Sebanyak 360 jamaah haji asal Banjarnegara dilepas oleh Dubes RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel untuk kembali ke Tanah Air. Mereka diperkirakan akan tiba di Bandara Solo pada hari Kamis (07/09) besok, pukul 06.10 WIB.
Dalam rombongan tersebut, terdapat dua jamaah lintas generasi, yaitu: Fathiyatul Assa'di Irda (19) mahasiswa fakultas kedokteran UMS danKardin Ahmad Hartono (81) pensiunan Kepala SD (1998).
Kepada tim Media Center Haji, keduanya sempat berbagi kisah tentang semangat berhaji di usia mereka.
"Alhamdulillah, bahagia bisa berkesempatan berhaji di usia muda, sementara yang lainnya sudah pada tua," kata Fathiyah sewaktu ditemui jelang keberangkatan di Bandara Jeddah, Rabu (07/09)
Dia mengaku pengalaman paling menarik diperolehnya saat wukuf di Arafah dan di bermalam di Mina. Dia merasa bisa beribadah dengan baik dan berharap doanya bisa diijabah.
"Saya berharap bisa kembali lagi ke sini bareng keluarga. Sepulang haji berharap menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Hajinya mabrur," tuturnya didampingi sang Ayah.
Kepada teman muda lainnya, Fathiyah berpesan untuk memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan yang berguna.
"Buat ibadah. Tidak semuanya untuk dunia, tapi akhiratnya juga dipikirkan," ujarnya.
Meski sepuh, Kardin Ahmad Kartono tidak kalah bersemangat dengan. Fathiyah. Badan yang mulai renta tidak mengendurkan semangat jemaah asal Kertayasa, Mandiraja, Banjarnegara.
Tongkat penyangga tambahan bagi badan yang mulai membungkuk itu setia menemaninya, ke mana pun dia bergerak. Kardin telah menyelesaikan manasiknya dan kini akan kembali ke Indonesia.
"Perasaannya senang sekali bisa berhaki. Ini merupakan pertolongan Allah," tuturnya.
Kardin mendaftar pada tahun 2011. Setelah menunggu 6 tahun, dia bisa berangkat dengan istrinya yang kini berusia 70 tahun.
Kardin mengaku sejak awal selalu yakin kalau dirinya mampu menunaikan ibadah haji.
"Sejak berangkat yakin dengan pertolongan Allah. Saya percaya kepada Allah. Kalau Allah menolong, insya Allah lancar. Dan itu terbukti, Alhamdulillah lancar," katanya penuh semangat.
"Dalam tafsir, dijelaskan bahwa Allah lebih dekat dari urat lehermu. Alhamdulillah tidak ada kesulitan. Lancar semuanya," sambungnya.
Fathiyah dan Kardin kini sudah menunaikan ibadah hajinya. Besar harapan keduanya bisa menjadi haji mabrur dan dapat menjaga kemabrurannya dengan menjadi pribadi lebih baik lagi.
Selamat kembali ke Tanah Air!
Kardin Ahmad Kartono dan Fathiyatul Assadi Irda |
Dalam rombongan tersebut, terdapat dua jamaah lintas generasi, yaitu: Fathiyatul Assa'di Irda (19) mahasiswa fakultas kedokteran UMS danKardin Ahmad Hartono (81) pensiunan Kepala SD (1998).
Kepada tim Media Center Haji, keduanya sempat berbagi kisah tentang semangat berhaji di usia mereka.
"Alhamdulillah, bahagia bisa berkesempatan berhaji di usia muda, sementara yang lainnya sudah pada tua," kata Fathiyah sewaktu ditemui jelang keberangkatan di Bandara Jeddah, Rabu (07/09)
Dia mengaku pengalaman paling menarik diperolehnya saat wukuf di Arafah dan di bermalam di Mina. Dia merasa bisa beribadah dengan baik dan berharap doanya bisa diijabah.
"Saya berharap bisa kembali lagi ke sini bareng keluarga. Sepulang haji berharap menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Hajinya mabrur," tuturnya didampingi sang Ayah.
Kepada teman muda lainnya, Fathiyah berpesan untuk memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan yang berguna.
"Buat ibadah. Tidak semuanya untuk dunia, tapi akhiratnya juga dipikirkan," ujarnya.
Meski sepuh, Kardin Ahmad Kartono tidak kalah bersemangat dengan. Fathiyah. Badan yang mulai renta tidak mengendurkan semangat jemaah asal Kertayasa, Mandiraja, Banjarnegara.
Tongkat penyangga tambahan bagi badan yang mulai membungkuk itu setia menemaninya, ke mana pun dia bergerak. Kardin telah menyelesaikan manasiknya dan kini akan kembali ke Indonesia.
"Perasaannya senang sekali bisa berhaki. Ini merupakan pertolongan Allah," tuturnya.
Kardin mendaftar pada tahun 2011. Setelah menunggu 6 tahun, dia bisa berangkat dengan istrinya yang kini berusia 70 tahun.
Kardin mengaku sejak awal selalu yakin kalau dirinya mampu menunaikan ibadah haji.
"Sejak berangkat yakin dengan pertolongan Allah. Saya percaya kepada Allah. Kalau Allah menolong, insya Allah lancar. Dan itu terbukti, Alhamdulillah lancar," katanya penuh semangat.
"Dalam tafsir, dijelaskan bahwa Allah lebih dekat dari urat lehermu. Alhamdulillah tidak ada kesulitan. Lancar semuanya," sambungnya.
Fathiyah dan Kardin kini sudah menunaikan ibadah hajinya. Besar harapan keduanya bisa menjadi haji mabrur dan dapat menjaga kemabrurannya dengan menjadi pribadi lebih baik lagi.
Baca Juga: Pasangan Suami Istri Ini Meninggal Dunia Di Tanah Suci, Kisahnya Sungguh Mengharukan
Selamat kembali ke Tanah Air!