Waspada dan berhati-hatilah para ibu-ibu ketika belanja wortel, jangan sampai anak-anak Anda mengonsumsi wortel jenis ini.
Karena baru-baru ini tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Jatim, Polrestabes Surabaya, Polsek Benowo serta Badan Intelijen Negara (BIN) menggerebek satu gudang yang dibuat untuk menyimpan wortel berbahaya yang bisa membuat mental anak terbelakang.
Gudang yang terletak di Blok D No 28, Pusat Pergudangan Romokalisari, Surabaya, Jawa Timur tersebut hingga kini masih diamankan polisi.
Informasi yang diperoleh, penggerebekan itu dilakukan tim gabungan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim (Satgas Pangan), intelijen Mabes Polri dibantu Polda Jatim dan jajarannya.
Tim Penyelidik melibatkan tiga perwira berpangkat Brigadir Jenderal dari Mabes Polri yakni Brigjen Pol Riza Celvian Gumay (Direktur 5Badan Intelijen Negara), Brigjen Pol Bonar Sitinjak dan Brigjen Pol Andi.
Tim penyidik mengambil dan meneliti sampel untuk barang bukti yang dibawa ke Mabes Polri berupa dua karung wortel dan satu kotak bibit dan wortel. Satu pak wortel siap edar pun disita.
Mengenai penggerebakan tesebut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkannya.
"Kami melakukan back up tugas yang dilakukan Mabes Polri di Jatim. Memang sebuah gudang wortel di Surabaya digerebek teman-teman Mabes," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Barung tidak menjelaskan secara detail apa saja isi gudang dan barang apa saja yang disita Mabes Polri. Namun Mabes Polri mengamankan NG, seorang pengelola.
Dia tinggal di Surabaya dan biasa menjadi perantara benih buah wortel dari China ke Indonesia.
"NG diamankan 20 Agustus 2017 dan dibawa ke Mabes untuk pembangan penyidikan," terang Barung di Mapolda Jatim.
Menurut keterangan NG, selaku perantara dari China dan Indonesia, pembudidayaan tersebut menggandeng mitra petani lokal di Pegunungan Dieng. Hasil panen pertama sebanyak 3,5 ton.
"Buah wortel tersebut dapat menyebabkan mempengaruhi perkembangan mental anak. Bisa membuah anak menjadi bodoh," demikian klarifikasi NG.
Saudara NG, saat di interogasi dan disuruh mencoba untuk makan satu wortel tersebut, namun dia tidak mau memakannya.
Gudang milik Sugiharto ini digerebek Mabes Polri, Minggu (20//8/2017) sekitar pukul 13.00 WIB.
Akan Dijual Sebagai Barang Impor dengan Harga Lebih Mahal
Informasi ini pun telah beredar luas melalui media sosial, termasuk pesan-pesan apda grup Whatsapp.
Pemilik gundang bernama Sugiharto diperiksa atas dugaan tindak pidana karantina tumbuhan dan atau tindak pidana pangan dan dugaan tindak pidana importasi bibit benih wortel yang dapat mempengaruhi perkembangan mental anak.
Benih wortel diduga didatangkan dari China dan dibudidayakan di wilayah Pegunungan Dieng, Provinsi Jateng, dengan luas areal tiga hektar. Masa panen worte 110 sampai dengan 120 hari.
Benih-benih wortel dari China tersebut pernah uji coba tanam di Kabupaten Malang Batu, Jawa Timur, namun tidak berhasil.
Hasil panen wortel dibawa dari pegunungan Dieng ke CV Sinar Agung dan akan dipasarkan di Jawa Timur dengan harga impor, yakni lebih mahal dari komoditas lokal.
CV Sinar Abadi bergerak dibidang distributor buah impor. Karyawan kurang lebih 11 orang. Wortel dikirim dari Semarang bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Ke-72 RI, pada 17 Agustus 2017 pukul 17.30 WIB.
"Locusnya ada di dua tempat, di Dieng, Keteng tempat budidayanya. Sedang di Jatim sebagai tempat penyimpanan dan distribusinya," ucap Barung.
Polisi belum bisa memastikan apakah wortel itu berbahaya jika dikonsumsi. Saat ini Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan dan uji laboratorium.
"Apakah makanan itu mengandung zat A, B, C dan D perlu hasil uji lab, penelitian validitas. Ini dilakukan Pada," terang Barung.
Guna memastikan kandungan wortel itu bahaya atau tidak, Mabes Polri juga bakal menggandeng Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM).
"Semua ditangani Mabes Polri, karena locusnya ada di Jateng dan Jatim," pungkas Barung.
Pejabat Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) menjelaskan hasil panen benih wortel asal China di Gudang Romokalisari Surabaya yang Minggu (20/8) lalu digerebek Tim Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri) tidak melalui proses karantina.
Kepala BBKP Surabaya Musyaffak Fauzi kepada wartawan di Surabaya, Rabu (23/08/2017), mengatakan pihaknya turut diajak berkoordinasi oleh Bareskrim Polri, khususnya untuk menelusuri asal muasal kedatangan benih wortel impor ini.
Dari hasil koordinasi bersama Tim Bareskrim Polri, dia mengungkap, benih wortel asal China tersebut selama ini diselundupkan melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.
Tentunya tanpa melalui proses perysaratan karantina, dan lolos dari pemeriksaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Juanda Sidoarjo.
Penyelundupnya diketahui berinisial NG, seorang warga Tulungagung, Jawa Timur, yang telah lama tinggal di China.
"NG membawa benih wortel dari China ke Surabaya sebanyak dua kali, semuanya melalui Bandara Internasional Juanda, yaitu pada bulan April dan Mei 2017," kata Musyaffak Fauzi.
Musyafak mengatakan, terungkapnya benih wortel ilegal itu berawal dari laporan sejumlah petani di Malang kepada Tim Satgas Pangan Bareskrim Polri.
"Hasil panen wortel yang disimpan di Gudang Romokalisari yang digerebek oleh Tim Satgas Pangan Mabes Polri itu berasal dari benih wortel yang ditanam di Wonosobo, Jawa Tengah. Informasinya sempat dicoba ditanam di Batu, Malang, tapi tidak berhasil dan lahannya sekarang ditanami bawang," ucapnya.
Gudang Romokalisari Surabaya yang digerebek Tim Bareskrim Polri, lanjut Musyafak, disewa oleh tersangka berinisial S, yang merupakan pemilik dari dua karung wortel, satu kotak bibit dan wortel, serta satu pak wortel yang siap diedarkan, yang kini semuanya telah diamankan polisi sebagai barang bukti.
Seluruh barang bukti tersebut, lanjut Musyafak, telah dibawa ke Markas Bareskrim Polri di Jakarta untuk dilakukan pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Pertanian, Dinas Kesehatan, serta Laboratorium Institut Pertanian Bogor dan dan Sucofindo.
Menurut Musyafak, pengujian dilakukan untuk mengetahui kandungan wortel karena beredar kabar bahwa buah wortel hasil dari benih impor tersebut bisa memengaruhi perkembangan mental terutama terhadap anak-anak.
"Sampai sekarang kami masih menunggu hasil dari pengujian laboratorium tersebut," katanya.
Wortel China Juga Sudah Ditanam Di Banjarnegara Jawa Tengah
Polisi masih terus memantau tanaman wortel yang dibudidayakan dari bibit ilegal asal China. Uji lab dilakukan karena diduga wortel dari bibit tersebut mengandung zat berbahaya.
"Untuk tindakan selanjutnya, kami masih menunggu hasil uji laboratorium," ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Nona Pricillia Ohei saat jumpa pers di Banjarnegara, Senin (28/9/2017)
"Karena beredar kabar kalau wortel yang bibitnya dari China ini mengandung zat berbahaya," tuturnya.
Uji lab dilakukan oleh pihak Bareskrim Polri. Selain itu pihak Kementerian Pertanian juga melakukan uji lab pada wortel-wortel tersebut.
Petani wortel yang menanam bibit asal China kini mengaku pasrah. Seharusnya saat ini mereka sudah memasuki masa panen.
"Masa usia tanam sudah tiga bulan. Mestinya sekarang wortelnya sudah dipanen," ujar salah seorang petani di Desa Batur Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Fanani, Sabtu (26/8).
Lebih rinci, Nona menyebutkan untuk ciri-ciri fisik wortel yang berasal dari China ini memiliki warna yang lebih mencolok, serta tidak mudah busuk. Sehingga wortel tersebut ebih menarik bagi pembeli.
Saat ditanya kerugian warga, Nona menjelasakan nantinya akan dihitung dengan luasan lahan warga yang ditanami wortel. Sebab, para petani tidak membeli bibit namun dalam bentuk kerjasama dengan memberikan lahan untuk ditanami wortel.
" Jadi nanti yang akan membeli wortel juga orang yang memberikan bibit tersebut. Petani hanya lahan dan perawatan tanaman," terangnya.
Untuk kepastian kapan hasil uji laboratorium, Nona belum bisa memastikan. Sebab, uji laboratorium langsung dilakukan oleh Mabes Polri.
Karena baru-baru ini tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Jatim, Polrestabes Surabaya, Polsek Benowo serta Badan Intelijen Negara (BIN) menggerebek satu gudang yang dibuat untuk menyimpan wortel berbahaya yang bisa membuat mental anak terbelakang.
Gudang yang terletak di Blok D No 28, Pusat Pergudangan Romokalisari, Surabaya, Jawa Timur tersebut hingga kini masih diamankan polisi.
Informasi yang diperoleh, penggerebekan itu dilakukan tim gabungan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim (Satgas Pangan), intelijen Mabes Polri dibantu Polda Jatim dan jajarannya.
Tim Penyelidik melibatkan tiga perwira berpangkat Brigadir Jenderal dari Mabes Polri yakni Brigjen Pol Riza Celvian Gumay (Direktur 5Badan Intelijen Negara), Brigjen Pol Bonar Sitinjak dan Brigjen Pol Andi.
Tim penyidik mengambil dan meneliti sampel untuk barang bukti yang dibawa ke Mabes Polri berupa dua karung wortel dan satu kotak bibit dan wortel. Satu pak wortel siap edar pun disita.
Mengenai penggerebakan tesebut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkannya.
"Kami melakukan back up tugas yang dilakukan Mabes Polri di Jatim. Memang sebuah gudang wortel di Surabaya digerebek teman-teman Mabes," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Barung tidak menjelaskan secara detail apa saja isi gudang dan barang apa saja yang disita Mabes Polri. Namun Mabes Polri mengamankan NG, seorang pengelola.
Dia tinggal di Surabaya dan biasa menjadi perantara benih buah wortel dari China ke Indonesia.
"NG diamankan 20 Agustus 2017 dan dibawa ke Mabes untuk pembangan penyidikan," terang Barung di Mapolda Jatim.
Menurut keterangan NG, selaku perantara dari China dan Indonesia, pembudidayaan tersebut menggandeng mitra petani lokal di Pegunungan Dieng. Hasil panen pertama sebanyak 3,5 ton.
"Buah wortel tersebut dapat menyebabkan mempengaruhi perkembangan mental anak. Bisa membuah anak menjadi bodoh," demikian klarifikasi NG.
Saudara NG, saat di interogasi dan disuruh mencoba untuk makan satu wortel tersebut, namun dia tidak mau memakannya.
Gudang milik Sugiharto ini digerebek Mabes Polri, Minggu (20//8/2017) sekitar pukul 13.00 WIB.
Akan Dijual Sebagai Barang Impor dengan Harga Lebih Mahal
Informasi ini pun telah beredar luas melalui media sosial, termasuk pesan-pesan apda grup Whatsapp.
Pemilik gundang bernama Sugiharto diperiksa atas dugaan tindak pidana karantina tumbuhan dan atau tindak pidana pangan dan dugaan tindak pidana importasi bibit benih wortel yang dapat mempengaruhi perkembangan mental anak.
Benih wortel diduga didatangkan dari China dan dibudidayakan di wilayah Pegunungan Dieng, Provinsi Jateng, dengan luas areal tiga hektar. Masa panen worte 110 sampai dengan 120 hari.
Benih-benih wortel dari China tersebut pernah uji coba tanam di Kabupaten Malang Batu, Jawa Timur, namun tidak berhasil.
Hasil panen wortel dibawa dari pegunungan Dieng ke CV Sinar Agung dan akan dipasarkan di Jawa Timur dengan harga impor, yakni lebih mahal dari komoditas lokal.
CV Sinar Abadi bergerak dibidang distributor buah impor. Karyawan kurang lebih 11 orang. Wortel dikirim dari Semarang bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Ke-72 RI, pada 17 Agustus 2017 pukul 17.30 WIB.
"Locusnya ada di dua tempat, di Dieng, Keteng tempat budidayanya. Sedang di Jatim sebagai tempat penyimpanan dan distribusinya," ucap Barung.
Polisi belum bisa memastikan apakah wortel itu berbahaya jika dikonsumsi. Saat ini Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan dan uji laboratorium.
"Apakah makanan itu mengandung zat A, B, C dan D perlu hasil uji lab, penelitian validitas. Ini dilakukan Pada," terang Barung.
Guna memastikan kandungan wortel itu bahaya atau tidak, Mabes Polri juga bakal menggandeng Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM).
"Semua ditangani Mabes Polri, karena locusnya ada di Jateng dan Jatim," pungkas Barung.
Ciri-ciri fisik wortel yang berasal dari China ini memiliki warna yang lebih mencolok, serta tidak mudah busuk, dalam satu tangkainya bisa terdiri dari banyak wortel. Sehingga wortel tersebut lebih menarik bagi pembeli.
Pejabat Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) menjelaskan hasil panen benih wortel asal China di Gudang Romokalisari Surabaya yang Minggu (20/8) lalu digerebek Tim Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri) tidak melalui proses karantina.
Kepala BBKP Surabaya Musyaffak Fauzi kepada wartawan di Surabaya, Rabu (23/08/2017), mengatakan pihaknya turut diajak berkoordinasi oleh Bareskrim Polri, khususnya untuk menelusuri asal muasal kedatangan benih wortel impor ini.
Dari hasil koordinasi bersama Tim Bareskrim Polri, dia mengungkap, benih wortel asal China tersebut selama ini diselundupkan melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.
Tentunya tanpa melalui proses perysaratan karantina, dan lolos dari pemeriksaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Juanda Sidoarjo.
Penyelundupnya diketahui berinisial NG, seorang warga Tulungagung, Jawa Timur, yang telah lama tinggal di China.
"NG membawa benih wortel dari China ke Surabaya sebanyak dua kali, semuanya melalui Bandara Internasional Juanda, yaitu pada bulan April dan Mei 2017," kata Musyaffak Fauzi.
Musyafak mengatakan, terungkapnya benih wortel ilegal itu berawal dari laporan sejumlah petani di Malang kepada Tim Satgas Pangan Bareskrim Polri.
"Hasil panen wortel yang disimpan di Gudang Romokalisari yang digerebek oleh Tim Satgas Pangan Mabes Polri itu berasal dari benih wortel yang ditanam di Wonosobo, Jawa Tengah. Informasinya sempat dicoba ditanam di Batu, Malang, tapi tidak berhasil dan lahannya sekarang ditanami bawang," ucapnya.
Gudang Romokalisari Surabaya yang digerebek Tim Bareskrim Polri, lanjut Musyafak, disewa oleh tersangka berinisial S, yang merupakan pemilik dari dua karung wortel, satu kotak bibit dan wortel, serta satu pak wortel yang siap diedarkan, yang kini semuanya telah diamankan polisi sebagai barang bukti.
Seluruh barang bukti tersebut, lanjut Musyafak, telah dibawa ke Markas Bareskrim Polri di Jakarta untuk dilakukan pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Pertanian, Dinas Kesehatan, serta Laboratorium Institut Pertanian Bogor dan dan Sucofindo.
Menurut Musyafak, pengujian dilakukan untuk mengetahui kandungan wortel karena beredar kabar bahwa buah wortel hasil dari benih impor tersebut bisa memengaruhi perkembangan mental terutama terhadap anak-anak.
"Sampai sekarang kami masih menunggu hasil dari pengujian laboratorium tersebut," katanya.
Wortel China Juga Sudah Ditanam Di Banjarnegara Jawa Tengah
Polisi masih terus memantau tanaman wortel yang dibudidayakan dari bibit ilegal asal China. Uji lab dilakukan karena diduga wortel dari bibit tersebut mengandung zat berbahaya.
"Untuk tindakan selanjutnya, kami masih menunggu hasil uji laboratorium," ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Nona Pricillia Ohei saat jumpa pers di Banjarnegara, Senin (28/9/2017)
Kapolres Banjarnegara menunjukkan wortel dari bibit ilegal asal China. Foto: Uje Hartono |
"Karena beredar kabar kalau wortel yang bibitnya dari China ini mengandung zat berbahaya," tuturnya.
Uji lab dilakukan oleh pihak Bareskrim Polri. Selain itu pihak Kementerian Pertanian juga melakukan uji lab pada wortel-wortel tersebut.
Petani wortel yang menanam bibit asal China kini mengaku pasrah. Seharusnya saat ini mereka sudah memasuki masa panen.
"Masa usia tanam sudah tiga bulan. Mestinya sekarang wortelnya sudah dipanen," ujar salah seorang petani di Desa Batur Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Fanani, Sabtu (26/8).
Lebih rinci, Nona menyebutkan untuk ciri-ciri fisik wortel yang berasal dari China ini memiliki warna yang lebih mencolok, serta tidak mudah busuk. Sehingga wortel tersebut ebih menarik bagi pembeli.
Polisi masih terus memantau tanaman wortel yang dibudidayakan dari bibit ilegal asal China. Uji lab dilakukan karena diduga wortel dari bibit tersebut mengandung zat berbahaya. (Foto: Uje Hartono) |
Saat ditanya kerugian warga, Nona menjelasakan nantinya akan dihitung dengan luasan lahan warga yang ditanami wortel. Sebab, para petani tidak membeli bibit namun dalam bentuk kerjasama dengan memberikan lahan untuk ditanami wortel.
" Jadi nanti yang akan membeli wortel juga orang yang memberikan bibit tersebut. Petani hanya lahan dan perawatan tanaman," terangnya.
Untuk kepastian kapan hasil uji laboratorium, Nona belum bisa memastikan. Sebab, uji laboratorium langsung dilakukan oleh Mabes Polri.