Usai shalat dzuhur, Selasa 29 Agustus 2017, jamaah haji Indonesia di sektor 6 kawasan Syisyah, Makkah, bergerak menuju restoran. Bukan hendak mau beli makanan di restoran tersebut, namun para jamaah ini sedang berburu makanan gratis.
"Setiap hari kami mendapat makanan gratis terutama pagi dan siang di restoran ini. Saya tidak kenal dengan pemilik restoran, tapi mereka selalu mengundang kami untuk mengambil makanan yang mereka sediakan. Kebetulan pas katering dari kemenag tidak beroperasi, bisa untuk lauk, Alhamdulillah" ujar Ridwan, jamaah haji asal Bandung sambil menunjukkan makanan yang ia ambil.
Rekan-rekannya juga mengambil makanan yang disediakan pemilik restoran. Bukan hanya jamaah indonesia, Jamaah haji dari India dan Pakistan juga ikut mengambil makanan gratis.
"Ini untuk jamaah haji, semuanya gratis. Sodaqoh halal," kata pegawai restoran itu dengan tutur bahasa Indonesia yang agak terbata-bata.
Jamaah kemudian berseru "Alhamdulillah".
Menu yang tersedia pun beragam. dari ayam sampai kambing, Telur balado dan kerupuk, Untuk nasinya yang disajikan adalah nasi Bukhori dan Nasi Mandi yang terkenal sangat lezat.
Di Kota Makkah, untuk mencari makanan gratis dan air mineral sangat mudah. Warga Makkah yang berkecukupan senantiasa membagikan makanan, buah-buahan, dan air mineral ke setiap jamaah haji yang lewat. para pemburu pahala sedekah ini tak bosan-bosan menjajakan beragam makanan di depan hotel-hotel jamaah.
Selain di Makkah, hal yang sama juga dilakukan penduduk Madinah. Di Masjid Nabawi, banyak perempuan membawa bekal sarapan untuk dimakan bersama di halaman masjid. Biasanya mereka mengundang siapa pun untuk sarapan bersama. Bahkan, anak-anak sering diajak ke masjid dan bertugas membagikan makanan kepada jemaah lainnya meski bukan saudara atau kerabat.
Mohammad Farhan, salah satu mukimin yang sudah tinggal di Arab Saudi selama puluhan tahun mengungkapkan, Gemar sedekah merupakan ciri khas ahli Makkah dan Madinah.
"Mereka biasa melakukan itu. Ada makanan dibagi. Ada minuman dibagi-bagikan ke orang-orang yang lewat. Kalau bertamu ke rumah orang, tuan rumah pasti menjamu makan. Kalau tamu menolak makan, biasanya tuan rumah akan marah," beber Farhan.
Ketua Dewan Riset Islam Universitas Ummul Qura, Makkah Prof. Abdul Atiq Assya'bi menjelaskan bahwa ajaran bersedekah telah dilakukan Nabi Muhammad SAW.
"Barang siapa bersedekah di kota suci, maka akan berlimpah pahala," ujarnya.
Di dua kota suci Makkah dan Madinah, Nabi mengajarkan empat hal, yakni banyaklah bersedekah, dilarang saling berbantah-bantahan, dilarang berbicara kotor atau mengumpat, dan dilarang berbuat maksiat.
Terkait masalah sedekah, Menteri Agama Lukman mengungkapkan bahwa salah satu ciri-ciri haji mabrur adalah meningkatnya kepekaan sosial dalam jiwa seseorang.
"Seperti Nabi katakan, ciri-ciri kemabruran adalah punya kepekaan sosial dengan sesama. Peduli sosial dengan sekitarnya. Selain itu sebarkan salam sebagai bentuk perdamaian. Islam cinta perdamaian. Itulah kemabruran yang diharapkan Nabi Muhammad," ujar Lukman.
"Setiap hari kami mendapat makanan gratis terutama pagi dan siang di restoran ini. Saya tidak kenal dengan pemilik restoran, tapi mereka selalu mengundang kami untuk mengambil makanan yang mereka sediakan. Kebetulan pas katering dari kemenag tidak beroperasi, bisa untuk lauk, Alhamdulillah" ujar Ridwan, jamaah haji asal Bandung sambil menunjukkan makanan yang ia ambil.
Rekan-rekannya juga mengambil makanan yang disediakan pemilik restoran. Bukan hanya jamaah indonesia, Jamaah haji dari India dan Pakistan juga ikut mengambil makanan gratis.
"Ini untuk jamaah haji, semuanya gratis. Sodaqoh halal," kata pegawai restoran itu dengan tutur bahasa Indonesia yang agak terbata-bata.
Jamaah kemudian berseru "Alhamdulillah".
Menu yang tersedia pun beragam. dari ayam sampai kambing, Telur balado dan kerupuk, Untuk nasinya yang disajikan adalah nasi Bukhori dan Nasi Mandi yang terkenal sangat lezat.
Di Kota Makkah, untuk mencari makanan gratis dan air mineral sangat mudah. Warga Makkah yang berkecukupan senantiasa membagikan makanan, buah-buahan, dan air mineral ke setiap jamaah haji yang lewat. para pemburu pahala sedekah ini tak bosan-bosan menjajakan beragam makanan di depan hotel-hotel jamaah.
Selain di Makkah, hal yang sama juga dilakukan penduduk Madinah. Di Masjid Nabawi, banyak perempuan membawa bekal sarapan untuk dimakan bersama di halaman masjid. Biasanya mereka mengundang siapa pun untuk sarapan bersama. Bahkan, anak-anak sering diajak ke masjid dan bertugas membagikan makanan kepada jemaah lainnya meski bukan saudara atau kerabat.
Mohammad Farhan, salah satu mukimin yang sudah tinggal di Arab Saudi selama puluhan tahun mengungkapkan, Gemar sedekah merupakan ciri khas ahli Makkah dan Madinah.
"Mereka biasa melakukan itu. Ada makanan dibagi. Ada minuman dibagi-bagikan ke orang-orang yang lewat. Kalau bertamu ke rumah orang, tuan rumah pasti menjamu makan. Kalau tamu menolak makan, biasanya tuan rumah akan marah," beber Farhan.
Ketua Dewan Riset Islam Universitas Ummul Qura, Makkah Prof. Abdul Atiq Assya'bi menjelaskan bahwa ajaran bersedekah telah dilakukan Nabi Muhammad SAW.
"Barang siapa bersedekah di kota suci, maka akan berlimpah pahala," ujarnya.
Di dua kota suci Makkah dan Madinah, Nabi mengajarkan empat hal, yakni banyaklah bersedekah, dilarang saling berbantah-bantahan, dilarang berbicara kotor atau mengumpat, dan dilarang berbuat maksiat.
Terkait masalah sedekah, Menteri Agama Lukman mengungkapkan bahwa salah satu ciri-ciri haji mabrur adalah meningkatnya kepekaan sosial dalam jiwa seseorang.
"Seperti Nabi katakan, ciri-ciri kemabruran adalah punya kepekaan sosial dengan sesama. Peduli sosial dengan sekitarnya. Selain itu sebarkan salam sebagai bentuk perdamaian. Islam cinta perdamaian. Itulah kemabruran yang diharapkan Nabi Muhammad," ujar Lukman.