"Jujur, aku dulu memang suka upload foto selfie di Facebook dan Instagram.
Alasannya?
Bohong besar jika aku tak bahagia ketika ada yang memuji wajahku cantik atau awet muda.
Aku semacam ingin bilang ke seluruh manusia di dunia 'Nih, aku meskipun udah nikah dan gak muda tapi masih cantik dong, enggak kalah sama yang belum nikah,' dan aku memang enggak pakai kamera-kamera fitnah alias aslinya emang cantik beneran kata orang-orang. Walaupun aku sendiri enggak pernah bilang aku cantik secara verbal, tapi dalam hati aku merasa bangga jika follower dan teman-teman di sosial media bilang aku cantik.
Putih, cantik, berhibab, siapa yang menyangkal realita ini. Seluruh orang yang bertemu aku di dunia nyata maupun maya juga selalu bilang begitu.
Aku semakin percaya diri bahwa suamiku sering memujiku. ia selalu berkata 'beruntung banget dapet istri seperti aku'.
Hingga kemudian, aku sadar bahwa hal itu adalah penyakit kronis yang menggerogoti hatiku.
Astaghfirullah..
Pencapaian dipuji cantik dan sholehah itu sebenarnya tidak membuat hatiku tenteram, yang ada malah sebaliknya. Kok rasanya kurang terus ya kalau enggak 'pamer' betapa cantiknya diri ini. Na'udzubillah min dzalik. Manusia tidak tahu, namun Allah Maha Mengetahui.
Kini semua foto-fotoku di Facebook dan Instagram sudah kuhapus, Hatiku pun lebih tentram. Aku ingin menjadi istri shalehah serta ibu yang baik bagi anak-anakku.
Aku ingin mengabdikan hidupku sepenuhnya untuk orang-orang yang menemani hidupku, amanah dari Allah. Yang lalu biar berlalu. Kini, aku sudah tidak berminat lagi upload foto selfie dengan modus apapun.
Aku ingin menjadi insan yang lebih baik, itu saja. Semoga Allah mengampuni dosa-dosaku terdahulu," (pengakuan seorang muslimah kepada penulis)
Para pembaca Kabarmakkah yang dirahmati Allah, sebagai seorang wanita tentu sangat normal jika kita merasa bahagia ketika ada yang memuji cantik. Jika perasaan itu hanya terbesit sebentar mungkin masih bisa dimaklumi, tapi jika hal itu dijadikan tujuan utama, jujur kita sendirilah yang akan merugi.
Perkembangan tehnologi kadang mendorong kita untuk menunjukkan semua kelebihan yang kita punya, padahal itu semua adalah titipan Allah yang nanti akan kita pertanggungjawabkan.
Dan salah satu kelebihan itu adalah ketika kita diberi wajah cantik. Penampakan diri yang indah bisa jadi anugerah karena bisa jadi ladang amal untuk membahagiakan suami. Tapi bisa juga jadi musibah ketika digunakan untuk hal-hal yang bisa mengundang fitnah. Na'udzubillah.
Lalu, bagaimana cara agar Tidak Tergoda Untuk Pamer Kecantikan di Sosial Media, bagaimana cara meredam diri agar tidak pamer kecantikan dengan modus apapun yang tidak pada tempatnya (maksudnya kepada selain suami)? Nah berikut adalah tipsnya.
1. Sadar sesadar-sadarnya bahwa semua yang kita punya adalah titipan Allah. Semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
2. Jujur pada diri sendiri, adakah manfaat berbuat seperti itu. Hati nurani tidak akan pernah bisa berbohong.
3. Lihatlah suami yang sudah bekerja keras, Sebagai seorang istri apa tega kamu berbuat seperti itu walau dengan modus dan cara halus? Jawabannya sudah bisa didapat dalam hati sanubari.
4. Daripada meng-upload foto-foto yang bisa menjadi fitnah lebih baik menebar manfaat untuk orang lain, Benar gak?
5. Pujian manusia hanya sesaat, apa iya yang seperti itu bakal kita jadikan pegangan utama?
6. Dengan tidak pamer kecantikan apapun modusnya, kita sudah menyelamatkan seluruh mata laki-laki di dunia maya yang bisa jadi sudah beristri. Itu artinya, dengan menahan diri untuk tidak pamer kecantikan kita turut membantu menyelamatkan suami-suami wanita-wanita lain
7. Kita sendiri wanita, gimana rasanya ketika suami dalam hati memuji kecantikan wanita lain? Pasti cemburu kan? Oleh karena itu semestinya kita juga tidak berbuat seperti itu pada wanita lain
8. Akan selalu ada yang lebih, lebih, dan lebih cantik. Semakin banyak ingin memamerkan kecantikan apapun modusnya sebenarnya kita akan semakin tidak puas. Semakin ingin banyak mengedit, semakin ingin terlihat lebih mulus, dll. Padahal kenyataannya ya memang akan selalu ada yang lebih dan lebih, kan.
9. Syukuri apa yang sudah dititipkan Allah, bersikaplah sewajarnya, dan gunakanlah dengan bijak sesuai tempatnya.
Wanita memang sosok yang suka dipuji. Tapi, kita tentu akan lebih tenteram jika yang memuji suami daripada laki-laki lain. Pujian laki-laki asing tidaklah tulus toh yang dipuji tidak hanya kita, jangan naif. Sedangkan pujian suami selain berpahala juga akan menambah keharmonisan keluarga. Jika semua muslimah meredam diri untuk tidak pamer kecantikan apapun modusnya, insyaallah akan semakin banyak keluarga yang "terselamatkan".
Alasannya?
Bohong besar jika aku tak bahagia ketika ada yang memuji wajahku cantik atau awet muda.
Aku semacam ingin bilang ke seluruh manusia di dunia 'Nih, aku meskipun udah nikah dan gak muda tapi masih cantik dong, enggak kalah sama yang belum nikah,' dan aku memang enggak pakai kamera-kamera fitnah alias aslinya emang cantik beneran kata orang-orang. Walaupun aku sendiri enggak pernah bilang aku cantik secara verbal, tapi dalam hati aku merasa bangga jika follower dan teman-teman di sosial media bilang aku cantik.
Putih, cantik, berhibab, siapa yang menyangkal realita ini. Seluruh orang yang bertemu aku di dunia nyata maupun maya juga selalu bilang begitu.
Aku semakin percaya diri bahwa suamiku sering memujiku. ia selalu berkata 'beruntung banget dapet istri seperti aku'.
Hingga kemudian, aku sadar bahwa hal itu adalah penyakit kronis yang menggerogoti hatiku.
Astaghfirullah..
Pencapaian dipuji cantik dan sholehah itu sebenarnya tidak membuat hatiku tenteram, yang ada malah sebaliknya. Kok rasanya kurang terus ya kalau enggak 'pamer' betapa cantiknya diri ini. Na'udzubillah min dzalik. Manusia tidak tahu, namun Allah Maha Mengetahui.
Kini semua foto-fotoku di Facebook dan Instagram sudah kuhapus, Hatiku pun lebih tentram. Aku ingin menjadi istri shalehah serta ibu yang baik bagi anak-anakku.
Aku ingin mengabdikan hidupku sepenuhnya untuk orang-orang yang menemani hidupku, amanah dari Allah. Yang lalu biar berlalu. Kini, aku sudah tidak berminat lagi upload foto selfie dengan modus apapun.
Aku ingin menjadi insan yang lebih baik, itu saja. Semoga Allah mengampuni dosa-dosaku terdahulu," (pengakuan seorang muslimah kepada penulis)
Tips Agar Tidak Tergoda Untuk Pamer Kecantikan di Sosial Media |
Para pembaca Kabarmakkah yang dirahmati Allah, sebagai seorang wanita tentu sangat normal jika kita merasa bahagia ketika ada yang memuji cantik. Jika perasaan itu hanya terbesit sebentar mungkin masih bisa dimaklumi, tapi jika hal itu dijadikan tujuan utama, jujur kita sendirilah yang akan merugi.
Perkembangan tehnologi kadang mendorong kita untuk menunjukkan semua kelebihan yang kita punya, padahal itu semua adalah titipan Allah yang nanti akan kita pertanggungjawabkan.
Dan salah satu kelebihan itu adalah ketika kita diberi wajah cantik. Penampakan diri yang indah bisa jadi anugerah karena bisa jadi ladang amal untuk membahagiakan suami. Tapi bisa juga jadi musibah ketika digunakan untuk hal-hal yang bisa mengundang fitnah. Na'udzubillah.
Lalu, bagaimana cara agar Tidak Tergoda Untuk Pamer Kecantikan di Sosial Media, bagaimana cara meredam diri agar tidak pamer kecantikan dengan modus apapun yang tidak pada tempatnya (maksudnya kepada selain suami)? Nah berikut adalah tipsnya.
1. Sadar sesadar-sadarnya bahwa semua yang kita punya adalah titipan Allah. Semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
2. Jujur pada diri sendiri, adakah manfaat berbuat seperti itu. Hati nurani tidak akan pernah bisa berbohong.
3. Lihatlah suami yang sudah bekerja keras, Sebagai seorang istri apa tega kamu berbuat seperti itu walau dengan modus dan cara halus? Jawabannya sudah bisa didapat dalam hati sanubari.
4. Daripada meng-upload foto-foto yang bisa menjadi fitnah lebih baik menebar manfaat untuk orang lain, Benar gak?
5. Pujian manusia hanya sesaat, apa iya yang seperti itu bakal kita jadikan pegangan utama?
6. Dengan tidak pamer kecantikan apapun modusnya, kita sudah menyelamatkan seluruh mata laki-laki di dunia maya yang bisa jadi sudah beristri. Itu artinya, dengan menahan diri untuk tidak pamer kecantikan kita turut membantu menyelamatkan suami-suami wanita-wanita lain
7. Kita sendiri wanita, gimana rasanya ketika suami dalam hati memuji kecantikan wanita lain? Pasti cemburu kan? Oleh karena itu semestinya kita juga tidak berbuat seperti itu pada wanita lain
8. Akan selalu ada yang lebih, lebih, dan lebih cantik. Semakin banyak ingin memamerkan kecantikan apapun modusnya sebenarnya kita akan semakin tidak puas. Semakin ingin banyak mengedit, semakin ingin terlihat lebih mulus, dll. Padahal kenyataannya ya memang akan selalu ada yang lebih dan lebih, kan.
9. Syukuri apa yang sudah dititipkan Allah, bersikaplah sewajarnya, dan gunakanlah dengan bijak sesuai tempatnya.
Wanita memang sosok yang suka dipuji. Tapi, kita tentu akan lebih tenteram jika yang memuji suami daripada laki-laki lain. Pujian laki-laki asing tidaklah tulus toh yang dipuji tidak hanya kita, jangan naif. Sedangkan pujian suami selain berpahala juga akan menambah keharmonisan keluarga. Jika semua muslimah meredam diri untuk tidak pamer kecantikan apapun modusnya, insyaallah akan semakin banyak keluarga yang "terselamatkan".