Pembunuhan dan perampokan terhadap pasangan suami istri Husni Zarkasih (58) dan Zakiyah Masrur (53) di rumahnya di Benhil tergolong sadis. Kedua korban dibunuh usai melaksanakan salat.
Bahkan korban Zakiyah Masrur masih mengenakan mukena saat nyawanya dihabisi. Korban dipukul dan kepalangnya dibentur-benturkan ke lantai oleh pelaku.
Tak cukup sampai disitu, pelaku kemudian menyeret korban ke dalam kamar dan mengantam kepala korban dengan sebuah besi yang sudah mereka siapkan dari rumah.
Sementara itu, Husni Zarkasih dibunuh usai menjadi imam di masjid tidak jauh dari rumah korban. Korban dihabisi, sesaat setelah membuka pintu garasi.
"Saat membuka pintu garasi, korban langsung disambut dengan hantaman besi tepat di kepalanya dan langsung tersungkur. Yang memukul adalah tersangka Zul yang sudah menunggunya di depan pintu," kata Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya, AKBP Antonius Agus konpers di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, Rabu (13/9).
Usai dihabisi nyawanya, kedua korban yang masih berlumuran darah kemudian dibungkus dengan menggunakan bed cover dan dimasukan ke dalam bagasi mobil Toyota Altis milik korban.
"Sebelum meninggalkan rumah korban para pelaku menguras isi rumah, membawa laptop, uang, perhiasan, belasan jam, dan juga sertifikat tanah," imbuhnya.
Kronologi Penangkapan Pelaku Pembunuhan
Polisi menangkap tiga pelaku pembunuhan sepasang suami istri pengusaha garmen asal Bendungan Hilir, Jakarta, Husni Zarkasih (53) dan Zakiyah Masrur (53) di Grobogan, Jawa Tengah.
Tiga tersangka, yaitu E Kuswara (33), Sutarto (46), dan Ahmad Zulkifli ditangkap di Grobogan, Jawa Tengah. Salah satu pelaku tewas ditembak karena hendak melarikan diri saat ditangkap.
Mirisnya, Dua pelaku merupakan sopir dan karyawan korban yang sudah 30 tahun bekerja di pabrik garmen milik korban. Salah satu tersangka, Ahmad Zulkifli tewas terkena tembakan saat melawan petugas.
Kepala Sub Direktorat VI Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Antonius Agus Rahmanto di Semarang, Rabu (13/9/2017), mengatakan, tersangka Zulkifli sebagai pelaku utama. Dua tersangka lainnya berperan membantu proses tindak pidana tersebut.
"Yang punya ide tersangka Zul (Zulkifli). Yang punya ide buang mayat di sungai juga Zul," kata Rahmanto, Rabu siang tadi.
Rahmanto menjelaskan kronologi pembunuhan pengusaha garmen tersebut. Pada 11 September 2017, polisi mendapati laporan bahwa di Jalan Pengairan Nomor 21 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, terjadi pencurian dengan kekerasan.
Pada hari yang sama, dilaporkan ada temuan dua mayat di Purbalingga. Setelah diidentifikasi, mayat tersebut ternyata pasangan suami istri, Husni Zarkasih dan Zakiyah Masrur.
Setelah mendapat laporan perampokan, petugas langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Di rumah korban, petugas mendapati keadaan rumah yang berantakan, ada bercak darah, dan beberapa barang hilang, termasuk mobil Toyota Altis milik korban.
"Tim lalu mengidentifikasi tersangka dan melakukan pengejaran, dan akhirnya (tersangka) ditangkap di Hotel Harmoni Indah Grobogan pada 12 September 2017," katanya.
Saat ditangkap, satu tersangka utama Zulkifli berusaha melarikan diri. Tersangka lalu ditembak mati setelah tembakan peringatan tak digubris. Tersangka Zulkifli meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.
Polisi juga sempat mengintrogasi para tersangka. Dari interogasi, didapat kesimpulan bahwa para tersangka memang merencanakan untuk melakukan pencurian dan pembunuhan.
Hal demikian dibuktikan dengan persiapan para tersangka membawa lakban, sarung tangan, penutup muka dan dua potong besi. Para pelaku ke rumah korban menggunakan sepeda motor.
Dalam pemeriksaan itu juga ditemukan informasi bahwa tersangka Zulkifli adalah pihak pertama yang masuk ke rumah. Dia masuk ke rumah untuk alasan meminjam uang kepada korban Zakiyah, namun tidak diberi.
Zulkifli kemudian membunuh wanita itu. Beberapa saat kemudian suami korban, Husni pulang setelah menjadi imam shalat di mushala. Ketika masuk rumah, Husni kemudian dibunuh juga.
"Kedua korban lalu dibungkus dengan bedcover, lalu dimasukkan ke mobil korban," katanya.
Sebelum keluar, tersangka mengambil barang-barang berharga milik korban. Jasad korban kemudian dibuang di sungai di Purbalingga. Adapun barang berharga sebagian dijual ke penadah.
Sejumlah barang bukti diamankan antara lain satu mobil Toyota Altis warna silver, uang tunai Rp 100 juta, dan 15 jam tangan berbagai merek.
Selain itu, polisi menyita tiga kamera, sejumlah sertifikat tanah, enam buku tabungan, beberapa lembar cek, 7 unit telepon genggam, 4 BPKB dan 2 buah cincin.
Kesaksian Tetangga
Pasangan suami istri Husni Zarkasih (57) dan Zakiya Husni (52) yang ditemukan tewas dibunuh dikenal sebagai sosok yang baik. Warga Jalan Pengairan, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, itu juga dikenal senang bergaul dengan masyarakat.
Tetangga korban, Tono, mengatakan, Husni merupakan ketua pengurus musala Al-Maruf yang ada di lingkungan tersebut.
"Memang korban lebih sering banyak di rumah, tapi kalau sama warga seringnya ngobrol di musala. Mereka tidak ada masalah sama warga, mereka baik dan sering berinteraksi dengan warga, istrinya juga sering ikut arisan dengan ibu-ibu di kompleks," kata Tono
Menurut Iwan, ketua RT 11 tempat kedua korban tinggal, korban Husni yang telah ia kenal selama lima tahun itu adalah pribadi yang baik hati.
"Beliau orangnya keras, tapi hatinya baik," kata Iwan di rumahnya, Jalan Danau Tondano, Jakarta Pusat, Rabu (13/9).
Korban, walau cara berbicaranya juga keras, tetapi maksudnya baik. Karena itu, Iwan selalu meminta agar yang muda-muda bisa memahamiya.
"Saya cuma bisa bilang kepada yang muda-muda, memang orangnya seperti itu," ujar Iwan.
Sementara, Zakiyah, istri korban dikenal sebagai orang yang ramah. Pasangan suami istri ini juga bergaul dengan tetangga. Bahkan, Zarkasih kerap menjadi imam di musala.
"Saya tunjuk beliau jadi ketua musala," tutur Iwan.
Bahkan korban Zakiyah Masrur masih mengenakan mukena saat nyawanya dihabisi. Korban dipukul dan kepalangnya dibentur-benturkan ke lantai oleh pelaku.
Tak cukup sampai disitu, pelaku kemudian menyeret korban ke dalam kamar dan mengantam kepala korban dengan sebuah besi yang sudah mereka siapkan dari rumah.
DIMAKAMKAN - Jenazah almarhum H Husni Zarkasih dan Hj Zakiyah Husni dibawa ke tempat pemakaman dan diiringi ratusan pelayat, kemarin. (wahyu hidayat/jpnn) |
Sementara itu, Husni Zarkasih dibunuh usai menjadi imam di masjid tidak jauh dari rumah korban. Korban dihabisi, sesaat setelah membuka pintu garasi.
"Saat membuka pintu garasi, korban langsung disambut dengan hantaman besi tepat di kepalanya dan langsung tersungkur. Yang memukul adalah tersangka Zul yang sudah menunggunya di depan pintu," kata Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya, AKBP Antonius Agus konpers di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, Rabu (13/9).
Usai dihabisi nyawanya, kedua korban yang masih berlumuran darah kemudian dibungkus dengan menggunakan bed cover dan dimasukan ke dalam bagasi mobil Toyota Altis milik korban.
"Sebelum meninggalkan rumah korban para pelaku menguras isi rumah, membawa laptop, uang, perhiasan, belasan jam, dan juga sertifikat tanah," imbuhnya.
Kronologi Penangkapan Pelaku Pembunuhan
Polisi menangkap tiga pelaku pembunuhan sepasang suami istri pengusaha garmen asal Bendungan Hilir, Jakarta, Husni Zarkasih (53) dan Zakiyah Masrur (53) di Grobogan, Jawa Tengah.
Tiga tersangka, yaitu E Kuswara (33), Sutarto (46), dan Ahmad Zulkifli ditangkap di Grobogan, Jawa Tengah. Salah satu pelaku tewas ditembak karena hendak melarikan diri saat ditangkap.
Mirisnya, Dua pelaku merupakan sopir dan karyawan korban yang sudah 30 tahun bekerja di pabrik garmen milik korban. Salah satu tersangka, Ahmad Zulkifli tewas terkena tembakan saat melawan petugas.
Kepala Sub Direktorat VI Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Antonius Agus Rahmanto di Semarang, Rabu (13/9/2017), mengatakan, tersangka Zulkifli sebagai pelaku utama. Dua tersangka lainnya berperan membantu proses tindak pidana tersebut.
"Yang punya ide tersangka Zul (Zulkifli). Yang punya ide buang mayat di sungai juga Zul," kata Rahmanto, Rabu siang tadi.
Rahmanto menjelaskan kronologi pembunuhan pengusaha garmen tersebut. Pada 11 September 2017, polisi mendapati laporan bahwa di Jalan Pengairan Nomor 21 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, terjadi pencurian dengan kekerasan.
Pada hari yang sama, dilaporkan ada temuan dua mayat di Purbalingga. Setelah diidentifikasi, mayat tersebut ternyata pasangan suami istri, Husni Zarkasih dan Zakiyah Masrur.
Setelah mendapat laporan perampokan, petugas langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Di rumah korban, petugas mendapati keadaan rumah yang berantakan, ada bercak darah, dan beberapa barang hilang, termasuk mobil Toyota Altis milik korban.
Suami istri pengusaha garmen yang jadi korban pembunuhan (Istimewa) |
"Tim lalu mengidentifikasi tersangka dan melakukan pengejaran, dan akhirnya (tersangka) ditangkap di Hotel Harmoni Indah Grobogan pada 12 September 2017," katanya.
Saat ditangkap, satu tersangka utama Zulkifli berusaha melarikan diri. Tersangka lalu ditembak mati setelah tembakan peringatan tak digubris. Tersangka Zulkifli meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.
Polisi juga sempat mengintrogasi para tersangka. Dari interogasi, didapat kesimpulan bahwa para tersangka memang merencanakan untuk melakukan pencurian dan pembunuhan.
Hal demikian dibuktikan dengan persiapan para tersangka membawa lakban, sarung tangan, penutup muka dan dua potong besi. Para pelaku ke rumah korban menggunakan sepeda motor.
Dalam pemeriksaan itu juga ditemukan informasi bahwa tersangka Zulkifli adalah pihak pertama yang masuk ke rumah. Dia masuk ke rumah untuk alasan meminjam uang kepada korban Zakiyah, namun tidak diberi.
Zulkifli kemudian membunuh wanita itu. Beberapa saat kemudian suami korban, Husni pulang setelah menjadi imam shalat di mushala. Ketika masuk rumah, Husni kemudian dibunuh juga.
"Kedua korban lalu dibungkus dengan bedcover, lalu dimasukkan ke mobil korban," katanya.
Sebelum keluar, tersangka mengambil barang-barang berharga milik korban. Jasad korban kemudian dibuang di sungai di Purbalingga. Adapun barang berharga sebagian dijual ke penadah.
Sejumlah barang bukti diamankan antara lain satu mobil Toyota Altis warna silver, uang tunai Rp 100 juta, dan 15 jam tangan berbagai merek.
Selain itu, polisi menyita tiga kamera, sejumlah sertifikat tanah, enam buku tabungan, beberapa lembar cek, 7 unit telepon genggam, 4 BPKB dan 2 buah cincin.
Kesaksian Tetangga
Pasangan suami istri Husni Zarkasih (57) dan Zakiya Husni (52) yang ditemukan tewas dibunuh dikenal sebagai sosok yang baik. Warga Jalan Pengairan, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, itu juga dikenal senang bergaul dengan masyarakat.
Tetangga korban, Tono, mengatakan, Husni merupakan ketua pengurus musala Al-Maruf yang ada di lingkungan tersebut.
"Memang korban lebih sering banyak di rumah, tapi kalau sama warga seringnya ngobrol di musala. Mereka tidak ada masalah sama warga, mereka baik dan sering berinteraksi dengan warga, istrinya juga sering ikut arisan dengan ibu-ibu di kompleks," kata Tono
Menurut Iwan, ketua RT 11 tempat kedua korban tinggal, korban Husni yang telah ia kenal selama lima tahun itu adalah pribadi yang baik hati.
"Beliau orangnya keras, tapi hatinya baik," kata Iwan di rumahnya, Jalan Danau Tondano, Jakarta Pusat, Rabu (13/9).
Korban, walau cara berbicaranya juga keras, tetapi maksudnya baik. Karena itu, Iwan selalu meminta agar yang muda-muda bisa memahamiya.
"Saya cuma bisa bilang kepada yang muda-muda, memang orangnya seperti itu," ujar Iwan.
Sementara, Zakiyah, istri korban dikenal sebagai orang yang ramah. Pasangan suami istri ini juga bergaul dengan tetangga. Bahkan, Zarkasih kerap menjadi imam di musala.
"Saya tunjuk beliau jadi ketua musala," tutur Iwan.