Berita Haji - Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Itulah yang dipegang Cut Din Manap (70). Salah satu umat muslim Indonesia yang pada tahun 2017 ini insya Allah berangkat haji.
Dari gajinya sebagai petugas kebersihan (cleaning service) yang tidak seberapa, dia menyisihkan setengahnya agar bisa mewujudkan impiannya menunaikan ibadah haji ke Makkah, Arab Saudi.
Setelah 12 tahun menabung, Cut Din yang merupakan cleaning service Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh, tahun ini akan berangkat naik haji bersama sang istri, Romlah (50).
“Saya cita-cita naik haji sudah dari dulu, saat saya masih kerja serabutan tahun 1970-an waktu anak saya masih kecil,” kata Cut Din.
Cut Din mengaku bekerja sevagai cleaning service dengan gaji Rp 250.000 per bulan pada awalnya.
“Sebelum tsunami saya sempat bekerja di kantor Dinas Perkebunan sebagai cleaning service dan jaga malam, gajinya waktu itu juga Rp 250.000. Namun setelah tsunami tahun 2005, alhamdulillah saya diterima di Masjid Agung sebagai cleaning service juga,” katanya.
Sejak dirinya bekerja di masjid agung tersebut, dari gaji Rp 250.000 itu separuhnya selalu dia sisihkan untuk tabungan biaya naik haji.
“Tahun 2009 saya sudah ada uang terkumpul yang saya tabungkan setiap bulan dari gaji sebanyak Rp 5 juta. Kemudian saya bukalah buku tabungan di bank, untuk istri Rp 2,5 juta dan saya Rp 2,5 juta,” sebutnya.
Seiring waktu berjalan, gajinya sebagai petugas kebersihan Masjid Agung Meulaboh mengalami kenaikan menjadi Rp 500.000.
Kemudian pada 2014 dan sampai sekarang gajinya menjadi Rp 1 juta perbulan.
“Setelah saya nyicil bayar biaya naik haji. Tahun 2014, alhamdulillah sudah mampu saya lunasi, totalnya satu orang Rp 31 juta,” tuturnya.
Menjadi petugas cleaning service di masjid, tak hanya sekadar membentangkan alas untuk imam dan makmum, membersihkan lantai, kamar mandi serta seluruh pekarangan masjid, sesekali suaranya juga terdengar merdu saat mengumandangkan azan subuh di Masjid kebanggaan warga Meulaboh itu.
“Setiap pagi saya Pukul 03.30 WIB sudah sampai ke masjid untuk mempersiapkan salat subuh berjamaah. Mulai membentangkan alas untuk imam dan makmum, membersihkan lantai masjid, kamar mandi, dan lainnya,” kata dia.
Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, Cut Din kembali ke rumah untuk mengambil gerobak sorong dan menggantikan seragam kerja untuk kembali melaksanakan tugas utamanya membersihkan seluruh halaman masjid dari sampah.
Sesekali istrinya juga ikut membantunya.
“Ya beginilah setiap hari kegiatan bapak, setelah pergi jam 03.30 WIB mempersiapkan shalat subuh, pukul 06.00 ia kembali kerumah untuk menganti baju dan mengambil gerobak dorong untuk tempat sampah, kadang-kadang saya juga ikut membantu biar kerja bapak cepat selesai,” kata Romlah.
Dia mengaku sempat menggantikan tugas suaminya selama 3 bulan untuk membersihkan pekarangan masjid saat Cut Din terbaring sakit.
“Kan sayang. Kalau tidak, perkerjaan bapak diganti orang lain, takut juga nanti bapak tidak ada tempat bekerja lagi. Karena alhamdulillah dengan bapak bekerja di masjid agung kami sekarang sudah dapat naik haji,” kata dia.
Cut Din Manap dan Romlah dijadwalkan akan berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji bersama rembongan haji lainnya dari Meulaboh pada 19 Agustus ini.
“Insya Allah, tanggal 19, pekan depan kami berangkat. Semoga perjalanan dan ibadah kami lancar,” ucapnya.
Dari gajinya sebagai petugas kebersihan (cleaning service) yang tidak seberapa, dia menyisihkan setengahnya agar bisa mewujudkan impiannya menunaikan ibadah haji ke Makkah, Arab Saudi.
Cut Din Manaf (70) dan Isterinya Romlah (50) warga Desa Seunubok, Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat sedang membersihkan halaman Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Jumat (11/08/17) |
Setelah 12 tahun menabung, Cut Din yang merupakan cleaning service Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh, tahun ini akan berangkat naik haji bersama sang istri, Romlah (50).
“Saya cita-cita naik haji sudah dari dulu, saat saya masih kerja serabutan tahun 1970-an waktu anak saya masih kecil,” kata Cut Din.
Cut Din mengaku bekerja sevagai cleaning service dengan gaji Rp 250.000 per bulan pada awalnya.
“Sebelum tsunami saya sempat bekerja di kantor Dinas Perkebunan sebagai cleaning service dan jaga malam, gajinya waktu itu juga Rp 250.000. Namun setelah tsunami tahun 2005, alhamdulillah saya diterima di Masjid Agung sebagai cleaning service juga,” katanya.
Sejak dirinya bekerja di masjid agung tersebut, dari gaji Rp 250.000 itu separuhnya selalu dia sisihkan untuk tabungan biaya naik haji.
“Tahun 2009 saya sudah ada uang terkumpul yang saya tabungkan setiap bulan dari gaji sebanyak Rp 5 juta. Kemudian saya bukalah buku tabungan di bank, untuk istri Rp 2,5 juta dan saya Rp 2,5 juta,” sebutnya.
Seiring waktu berjalan, gajinya sebagai petugas kebersihan Masjid Agung Meulaboh mengalami kenaikan menjadi Rp 500.000.
Kemudian pada 2014 dan sampai sekarang gajinya menjadi Rp 1 juta perbulan.
“Setelah saya nyicil bayar biaya naik haji. Tahun 2014, alhamdulillah sudah mampu saya lunasi, totalnya satu orang Rp 31 juta,” tuturnya.
Menjadi petugas cleaning service di masjid, tak hanya sekadar membentangkan alas untuk imam dan makmum, membersihkan lantai, kamar mandi serta seluruh pekarangan masjid, sesekali suaranya juga terdengar merdu saat mengumandangkan azan subuh di Masjid kebanggaan warga Meulaboh itu.
“Setiap pagi saya Pukul 03.30 WIB sudah sampai ke masjid untuk mempersiapkan salat subuh berjamaah. Mulai membentangkan alas untuk imam dan makmum, membersihkan lantai masjid, kamar mandi, dan lainnya,” kata dia.
Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah, Cut Din kembali ke rumah untuk mengambil gerobak sorong dan menggantikan seragam kerja untuk kembali melaksanakan tugas utamanya membersihkan seluruh halaman masjid dari sampah.
Sesekali istrinya juga ikut membantunya.
“Ya beginilah setiap hari kegiatan bapak, setelah pergi jam 03.30 WIB mempersiapkan shalat subuh, pukul 06.00 ia kembali kerumah untuk menganti baju dan mengambil gerobak dorong untuk tempat sampah, kadang-kadang saya juga ikut membantu biar kerja bapak cepat selesai,” kata Romlah.
Dia mengaku sempat menggantikan tugas suaminya selama 3 bulan untuk membersihkan pekarangan masjid saat Cut Din terbaring sakit.
“Kan sayang. Kalau tidak, perkerjaan bapak diganti orang lain, takut juga nanti bapak tidak ada tempat bekerja lagi. Karena alhamdulillah dengan bapak bekerja di masjid agung kami sekarang sudah dapat naik haji,” kata dia.
Cut Din Manap dan Romlah dijadwalkan akan berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji bersama rembongan haji lainnya dari Meulaboh pada 19 Agustus ini.
“Insya Allah, tanggal 19, pekan depan kami berangkat. Semoga perjalanan dan ibadah kami lancar,” ucapnya.