Emak Pembunuh Indria Kameswari, Asiah (67) kini tengah dirundung duka. Betapa tidak, di usianya yang senja, ia harus menelan pil pahit atas perbuatan anaknya.
Bukan hanya kasus pembunuhan yang membelit Abdul Malik Aziz alias Akbar, namun juga rumah satu-satunya yang ia tempati ikut digadaikan.
Diketahui. Akbar tengah mengalami masalah ekonomi yang cukup dalam sebelum membunuh istrinya, Indria Kameswari.
Dia sampai menggadaikan rumah milik orang tuanya yang terletak di jalan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Rumah yang digadaikan Akbar tersebut ditempati ibunya, Asiah. Perempuan berusia 67 tahun itu sempat tidak tahu sertifikat tempat tinggalnya sudah masuk ke pegadaian.
“Rumah emak (Asiah) yang di Warakas ini digadaikan sama Akbar tanpa sepengetahuan emak,” kata Asiah di rumahnya, Rabu (6/9).
Walau tidak bercerita telah menggadaikan rumah orang tuanya, Akbar kerap menuturkan kegusarannnya perihal masalah rumah tangga dan bisnis kepada sang ibu. Kondisi usaha Akbar yang sedang kacau dan sikap kasar Indria menjadi penyebab pembunuhan pegawai BNN tersebut.
“Kalau dipukulin tiap hari, orang sabar ada batasnya,” katanya.
Kini Asiah tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa menangis dan pasrah dengan nasib anaknya.
“Sudah ada di polisi kalau memang dia mau hukum itu tergantung polisi. Mungkin ada hukum yang berlaku di negara indonesia ini. Emak (Asiah) tidak ngebelain orang yang salah,” ucapnya.
Baca Juga:
Sebagai informasi, Pegawai Badan Diklat BNN Lido, Indria Kameswari, meninggal dunia di rumah kontrakannya di Bogor dengan luka di punggung pada 1 September lalu. Jasad Indria Kameswari pertama kali ditemukan oleh anak perempuannya yang berumur sekitar 3 tahun.
Bukan hanya kasus pembunuhan yang membelit Abdul Malik Aziz alias Akbar, namun juga rumah satu-satunya yang ia tempati ikut digadaikan.
Diketahui. Akbar tengah mengalami masalah ekonomi yang cukup dalam sebelum membunuh istrinya, Indria Kameswari.
Dia sampai menggadaikan rumah milik orang tuanya yang terletak di jalan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Rumah yang digadaikan Akbar tersebut ditempati ibunya, Asiah. Perempuan berusia 67 tahun itu sempat tidak tahu sertifikat tempat tinggalnya sudah masuk ke pegadaian.
“Rumah emak (Asiah) yang di Warakas ini digadaikan sama Akbar tanpa sepengetahuan emak,” kata Asiah di rumahnya, Rabu (6/9).
Walau tidak bercerita telah menggadaikan rumah orang tuanya, Akbar kerap menuturkan kegusarannnya perihal masalah rumah tangga dan bisnis kepada sang ibu. Kondisi usaha Akbar yang sedang kacau dan sikap kasar Indria menjadi penyebab pembunuhan pegawai BNN tersebut.
“Kalau dipukulin tiap hari, orang sabar ada batasnya,” katanya.
Kini Asiah tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa menangis dan pasrah dengan nasib anaknya.
“Sudah ada di polisi kalau memang dia mau hukum itu tergantung polisi. Mungkin ada hukum yang berlaku di negara indonesia ini. Emak (Asiah) tidak ngebelain orang yang salah,” ucapnya.
Baca Juga:
- Rekaman Video Cekcok Indria Kameswari Sebelum Dibunuh
- Ini Yang Terjadi Antara Indria Kameswari Dan Suaminya Sebelum Tragedi Berdarah Itu Terjadi
- Penyesalan Ibu Pembunuh Indria Kameswari Ketika Anaknya jadi Eksekutor Istri Sendiri
Sebagai informasi, Pegawai Badan Diklat BNN Lido, Indria Kameswari, meninggal dunia di rumah kontrakannya di Bogor dengan luka di punggung pada 1 September lalu. Jasad Indria Kameswari pertama kali ditemukan oleh anak perempuannya yang berumur sekitar 3 tahun.