Berita Haji - Jamaah haji tertua tahun 2017 yang berasal dari Lombok, Mariah Margani Muhammad (104 tahun), disebutkan mengalami stress dan jadi linglung akibat selalu dikejar para wartawan yang meliputnya di Arab Saudi.
Noor Hamid, Kepala Sektor tempat Mariah tinggal di Makkah, mengatakan bahwa kondisi mental Mariah sempat terganggu sejak tiba di Mekah satu hari kemudian, pada Minggu (27/8) pagi.
"Semacam labil mentalnya, inginnya pulang. Kami berusaha untuk menenangkan dia. Seperti anak kecil saja", kata Noor Hamid.
Untuk kebutuhan makan dan minum pun harus diladeni layaknya anak balita, tak jarang para petugas pun membawanya jalan-jalan dengan menggunakan kursi roda.
"Ingatannya masih di rumah, bukan di Mekah...Kalau makan di suapin, minum kita beri minum, kalau minta apa saja kita ladeni. Kita ajak jalan-jalan dalam hotel pakai kursi roda."
Jamaah lain pun merasa kasihan dengan keadaan mentalnya, Mereka berusaha menenangkan Mariah yang hingga Senin (28/8) masih belum dapat mengikuti aktivitas haji akibat kondisi mentalnya.
"Karena kondisi mental Ibu Mariah belum stabil jadi belum kita lakukan umroh wajib. Barangkali dalam waktu dua hari ini sebelum kita (ke) Arafah", papar Noor.
Meski begitu, Noor menambahkan bahwa Mariah masih bisa berkomunikasi dengan bahasa daerah.
Sementara itu, Mastuki dari Kementerian Agama membenarkan bahwa kondisi mental Mariah terganggu akibat dikejar para wartawan yang mau meliputnya.
"Orang kampung dan tidak pernah perjalanan jauh dan mendapatkan peliputan luar biasa pasti kaget lah. Karena mendapatkan apresiasi dan beberapa wawancara dilakukan oleh media sempat stress", kata Mastuki.
"Sekarang kami pantau sedang istirahat dan kami batasi media untuk tidak melakukan wawancara atau kegiatan lainnya sampai nanti benar-benar pulih."
Menurut Mastuki pula, Mariah yang berasal dari desa Mamdalang di Lombok Barat ini tercatat sebagai jamaah haji tertua di dunia tahun ini di Saudi Arabia.
Ditanyakan mengapa Mariah yang sudah berusia 104 tahun diizinkan berangkat haji, Mastuki menegaskan bahwa kondisinya dianggap memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah haji.
"Nenek Mariah sudah memenuhi syarat-syaratnya, baik dari kesehatan, fisik, maupun kemampuan lainnya (keuangan)", kata Mastuki.
"Sebelum keberangkatan harus melakukan pemeriksaan kesehatan, mulai dari Puskesmas dan Rumah Sakit di masing-masing kabupaten. Dan bahkan saat di embarkasi juga dilakukan pengecekan ulang."
Dalam perjalanan haji ini, Mariah berangkat sendiri tanpa ditemani anggota keluarga.
"Kalau makan di suapin, minum kita beri minum, kalau minta apa saja kita ladeni. Kita ajak jalan-jalan dalam hotel pakai kursi roda", kata Noor Hamid, Kepala Sektor tempat Mariah tinggal. |
Noor Hamid, Kepala Sektor tempat Mariah tinggal di Makkah, mengatakan bahwa kondisi mental Mariah sempat terganggu sejak tiba di Mekah satu hari kemudian, pada Minggu (27/8) pagi.
"Semacam labil mentalnya, inginnya pulang. Kami berusaha untuk menenangkan dia. Seperti anak kecil saja", kata Noor Hamid.
Untuk kebutuhan makan dan minum pun harus diladeni layaknya anak balita, tak jarang para petugas pun membawanya jalan-jalan dengan menggunakan kursi roda.
"Ingatannya masih di rumah, bukan di Mekah...Kalau makan di suapin, minum kita beri minum, kalau minta apa saja kita ladeni. Kita ajak jalan-jalan dalam hotel pakai kursi roda."
Jamaah lain pun merasa kasihan dengan keadaan mentalnya, Mereka berusaha menenangkan Mariah yang hingga Senin (28/8) masih belum dapat mengikuti aktivitas haji akibat kondisi mentalnya.
"Karena kondisi mental Ibu Mariah belum stabil jadi belum kita lakukan umroh wajib. Barangkali dalam waktu dua hari ini sebelum kita (ke) Arafah", papar Noor.
Meski begitu, Noor menambahkan bahwa Mariah masih bisa berkomunikasi dengan bahasa daerah.
Sementara itu, Mastuki dari Kementerian Agama membenarkan bahwa kondisi mental Mariah terganggu akibat dikejar para wartawan yang mau meliputnya.
"Orang kampung dan tidak pernah perjalanan jauh dan mendapatkan peliputan luar biasa pasti kaget lah. Karena mendapatkan apresiasi dan beberapa wawancara dilakukan oleh media sempat stress", kata Mastuki.
"Sekarang kami pantau sedang istirahat dan kami batasi media untuk tidak melakukan wawancara atau kegiatan lainnya sampai nanti benar-benar pulih."
Menurut Mastuki pula, Mariah yang berasal dari desa Mamdalang di Lombok Barat ini tercatat sebagai jamaah haji tertua di dunia tahun ini di Saudi Arabia.
Ditanyakan mengapa Mariah yang sudah berusia 104 tahun diizinkan berangkat haji, Mastuki menegaskan bahwa kondisinya dianggap memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah haji.
"Nenek Mariah sudah memenuhi syarat-syaratnya, baik dari kesehatan, fisik, maupun kemampuan lainnya (keuangan)", kata Mastuki.
"Sebelum keberangkatan harus melakukan pemeriksaan kesehatan, mulai dari Puskesmas dan Rumah Sakit di masing-masing kabupaten. Dan bahkan saat di embarkasi juga dilakukan pengecekan ulang."
Dalam perjalanan haji ini, Mariah berangkat sendiri tanpa ditemani anggota keluarga.