Kerinduan untuk berkunjung ke Baitullah tidak pernah terbatasi oleh apa pun, tak terkecuali masalah ekonomi.
Seorang bapak yang kesehariannya hanya menerima jasa pijat, bertekad kuat untuk bisa ziarah ke Baitullah. Berkunjung langsung ke rumah Allah.
Meski dirasa mustahil baginya, ikhtiar dan yakin, dan tawakalnya kepada Allah semakin dimantapkan. Bahwa bagi siapa yang teramat ingin mengunjungi Baitullah, tiada yang lebih Kuasa untuk meringankan langkah kakinya kecuali Allah semata.
Jika menghitung jumlah pendapatannya sehari-hari, si bapak tentu tak mungkin mewujudkan impiannya itu meskipun menabung puluhan tahun.
Pendapatan dari jasa pijat pun hanya cukup untuk keperluan sehari-harinya. Bahkan sesekali harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kendati demikian, hidupnya yang pas-pasan tidak menggoyahkan sedikitpun iman dan keyakinannya tentang ke-Maha Kuasaan Allah.
Si bapak sangat yakin, jika Allah berkehandak, maka tak ada satu pun yang bisa menghalangi kuasa-Nya. Cukuplah Allah menakdirkan jadi, maka jadilah segala sesuatunya.
Berhitung-hitung si bapak dengan kemampuanya untuk menyisihkan sebagian pendapatan. Jika sehari ia mampu menyisihkan sebesar 5000 dari pendapatan, maka butuh waktu berapa lama untuk sampai pada jumlah 18 hingga 20 juta. Dari hasil menabung pun belum ada jaminan bahwa usianya akan sampai. Sebab bisa saja di tengah ikhtiarnya, Allah sudah lebih dulu mencabut nyawanya.
Karena itu si bapak kemudian memutuskan untuk tidak menabung Rp 5000-nya dirumah. Ia memutuskan untuk menyimpannya pada Allah, menabungkannya di sisi Allah.
Setiap pagi, si bapak selalu berusaha untuk membawa 5000-nya sebagai sedekah di waktu subuhnya. Setiap hari, terus ia berusaha istiqomah bersedekah.
Tak terhitung, dan ia pun tak memperhitungkannya. Sebab keyakinannya bahwa Allah akan mengembalikan sedekah seorang hamba dengan berkali-kali lipat banyaknya.
Seminggu-sebulan-setahun. Keistiqomahan si bapak masih belum luntur. Ia terus berhusnudzon kepada Allah, terus melaangitkan doa dan memanjatkan permohonannya untuk bisa berkunjung ke Baitullah.
Tumpuan harapannya hanya kepada Allah semata, sebab tiada lagi yang sekiranya bisa mewujudkan. Kondisi ekonomi lemah, tak ada sedikit pun tabungan. Kepada siapa lagi ia bisa memasrahkan diri kecuali pada Allah sahaja?
Di lingkungan tetangga sekitar, si bapak terkenal sebagai ahli masjid. Orang yang senantiasa menjaga shalat berjamaah lima waktu. Hampir tak pernah terlewat olehnya satu shalat pun, dengan ketidakhadirannya pada satu kali shalat berjamaah di masjid. Ia dikenal sebagai orang yang rajin beribadah, rendah hatinya, baik budi dan pekertinya.
Hingga tiba di suatu ketika, bertamulah seorang lelaki ke rumahnya. Lelaki ini sebenarnya kerap ia temui di masjid, sebab sama-sama pejuang shalat jamaah.
Tak di sangka, tanpa berlama-lama, lelaki tersebut menyampaikan amanah dari seseorang, untuk memberikan kepada si bapak dua paket umroh vip.
Hampir tak percaya dan dikira cuma bercanda. Si bapak masih terus bertanya-tanya.
“Ada seseorang yang sebab suatu halangan hingga tidak jadi berangkat, dan beliau mengamanahkan pada saya agar dua paket umrahnya diberikan pada bapak.”
Sungguh betapa bahagianya bapak ini, seketika juga ia langsung bersujud syukur kepada ALlah, ia terharu dan yakin pada kekuasaan Allah. Ternyata di bumi bagian lain, ada seorang pengusaha yang sudah mendaftarkan diri dan istrinya untuk pergi ke tanah suci.
Namun atas kuasa Allah, istrinya tetiba jatuh sakit yang bertepatan dengan semakin dekatnya waktu keberangkatan. Mendengar ada seorang bapak yang dengan gigihnya menjaga shalat berjamaah dan bersedekah, seketika itu terpikirkan olehnya untuk memberikan dua paket umrahnya yang kemungkinan tidak jadi digunakan.
Subhanallah, lihatlah betapa Allah menggerakkan hati manusia. Lihatlah bagaimana Allah maha kuasa dan bijaksana dalam mengatur semua kebutuhan makhluk-Nya.
Bahwa dengan keinginan yang teramat sangat, didukung dengan ikhtiar dan doa yang terus diistiqomahkan, dilengkapi dengan kepasrahan sepenuhnya pada Allah. Maka tak ada yang tak mungkin.
Hanya dengan Rp5000 di setiap subuhnya, seorang bapak yang bekerja sebagai tukang pijat akhirnya bisa berkunjung ke Baitullah bersama istri tercintanya.
Jika Allah sudah berkehendak, maka tiada seorang pun dapat mengira dan menduga. Semata-mata hanya Kuasa-Nya yang bisa mengubah kesulitan menjadi kemudahan, kesempitan menjadi kelapangan. Maha Suci Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Seorang bapak yang kesehariannya hanya menerima jasa pijat, bertekad kuat untuk bisa ziarah ke Baitullah. Berkunjung langsung ke rumah Allah.
Meski dirasa mustahil baginya, ikhtiar dan yakin, dan tawakalnya kepada Allah semakin dimantapkan. Bahwa bagi siapa yang teramat ingin mengunjungi Baitullah, tiada yang lebih Kuasa untuk meringankan langkah kakinya kecuali Allah semata.
Jika menghitung jumlah pendapatannya sehari-hari, si bapak tentu tak mungkin mewujudkan impiannya itu meskipun menabung puluhan tahun.
Pendapatan dari jasa pijat pun hanya cukup untuk keperluan sehari-harinya. Bahkan sesekali harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kendati demikian, hidupnya yang pas-pasan tidak menggoyahkan sedikitpun iman dan keyakinannya tentang ke-Maha Kuasaan Allah.
Si bapak sangat yakin, jika Allah berkehandak, maka tak ada satu pun yang bisa menghalangi kuasa-Nya. Cukuplah Allah menakdirkan jadi, maka jadilah segala sesuatunya.
Berhitung-hitung si bapak dengan kemampuanya untuk menyisihkan sebagian pendapatan. Jika sehari ia mampu menyisihkan sebesar 5000 dari pendapatan, maka butuh waktu berapa lama untuk sampai pada jumlah 18 hingga 20 juta. Dari hasil menabung pun belum ada jaminan bahwa usianya akan sampai. Sebab bisa saja di tengah ikhtiarnya, Allah sudah lebih dulu mencabut nyawanya.
Karena itu si bapak kemudian memutuskan untuk tidak menabung Rp 5000-nya dirumah. Ia memutuskan untuk menyimpannya pada Allah, menabungkannya di sisi Allah.
Setiap pagi, si bapak selalu berusaha untuk membawa 5000-nya sebagai sedekah di waktu subuhnya. Setiap hari, terus ia berusaha istiqomah bersedekah.
Tak terhitung, dan ia pun tak memperhitungkannya. Sebab keyakinannya bahwa Allah akan mengembalikan sedekah seorang hamba dengan berkali-kali lipat banyaknya.
Seminggu-sebulan-setahun. Keistiqomahan si bapak masih belum luntur. Ia terus berhusnudzon kepada Allah, terus melaangitkan doa dan memanjatkan permohonannya untuk bisa berkunjung ke Baitullah.
Tumpuan harapannya hanya kepada Allah semata, sebab tiada lagi yang sekiranya bisa mewujudkan. Kondisi ekonomi lemah, tak ada sedikit pun tabungan. Kepada siapa lagi ia bisa memasrahkan diri kecuali pada Allah sahaja?
Di lingkungan tetangga sekitar, si bapak terkenal sebagai ahli masjid. Orang yang senantiasa menjaga shalat berjamaah lima waktu. Hampir tak pernah terlewat olehnya satu shalat pun, dengan ketidakhadirannya pada satu kali shalat berjamaah di masjid. Ia dikenal sebagai orang yang rajin beribadah, rendah hatinya, baik budi dan pekertinya.
Hingga tiba di suatu ketika, bertamulah seorang lelaki ke rumahnya. Lelaki ini sebenarnya kerap ia temui di masjid, sebab sama-sama pejuang shalat jamaah.
Tak di sangka, tanpa berlama-lama, lelaki tersebut menyampaikan amanah dari seseorang, untuk memberikan kepada si bapak dua paket umroh vip.
Hampir tak percaya dan dikira cuma bercanda. Si bapak masih terus bertanya-tanya.
“Ada seseorang yang sebab suatu halangan hingga tidak jadi berangkat, dan beliau mengamanahkan pada saya agar dua paket umrahnya diberikan pada bapak.”
Sungguh betapa bahagianya bapak ini, seketika juga ia langsung bersujud syukur kepada ALlah, ia terharu dan yakin pada kekuasaan Allah. Ternyata di bumi bagian lain, ada seorang pengusaha yang sudah mendaftarkan diri dan istrinya untuk pergi ke tanah suci.
Namun atas kuasa Allah, istrinya tetiba jatuh sakit yang bertepatan dengan semakin dekatnya waktu keberangkatan. Mendengar ada seorang bapak yang dengan gigihnya menjaga shalat berjamaah dan bersedekah, seketika itu terpikirkan olehnya untuk memberikan dua paket umrahnya yang kemungkinan tidak jadi digunakan.
Subhanallah, lihatlah betapa Allah menggerakkan hati manusia. Lihatlah bagaimana Allah maha kuasa dan bijaksana dalam mengatur semua kebutuhan makhluk-Nya.
Bahwa dengan keinginan yang teramat sangat, didukung dengan ikhtiar dan doa yang terus diistiqomahkan, dilengkapi dengan kepasrahan sepenuhnya pada Allah. Maka tak ada yang tak mungkin.
Hanya dengan Rp5000 di setiap subuhnya, seorang bapak yang bekerja sebagai tukang pijat akhirnya bisa berkunjung ke Baitullah bersama istri tercintanya.
Jika Allah sudah berkehendak, maka tiada seorang pun dapat mengira dan menduga. Semata-mata hanya Kuasa-Nya yang bisa mengubah kesulitan menjadi kemudahan, kesempitan menjadi kelapangan. Maha Suci Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.