Kecelakaan lalu lintas selama Operasi Ramadniya 2017 hingga H+5 Lebaran atau Jumat (30/6) telah menewaskan sebanyak 391 orang.
Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri Jakarta, kemarin, memaparkan selain korban tewas, dari 1.764 kecelakaan lalu lintas hingga H+5 Lebaran juga mengakibatkan 449 orang luka berat dan 2.101 orang luka ringan
Khusus untuk kejadian selama H+5, jelas dia, kecelakaan lalu lintas tertinggi terjadi di Jawa Timur dengan 30 kasus, Jawa Tengah (21 kasus), Jawa Barat (5 kasus), serta Sulawesi Tengah dan Papua dengan masing-masing tiga kasus.
Dalam kesempatan terpisah, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan kecelakaan lalu lintas hingga H+3 Lebaran di Jabar turun hingga 47% jika dibandingkan 2016.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengakui tingkat kecelakaan lalu lintas hingga H+3 meningkat jika dibandingkan tahun lalu.
Dia memaparkan, tercatat 498 kasus kecelakaan di wilayah Jatim dan mengakibatkan 87 orang meninggal dunia, 52 korban luka berat, dan 726 korban luka ringan.
Adapun pada 2016, terjadi 491 kasus dengan korban meninggal 57 orang, serta luka berat dan ringan 69 orang.
"Jalur pantai utara (pantura) menduduki posisi tertinggi kecelakaan, seperti sepanjang jalan arteri Tuban, Pasuruan, dan Probolinggo," katanya.
Dia memaparkan korban kecelakaan masih didominasi oleh masyarakat usia produktif, yakni 20 hingga 30 tahun.
"Faktor utama kecelakaan sebanyak 98% disebabkan human error atau kelalaian pengendara, seperti pengemudi yang kelelahan," ujarnya.
Kanit Kecelakaan Polres Pasuruan Iptu Marti menjelaskan, sejak 19 Juni hingga H+5 Lebaran, tingkat kecelakaan di wilayahnya menurun 15% jika dibandingkan tahun silam.
"Kecelakaan menurun dari 26 kasus menjadi 22 kasus. Untuk korban meninggal dunia masih sama, yakni 3 jiwa. Korban luka berat menurun drastis dari delapan orang menjadi satu orang," ujar Marti.
Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri Jakarta, kemarin, memaparkan selain korban tewas, dari 1.764 kecelakaan lalu lintas hingga H+5 Lebaran juga mengakibatkan 449 orang luka berat dan 2.101 orang luka ringan
Khusus untuk kejadian selama H+5, jelas dia, kecelakaan lalu lintas tertinggi terjadi di Jawa Timur dengan 30 kasus, Jawa Tengah (21 kasus), Jawa Barat (5 kasus), serta Sulawesi Tengah dan Papua dengan masing-masing tiga kasus.
Dalam kesempatan terpisah, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan kecelakaan lalu lintas hingga H+3 Lebaran di Jabar turun hingga 47% jika dibandingkan 2016.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengakui tingkat kecelakaan lalu lintas hingga H+3 meningkat jika dibandingkan tahun lalu.
Dia memaparkan, tercatat 498 kasus kecelakaan di wilayah Jatim dan mengakibatkan 87 orang meninggal dunia, 52 korban luka berat, dan 726 korban luka ringan.
Adapun pada 2016, terjadi 491 kasus dengan korban meninggal 57 orang, serta luka berat dan ringan 69 orang.
"Jalur pantai utara (pantura) menduduki posisi tertinggi kecelakaan, seperti sepanjang jalan arteri Tuban, Pasuruan, dan Probolinggo," katanya.
Dia memaparkan korban kecelakaan masih didominasi oleh masyarakat usia produktif, yakni 20 hingga 30 tahun.
"Faktor utama kecelakaan sebanyak 98% disebabkan human error atau kelalaian pengendara, seperti pengemudi yang kelelahan," ujarnya.
Kanit Kecelakaan Polres Pasuruan Iptu Marti menjelaskan, sejak 19 Juni hingga H+5 Lebaran, tingkat kecelakaan di wilayahnya menurun 15% jika dibandingkan tahun silam.
"Kecelakaan menurun dari 26 kasus menjadi 22 kasus. Untuk korban meninggal dunia masih sama, yakni 3 jiwa. Korban luka berat menurun drastis dari delapan orang menjadi satu orang," ujar Marti.