Tahu nggak, banyak sekali sosok lelaki yang memimpikan untuk memiliki istri yang sholihah. Yang lebih mengherankan, laki-laki durjana-pun kadang merindui istri sholihah. Tidak mau memiliki istri yang durjana seperti dirinya. Lucu memang, tetapi begitulah realita yang terjadi dalam kehidupan ini pada umumnya.
Sedikit sekali orang yang mendapatkan wanita sholihah, karena jumlah wanita sholihah di bumi ini tidaklah banyak.
Dengan tidak menyudutkan suku lain, sebenarnya, wanita muslimah di Indonesia pada umumnya itu sangat potensial menjadi wanita sholihah, jika dididik dengan pendidikan agama yang sangat bagus.
Karena jika dibandingkan dengan wanita Arab, Eropa, Afrika, wanita nusantara tentu lebih santun. Tanpa dididik pun ia akan memanggil suaminya dengan menggunakan istilah khusus, seperti “Mas, Kang mas, Abang, Kak, Yank, Abi” dan panggilan mesra lainnya. Apalagi jika ia diberikan pendidikan dalam menjaga akhlak dan muru'ahnya.
Maka benarlah sabda Rasulullah bahwa istri sholihah adalah perhiasan terindah. tak mengherankan jika orang yang memiliki istri sholihah itu ibarat mempunyai bidadari surga. Subhanallah, Belum masuk surga, sudah mendapatkan pelayanan surgawi dari istri sholihah.
Kelak, dia akan mendampingi suaminya di surga sesungguhnya. Bayangkan, bersama anak dan istri tercinta berkunjung kesebuah kamar surga bertamu menemui Rasulullah SAW. Saat itu Rasulullah SAW sedang berkumpul dan berncengkrama dengan Khadijah, Aisyah, Hafsah, serta putra dan cucunya. Sementara para bidadari menunggu, karena sang Ratu Bidadari (istri sholihah) sedang menikmati indahnya surga bersama keluarga bertamu kepada Baginda Rasulullah SAW.
Di sini, saya perhatikan banyak lelaki yang kurang piknik di dunia ini. Bidadari itu hanya diperoleh di surga. Tidak salah. Tetapi perlu di luruskan bahwa istri sholihah itu juga termasuk bidadari. Ketika seorang lelaki lebih mengutamakan bidadari surga, kadang dirinya lupa mensejahterakan istrinya, padahal itu tuntunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Dengan mengutamakan bidadari surga, kadangkala seseorang lupa diri, sehingga rela melakukan bom bunuh diri dengan harapan mendapatkan bidadari. Ketahuilah, istri sholihah itu jauh lebih istimewa daripada semua bidadari surga.
Bagaimana tidak, Lha wong Rasulullah saja bersabda “sebaik-baik kalian orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan sayalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR Tirmidzi)
Masih menurut Rasulullah, wanita shalihah itu sosok yang menyenangkan ketika kita memandangnya, dan selalu menjaga dirinya ketika suami jauh darinya, dan menjaga harta benda milik suaminya. Istri sholihah itu, rela ikut serta kemana saja perginya suami, dan selalu merindukan suaminya sampai kapanpun.
Ketika suami sakit, sang istri sholihah rela mendampinginya, merawat, menyuapinya. Bahkan ketika suaminya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, seorang istri rela mengorbankan segala-galanya untuk suaminya.
Lihatlah Khadijah, istri dari Kanjeng Nabi Muhammad , beliau Rasulullah SAW secara khusus memberitakan tempat istimewa kepada istrinya Khodijah ra. Rosulullah SAW berkata “sebaik-baiknya wanita dunia adalah maryam bin Imran, sebaik-baiknya wanita dunia adalah khadijah”.
Dalam hadits lain yang di riwayatkan oleh ibnu Abbas, Rosulullah juga berkata”Pemuka wanita dunia adalah maryam, lalu Fatimah lalu khadijah, lalu Aisyah.
Jika bidadari menjadi hiasan surga, maka Khadijah ra, dibuatkan rumah khusus di surga, tentu saja kelak akan berdampingan dengan suami tercintanya Rasulullah SAW yang berjuang siang dan malam mengajak penduduk Makkah memeluk islam.
Rasulullah SAW bersabda "Aku diperintahkan untuk memberikan kabar gembira kepada khadijah bahwa akan dibangunkan untuknya di surga sebuah rumah dari permata;tak ada hiruk pikuk dan rasa lelah didalamnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Nah, sekarang bagaimana membandingkan istri sholihah dengan bidadari surga. Kalau istri sholihah kelak bisa menjadi bidadari, sementara bidadari surga tidak bisa menjadi istri sholihah di dunia. Namun demikian, bidadari surga itu bisa menjadi pendamping setia bagi laki-laki yang sholih tetapi istrinya di dunia tidak sholihah. Namun, ketika istrinya sholihah, kelak akan menjadi ratunya bidadari, sehingga apapun yang dititahkan sang ratu, bidadari surga mengikuti titahnya.
Bagaimana kriteria wanita sholihah itu? Dia pasti taat kepada kedua orangtuanya, sehingga ketaatan itu akan menjadi jalan mudah mendapatkan pasangan sholih. Wanita sholihah itu tidak akan membantah titah suaminya selagi tidak dalam koridor maksiat, karena suami yang sholih itu tidak akan membantah titah orangtuanya serta mertuanya.
Seorang lelaki yang sholih itu bukan saja modal hafal Al-Quran, baju panjang plus jubbah putih lengkap dengan dan imamah. Lelaki sholih itu sudah pasti memiliki prilaku yang santun, ramah, sabar, syukur, dan tidak akan pernah membantah titah kedua orangtuanya, dan mertuanya.
Perilaku yang santun dan ramah itu lahir dari sholat yang baik dan berkualitas. Tidak ada ceritanya sholatnya rajin, kemudian berani kepada mertua dan orangtuanya. Tidak ada ceritanya, wanita yang sholihah itu tidak taat kepada suaminya. Allah SWT berfirman “sesungguhnya sholat itu mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar”.
Mana ada seorang suami yang rajin sholat lima waktu tetapi tidak menyapa mertuanya, orangtuanya, teman, kerabat dekatnya. Mana ada suami yang rajin sholat lima waktu berjamaah, suka mencaci maki, dan menyakiti orang lain, terlebih istrinya sendiri. Rasulullah SAW pernah bersabda “seburuk-buruk lelaki itu menyakiti istrinya dan malamnya mengaulinya”.
Ngaku pejuang sunnah sejati, tetapi suka menelantarkan istrinya, setiap tahun melahirkan, dengan alasan sunnah tetapi kondisinya sangat mengenaskan. Sementara Rasulullah SAW sangat memuliakan istri-istrinya.
Ciptakan rumah kita seperti surga, bahagiakan istri sebagaimana Rasulullah SAW membahagiakan istri-istrinya. Tuntunlah istri di jalan yang diridhoi Allah SWT. Dengan demikian, istri akan menjadi wanita paling bahagia yang akan menemani dalam suka dan duka, dan selalu akan bersama, di dunia dan di surga. insya Allah kita semua mampu mewujudkannya, Aamiin.
Sedikit sekali orang yang mendapatkan wanita sholihah, karena jumlah wanita sholihah di bumi ini tidaklah banyak.
Dengan tidak menyudutkan suku lain, sebenarnya, wanita muslimah di Indonesia pada umumnya itu sangat potensial menjadi wanita sholihah, jika dididik dengan pendidikan agama yang sangat bagus.
Karena jika dibandingkan dengan wanita Arab, Eropa, Afrika, wanita nusantara tentu lebih santun. Tanpa dididik pun ia akan memanggil suaminya dengan menggunakan istilah khusus, seperti “Mas, Kang mas, Abang, Kak, Yank, Abi” dan panggilan mesra lainnya. Apalagi jika ia diberikan pendidikan dalam menjaga akhlak dan muru'ahnya.
Maka benarlah sabda Rasulullah bahwa istri sholihah adalah perhiasan terindah. tak mengherankan jika orang yang memiliki istri sholihah itu ibarat mempunyai bidadari surga. Subhanallah, Belum masuk surga, sudah mendapatkan pelayanan surgawi dari istri sholihah.
Kelak, dia akan mendampingi suaminya di surga sesungguhnya. Bayangkan, bersama anak dan istri tercinta berkunjung kesebuah kamar surga bertamu menemui Rasulullah SAW. Saat itu Rasulullah SAW sedang berkumpul dan berncengkrama dengan Khadijah, Aisyah, Hafsah, serta putra dan cucunya. Sementara para bidadari menunggu, karena sang Ratu Bidadari (istri sholihah) sedang menikmati indahnya surga bersama keluarga bertamu kepada Baginda Rasulullah SAW.
Di sini, saya perhatikan banyak lelaki yang kurang piknik di dunia ini. Bidadari itu hanya diperoleh di surga. Tidak salah. Tetapi perlu di luruskan bahwa istri sholihah itu juga termasuk bidadari. Ketika seorang lelaki lebih mengutamakan bidadari surga, kadang dirinya lupa mensejahterakan istrinya, padahal itu tuntunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Dengan mengutamakan bidadari surga, kadangkala seseorang lupa diri, sehingga rela melakukan bom bunuh diri dengan harapan mendapatkan bidadari. Ketahuilah, istri sholihah itu jauh lebih istimewa daripada semua bidadari surga.
Bagaimana tidak, Lha wong Rasulullah saja bersabda “sebaik-baik kalian orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan sayalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR Tirmidzi)
Masih menurut Rasulullah, wanita shalihah itu sosok yang menyenangkan ketika kita memandangnya, dan selalu menjaga dirinya ketika suami jauh darinya, dan menjaga harta benda milik suaminya. Istri sholihah itu, rela ikut serta kemana saja perginya suami, dan selalu merindukan suaminya sampai kapanpun.
Ketika suami sakit, sang istri sholihah rela mendampinginya, merawat, menyuapinya. Bahkan ketika suaminya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, seorang istri rela mengorbankan segala-galanya untuk suaminya.
Lihatlah Khadijah, istri dari Kanjeng Nabi Muhammad , beliau Rasulullah SAW secara khusus memberitakan tempat istimewa kepada istrinya Khodijah ra. Rosulullah SAW berkata “sebaik-baiknya wanita dunia adalah maryam bin Imran, sebaik-baiknya wanita dunia adalah khadijah”.
Dalam hadits lain yang di riwayatkan oleh ibnu Abbas, Rosulullah juga berkata”Pemuka wanita dunia adalah maryam, lalu Fatimah lalu khadijah, lalu Aisyah.
Jika bidadari menjadi hiasan surga, maka Khadijah ra, dibuatkan rumah khusus di surga, tentu saja kelak akan berdampingan dengan suami tercintanya Rasulullah SAW yang berjuang siang dan malam mengajak penduduk Makkah memeluk islam.
Rasulullah SAW bersabda "Aku diperintahkan untuk memberikan kabar gembira kepada khadijah bahwa akan dibangunkan untuknya di surga sebuah rumah dari permata;tak ada hiruk pikuk dan rasa lelah didalamnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Nah, sekarang bagaimana membandingkan istri sholihah dengan bidadari surga. Kalau istri sholihah kelak bisa menjadi bidadari, sementara bidadari surga tidak bisa menjadi istri sholihah di dunia. Namun demikian, bidadari surga itu bisa menjadi pendamping setia bagi laki-laki yang sholih tetapi istrinya di dunia tidak sholihah. Namun, ketika istrinya sholihah, kelak akan menjadi ratunya bidadari, sehingga apapun yang dititahkan sang ratu, bidadari surga mengikuti titahnya.
Bagaimana kriteria wanita sholihah itu? Dia pasti taat kepada kedua orangtuanya, sehingga ketaatan itu akan menjadi jalan mudah mendapatkan pasangan sholih. Wanita sholihah itu tidak akan membantah titah suaminya selagi tidak dalam koridor maksiat, karena suami yang sholih itu tidak akan membantah titah orangtuanya serta mertuanya.
Seorang lelaki yang sholih itu bukan saja modal hafal Al-Quran, baju panjang plus jubbah putih lengkap dengan dan imamah. Lelaki sholih itu sudah pasti memiliki prilaku yang santun, ramah, sabar, syukur, dan tidak akan pernah membantah titah kedua orangtuanya, dan mertuanya.
Perilaku yang santun dan ramah itu lahir dari sholat yang baik dan berkualitas. Tidak ada ceritanya sholatnya rajin, kemudian berani kepada mertua dan orangtuanya. Tidak ada ceritanya, wanita yang sholihah itu tidak taat kepada suaminya. Allah SWT berfirman “sesungguhnya sholat itu mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar”.
Mana ada seorang suami yang rajin sholat lima waktu tetapi tidak menyapa mertuanya, orangtuanya, teman, kerabat dekatnya. Mana ada suami yang rajin sholat lima waktu berjamaah, suka mencaci maki, dan menyakiti orang lain, terlebih istrinya sendiri. Rasulullah SAW pernah bersabda “seburuk-buruk lelaki itu menyakiti istrinya dan malamnya mengaulinya”.
Ngaku pejuang sunnah sejati, tetapi suka menelantarkan istrinya, setiap tahun melahirkan, dengan alasan sunnah tetapi kondisinya sangat mengenaskan. Sementara Rasulullah SAW sangat memuliakan istri-istrinya.
Ciptakan rumah kita seperti surga, bahagiakan istri sebagaimana Rasulullah SAW membahagiakan istri-istrinya. Tuntunlah istri di jalan yang diridhoi Allah SWT. Dengan demikian, istri akan menjadi wanita paling bahagia yang akan menemani dalam suka dan duka, dan selalu akan bersama, di dunia dan di surga. insya Allah kita semua mampu mewujudkannya, Aamiin.