Maskapai nasional milik Arab Saudi, Saudia Arlines baru-baru ini mengeluarkan aturan yang cukup ketat bagi penumpang mereka, baik perempuan dan juga pria. Mereka diwajibkan memakai baju yang layak, yaitu yang menutup bagian tangan dan juga kaki yang terbuka.
Dihimpun KabarMakkah.Com dari berbagai pemberitaan media Internasional, Jumat (11/8/2017), aturan baru dari maskapai Saudia Airlines ini terpampang jelas di website resmi mereka.
"Saudia meminta kepada para penumpang untuk mematuhi aturan berpakaian, agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan atau pelanggaran bagi penumpang lainnya. Sebagai contoh: Wanita dilarang mengekspos bagian tangan atau kaki, atau memakai baju terlalu tipis, atau baju yang terlalu ketat. Untuk pria, dilarang memakai celana pendek yang mengeskpos bagian kaki," bunyi pernyataan tersebut.
Catatan tambahan di bagian bawahnya, semakin menegaskan bahwa Saudia Airlines serius dalam menegakkan aturan ini. Mereka akan menolak boarding atau memindahkan penumpang yang bersangkutan, bila mereka tidak memenuhi aturan tersebut
"Saudia berhak untuk menolak penumpang, atau memindahkan penumpang dari penerbangan di titik mana pun, jika tidak memenuhi aturan berpakaian ini," lanjut pengumuman tersebut.
Pro dan kontra tentu saja mengiringi kebijakan ini. Di dunia maya, banyak traveler yang setuju dengan kebijakan ini. Mereka beralasan aturan tersebut layak diterapkan karena makin banyak penumpang pesawat wanita yang memakai celana pendek, crop top, bahkan tanktop.
Sementara yang kontra dan menolak, juga tak kalah banyak. Bahkan ada gerakan yang mengajak traveler untuk memboikot maskapai Saudia. Mereka berargumen bahwa tidak semua penumpang Saudia Airlines beragama Islam, dan kenapa harus wanita yang jadi subjek utama dari aturan ini.
Kebijakan maskapai Saudia Airlines ini juga dikritik karena dianggap bertolak belakang dengan gagasan yang dilontarkan Pangeran Muhammed bin Salman. Sebelumnya ditulis detikTravel pada Jumat (4/8), Pangeran Muhammed mengumumkan undang-undang tentang bolehnya perempuan memakai bikini di pantai di kawasan Laut Merah. Arab Saudi kini dianggap sudah mulai terbuka dengan para turis.
Sementara itu, Ali Al Ghamdi mantan Kepala Badan Parwisata dan Kesehatan Arab Saudi menyebut bahwa sebenarnya aturan berpakaian ini dikeluarkan oleh International Air Transport Association (IATA). Aplikasi dari aturan ini diterapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing maskapai
Dihimpun KabarMakkah.Com dari berbagai pemberitaan media Internasional, Jumat (11/8/2017), aturan baru dari maskapai Saudia Airlines ini terpampang jelas di website resmi mereka.
"Saudia meminta kepada para penumpang untuk mematuhi aturan berpakaian, agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan atau pelanggaran bagi penumpang lainnya. Sebagai contoh: Wanita dilarang mengekspos bagian tangan atau kaki, atau memakai baju terlalu tipis, atau baju yang terlalu ketat. Untuk pria, dilarang memakai celana pendek yang mengeskpos bagian kaki," bunyi pernyataan tersebut.
Catatan tambahan di bagian bawahnya, semakin menegaskan bahwa Saudia Airlines serius dalam menegakkan aturan ini. Mereka akan menolak boarding atau memindahkan penumpang yang bersangkutan, bila mereka tidak memenuhi aturan tersebut
"Saudia berhak untuk menolak penumpang, atau memindahkan penumpang dari penerbangan di titik mana pun, jika tidak memenuhi aturan berpakaian ini," lanjut pengumuman tersebut.
Pro dan kontra tentu saja mengiringi kebijakan ini. Di dunia maya, banyak traveler yang setuju dengan kebijakan ini. Mereka beralasan aturan tersebut layak diterapkan karena makin banyak penumpang pesawat wanita yang memakai celana pendek, crop top, bahkan tanktop.
Sementara yang kontra dan menolak, juga tak kalah banyak. Bahkan ada gerakan yang mengajak traveler untuk memboikot maskapai Saudia. Mereka berargumen bahwa tidak semua penumpang Saudia Airlines beragama Islam, dan kenapa harus wanita yang jadi subjek utama dari aturan ini.
Kebijakan maskapai Saudia Airlines ini juga dikritik karena dianggap bertolak belakang dengan gagasan yang dilontarkan Pangeran Muhammed bin Salman. Sebelumnya ditulis detikTravel pada Jumat (4/8), Pangeran Muhammed mengumumkan undang-undang tentang bolehnya perempuan memakai bikini di pantai di kawasan Laut Merah. Arab Saudi kini dianggap sudah mulai terbuka dengan para turis.
Sementara itu, Ali Al Ghamdi mantan Kepala Badan Parwisata dan Kesehatan Arab Saudi menyebut bahwa sebenarnya aturan berpakaian ini dikeluarkan oleh International Air Transport Association (IATA). Aplikasi dari aturan ini diterapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing maskapai