Slah satu polisi yang bertugas di Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu ini patut diacungi jempol.
Beliau bernama Brigpol Suharno, dalam kesehariannya Suharno menjadi guru ngaji di tempatnya bertugas, tanpa upah, hal itu dilakukannya usai melaksanakan tugasnya sebagai polisi.
Sudah 3 bulan ini Brigpol Suharno jadi guru ngaji bagi anak-anak di Desa Padang Manis, Kecamatan Manna. Muridnya ada sekitar 43 anak yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar.
Suami dari Ibu Finia Febrianti ini mengajar ngaji anak-anak pada sore hari, usai menjalankan kewajibannya sebagai anggota Polri di Mapolsek Manna. Mengajar mengaji, merupakan caranya untuk mendekatkan diri pada masyarakat di tempatnya bertugas sekaligus kewajiban menegakkan kalimat Allah dimanapun ia berada.
Bapak dari dua orang anak ini berkisah, sejak dipercaya oleh atasannya sebagai Bhabinkamtibmas, ia mencari cara agar bisa mendekatkan diri dan mengabdi kepada masyarakat Desa Padang Manis.
Mulanya, kata pria kelahiran Pekalongan 29 Desember 1984 itu, ia mengikuti shalat berjamaah di Masjid Nurul Huda, Desa Padang Manis. Bermula dari sana, ia berinisiatif menjadi guru mengaji bagi anak-anak di sana.
Sebelum melaksanakan rencananya, Brigpol Suharno meminta izin dan dukungan dari kepala desa (kades) setempat. Dan niatannya mengajar mengaji disambut baik oleh pihak desa.
"Belajar mengaji ini kami lakukan di masjid, dengan melibatkan seluruh anak-anak di Desa Padang Manis," kata Suharno.
Lulusan Secaba Polri tahun 2005 ini kembali berkisah, mulanya anak muridnya hanya 10 orang. Namun seiring berjalannya waktu, anak-anak yang ingin belajar agama terus bertambah hingga menjadi 43 orang.
"Saya mengajar ini secara gratis, dan tidak ada pungutan sama sekali," jelas Suharno.
Selain mengajarkan anak-anak mengaji lengkap dengan tajuwidnya, Brigpol Suharno juga mewajibkan mereka menghafal surat-surat pendek. Dia juga memberikan siraman rohani pada anak-anak agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang negara dan agama, seperti mengonsumsi narkoba.
"Hafalan surat pendek, juga diberikan kepada murid. Dan itu akan dievaluasi melalui absensi," pungkas Suharno.
Beliau bernama Brigpol Suharno, dalam kesehariannya Suharno menjadi guru ngaji di tempatnya bertugas, tanpa upah, hal itu dilakukannya usai melaksanakan tugasnya sebagai polisi.
Sudah 3 bulan ini Brigpol Suharno jadi guru ngaji bagi anak-anak di Desa Padang Manis, Kecamatan Manna. Muridnya ada sekitar 43 anak yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar.
Suami dari Ibu Finia Febrianti ini mengajar ngaji anak-anak pada sore hari, usai menjalankan kewajibannya sebagai anggota Polri di Mapolsek Manna. Mengajar mengaji, merupakan caranya untuk mendekatkan diri pada masyarakat di tempatnya bertugas sekaligus kewajiban menegakkan kalimat Allah dimanapun ia berada.
Bapak dari dua orang anak ini berkisah, sejak dipercaya oleh atasannya sebagai Bhabinkamtibmas, ia mencari cara agar bisa mendekatkan diri dan mengabdi kepada masyarakat Desa Padang Manis.
Mulanya, kata pria kelahiran Pekalongan 29 Desember 1984 itu, ia mengikuti shalat berjamaah di Masjid Nurul Huda, Desa Padang Manis. Bermula dari sana, ia berinisiatif menjadi guru mengaji bagi anak-anak di sana.
Sebelum melaksanakan rencananya, Brigpol Suharno meminta izin dan dukungan dari kepala desa (kades) setempat. Dan niatannya mengajar mengaji disambut baik oleh pihak desa.
"Belajar mengaji ini kami lakukan di masjid, dengan melibatkan seluruh anak-anak di Desa Padang Manis," kata Suharno.
Lulusan Secaba Polri tahun 2005 ini kembali berkisah, mulanya anak muridnya hanya 10 orang. Namun seiring berjalannya waktu, anak-anak yang ingin belajar agama terus bertambah hingga menjadi 43 orang.
"Saya mengajar ini secara gratis, dan tidak ada pungutan sama sekali," jelas Suharno.
Selain mengajarkan anak-anak mengaji lengkap dengan tajuwidnya, Brigpol Suharno juga mewajibkan mereka menghafal surat-surat pendek. Dia juga memberikan siraman rohani pada anak-anak agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang negara dan agama, seperti mengonsumsi narkoba.
"Hafalan surat pendek, juga diberikan kepada murid. Dan itu akan dievaluasi melalui absensi," pungkas Suharno.