut.
Syukron, jazakumullah. (RD)
Jawaban :
Saudara/i yang dirahmati Allah, kita patut prihatin bahwa perbuatan zina saat ini benar-benar telah merajalela di tengah masyarakat. Tentu saja kita berdoa semoga Allah melindungi diri kita, keluarga, keturunan dan kerabat kita agar tidak terjerumus pada dosa besar yang membuat malu pelakunya baik di dunia maupun di akhirat tersebut.
Hanya saja, bila kita mendapati orang terdekat kita, misalnya sahabat kita telah jatuh pada perbuatan zina, maka sebagai sahabat yang baik, kita wajib menasehatinya untuk bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya.
Taubat yang sesungguhnya membuat pelaku zina benar-benar menyesali dosanya dan berkomitmen untuk tidak akan mengulanginya lagi. Bila sahabat Anda ternyata masih melakukan dosa sama setelah bertaubat, berarti taubat yang dia lakukan belumlah sempurna, belum menjadi taubat nasuha, sementara taubat yang diterima oleh Allah yang mampu menghapus dosa hamba hanyalah taubat nasuha.
Lantas, apakah ia masih memiliki kesempatan lagi untuk bertaubat? Tentu saja, selama nafas masih berhembus dan nyawa belum sampai tenggorokan, pintu taubat dari Allah akan tetap terbuka bagi hamba-Nya. Sebagai sahabat, Anda bisa menasehatinya untuk senantiasa menjaga diri dari pergaulan bebas. Bila seseorang telah berkomitmen untuk bertaubat, maka sudah selayaknya ia berupaya menjauhi hal-hal yang memancingnya untuk terjerumus dalam dosa.
Menjaga komunikasi serta interaksi dengan lawan jenis seperlunya saja menjadi kunci yang mampu membentengi diri seseorang dari perbuatan keji. Meski rajin shalat dan ibadah lain, bila ia kurang mampu menahan diri dalam berinteraksi dengan non mahramnya, maka ia akan terjerumus dalam dosa.
Oleh karena itu, hendaknya sahabat Anda benar-benar memahami serta mengamalkan ajaran Islam terkait dengan interaksi dengan lawan jenis, agar ia tidak terjatuh lagi dalam lubang yang sama untuk yang kesekian kalinya.
Selain itu, kita juga harus benar-benar mengerti balasan atas dosa zina di akhirat serta dampak dari perbuatan zina yang ditampakkan di dunia berupa malu dan perasaan hina yang tidak hanya terbatas pada pelakunya saja, tetapi juga ditanggung oleh keluarga dan kerebatnya. Penyakit menular seksual yang mematikan juga bisa terinveksi pada pelaku perzinaan. Na'udzu billah.
Semoga Allah memberikan kekuatan bagi kita untuk senantiasa menjaga diri dan kehormatan sebagai seorang muslim yang taat. Amin.
Saya mempunyai sahabat, dia pernah melakukan zina tapi kemudian dia bertaubat. Dia taat agama dan sholatnya selalu terjaga, namun jauh hari setelah dia bertaubat dia entah bagaimana ceritanya dia melakukan lagi dosa besar tadi, lalu bagaimana taubatnya, apakah diterima oleh Allah dan bagaimana cara agar dia bisa benar-benar jauh dari dosa tersebut dan bisa istiqomah melakukan ibadah tanpa pernah terpikirkan oleh dosa tersebut.
Syukron, jazakumullah. (RD)
Jawaban :
Saudara/i yang dirahmati Allah, kita patut prihatin bahwa perbuatan zina saat ini benar-benar telah merajalela di tengah masyarakat. Tentu saja kita berdoa semoga Allah melindungi diri kita, keluarga, keturunan dan kerabat kita agar tidak terjerumus pada dosa besar yang membuat malu pelakunya baik di dunia maupun di akhirat tersebut.
Hanya saja, bila kita mendapati orang terdekat kita, misalnya sahabat kita telah jatuh pada perbuatan zina, maka sebagai sahabat yang baik, kita wajib menasehatinya untuk bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya.
Taubat yang sesungguhnya membuat pelaku zina benar-benar menyesali dosanya dan berkomitmen untuk tidak akan mengulanginya lagi. Bila sahabat Anda ternyata masih melakukan dosa sama setelah bertaubat, berarti taubat yang dia lakukan belumlah sempurna, belum menjadi taubat nasuha, sementara taubat yang diterima oleh Allah yang mampu menghapus dosa hamba hanyalah taubat nasuha.
Lantas, apakah ia masih memiliki kesempatan lagi untuk bertaubat? Tentu saja, selama nafas masih berhembus dan nyawa belum sampai tenggorokan, pintu taubat dari Allah akan tetap terbuka bagi hamba-Nya. Sebagai sahabat, Anda bisa menasehatinya untuk senantiasa menjaga diri dari pergaulan bebas. Bila seseorang telah berkomitmen untuk bertaubat, maka sudah selayaknya ia berupaya menjauhi hal-hal yang memancingnya untuk terjerumus dalam dosa.
Menjaga komunikasi serta interaksi dengan lawan jenis seperlunya saja menjadi kunci yang mampu membentengi diri seseorang dari perbuatan keji. Meski rajin shalat dan ibadah lain, bila ia kurang mampu menahan diri dalam berinteraksi dengan non mahramnya, maka ia akan terjerumus dalam dosa.
Oleh karena itu, hendaknya sahabat Anda benar-benar memahami serta mengamalkan ajaran Islam terkait dengan interaksi dengan lawan jenis, agar ia tidak terjatuh lagi dalam lubang yang sama untuk yang kesekian kalinya.
Selain itu, kita juga harus benar-benar mengerti balasan atas dosa zina di akhirat serta dampak dari perbuatan zina yang ditampakkan di dunia berupa malu dan perasaan hina yang tidak hanya terbatas pada pelakunya saja, tetapi juga ditanggung oleh keluarga dan kerebatnya. Penyakit menular seksual yang mematikan juga bisa terinveksi pada pelaku perzinaan. Na'udzu billah.
Baca Juga: Cara Bertaubat Dari Perbuatan Zina Menurut Islam
Semoga Allah memberikan kekuatan bagi kita untuk senantiasa menjaga diri dan kehormatan sebagai seorang muslim yang taat. Amin.