Korban penipuan First Travel, Yatin (35) mengaku, dirinya tidak percaya jika bos First Travel, Andhika Surachman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan dipenjara. Pasalnya, sang mertua, Tuminah (66) sudah menjadi korban penipuan oleh pasutri tersebut.
"Mertua saya syok di kampung (Kebumen, Jawa Tengah) saat mendengar ini (First Travel ditutup)," katanya di Posko Satgas Crisis Center Korban First Travel, Bareskrim Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2017).
Menurut Yatin, untuk membayar pemberangkatan umrah, Tuminah harus menabung bertahun-tahun. Pasalnya untuk Tuminah hanya sebagai buruh harian di pabrik roti.
"Beliau nabung sudah lama, maklum mertua saya buruh harian," sambungnya.
Oleh sebab itu, Yatin meminta Andhika dan Annisa segera bertobat dan mengembalikan hak mertuanya.
"Bos nya kan masih muda, gampang lah nyari duit. tapi kalau mertua saya sudah sepuh nyari duit susah apalagi di kampung sana, jadi minta tolong kembalikan duitnya tolong dibantu," tuturnya.
Yatin juga sudah memasrahkan urusan ini kepada pihak kepolisian, dirinya berharap agar kasus tersebut dapat selesai sesuai dengan harapan seluruh korban.
"Mudah-mudahan cepat selesai, kalaupun uang tidak kembali kita mau kolekan sama anak-anaknya berangkatkan mertua saya ke sana (Makkah)," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, dua bos First Travel telah di tahan di Rutan Bareskrim yang terletak di Polda Metro Jaya. keduanya ditangkap setelah menggelar jumpa pers di komplek Kementerian Agama Republik Indonesia di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Penyidik Bareskrim pun mengamankan sejumlah mobil mewah milik Andika dan Anniesa. Tiga di antara keenam mobil tersebut masuk kategori mobil mewah seperti Volkswagen Caravelle dengan nomor polisi F 805 FT, Mitsubishi Pajero Sport dengan nomor polisi F 111 PT, dan Toyota Velfire dengan nomor polisi F 777 NA.
Tiga mobil lainnya seperti Daihatsu Sirion warna putih dengan nomor polisi B 288 UAN, Toyota Avanza warna abu-abu dengan nomor polisi B 1886 UZH, serta Toyota Kijang Innova warna hitam dengan nomor polisi B 1866 URD.
"Mertua saya syok di kampung (Kebumen, Jawa Tengah) saat mendengar ini (First Travel ditutup)," katanya di Posko Satgas Crisis Center Korban First Travel, Bareskrim Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2017).
Menurut Yatin, untuk membayar pemberangkatan umrah, Tuminah harus menabung bertahun-tahun. Pasalnya untuk Tuminah hanya sebagai buruh harian di pabrik roti.
"Beliau nabung sudah lama, maklum mertua saya buruh harian," sambungnya.
Oleh sebab itu, Yatin meminta Andhika dan Annisa segera bertobat dan mengembalikan hak mertuanya.
"Bos nya kan masih muda, gampang lah nyari duit. tapi kalau mertua saya sudah sepuh nyari duit susah apalagi di kampung sana, jadi minta tolong kembalikan duitnya tolong dibantu," tuturnya.
Yatin juga sudah memasrahkan urusan ini kepada pihak kepolisian, dirinya berharap agar kasus tersebut dapat selesai sesuai dengan harapan seluruh korban.
"Mudah-mudahan cepat selesai, kalaupun uang tidak kembali kita mau kolekan sama anak-anaknya berangkatkan mertua saya ke sana (Makkah)," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, dua bos First Travel telah di tahan di Rutan Bareskrim yang terletak di Polda Metro Jaya. keduanya ditangkap setelah menggelar jumpa pers di komplek Kementerian Agama Republik Indonesia di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Penyidik Bareskrim pun mengamankan sejumlah mobil mewah milik Andika dan Anniesa. Tiga di antara keenam mobil tersebut masuk kategori mobil mewah seperti Volkswagen Caravelle dengan nomor polisi F 805 FT, Mitsubishi Pajero Sport dengan nomor polisi F 111 PT, dan Toyota Velfire dengan nomor polisi F 777 NA.
Tiga mobil lainnya seperti Daihatsu Sirion warna putih dengan nomor polisi B 288 UAN, Toyota Avanza warna abu-abu dengan nomor polisi B 1886 UZH, serta Toyota Kijang Innova warna hitam dengan nomor polisi B 1866 URD.