Belum selesai kasus kriminalisasi yang menimpa Habib Rizieq Shihab dengan dugaan kasus pornografi, kali ini kembali muncul berita seorang ulama yang dilaporkan pada Polisi. Ulama yang dimaksud adalah KH Hasan Abdullah Sahal, seorang pimpinan pondok pesantren modern Gontor, Ponorogo Jawa Timur.
“Tidak kecewa ayat al Quran diganggu, syahadatnya batal,” kata KH Hasan Abdullah Sahal dalam ceramahnya (02/06/2017)
Itulah potongan kalimat yang membuat sang kyai dilaporkan pada pihak kepolisian. Kalimat itu beliau sampaikan ketika memberikan ceramah dalam acara reuni Gontor Abu Sittin di Hotel Aster Batu, malang 3-4 Mei 2017 lalu
Dilansir dari suaranasional.com (02/06/2017), sang kyai dilaporkan oleh seorang loyalis Presiden Jokowi bernama Sukardiman Sungkono. Sukardiman menilai bahwa ceramah yang dilakukan KH. Hasan itu dianggap provokatif dan bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Seharusnya sebagai seorang pemimpin pesantren, KH. Sahal tidak memberikan ceramah yang kontroversial dan provokatif, apalagi Gontor dikenal sebagai pesantren besar di Indonesia.
“Saya sudah lihat ceramah Kiai Hasan Abdullah Sahal tentang syahadatnya batal melihat umat saat ini, ini sangat provokatif,” kata Sukardiman Sungkono, (02/06/2017).
Menanggapi aksi Sukardiman Sungkono yang melaporkan KH. Sahal ke polisi, seorang pria yang bernama Muhamamad Sodri Al Bantuly menantang duel Sukardiman.
Muhamamad Sodri yang merupakan Ketua Laskar Pembela Ulama (LPU) beralasan bahwa tantangan tersebut dilakukan untuk mencari kebenaran agar yang bersangkutan tidak mencari masalah dengan umat Islam.
Sodri juga membantah dirinya tidak taat hukum, dia justru hal itu dilakukan sebagai bentuk sportifitas seperti pertandingan bela diri. Selanjutnya jika Sukardiman kalah dalam pertarungan harus tanda tangan di atas materai menuliskan permintaan minta maaf kepada seluruh umat Islam Indonesia.
“Sukardiman Sungkono Koordinator Loyalis Jokowi ini juga pernah melaporkan Amien Rais ke polisi dan sekarang KH Hasan Abdullah Sahal juga akan dilaporkan. Sekarang saya tantang duel saja. Waktu dan tempat saya mengikuti si Sukardiman,” kata Muhammad Sodri (04/06/2017).
Selain itu Sodri juga menilai bahwa ceramah KH. Sahal tidak bernada provokatif, pimpinan Gontor itu hanya menyampaikan sesuai ajaran agama yang diyakininya. Justru Sukardimanlah penyebar provokasi dan kisruh di masyarakat.
Kepolisian harus jernih dalam menangani kasus ini, baik KH. Sahal, Sukardiman, ataupun Muhammad Sodri harus diperiksa dan duduk bersama agar tidak menimbulkan gejolak nasional yang lebih besar.
Berikut Ceramah Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, KH Hasan Abdullah Sahal pada acara Reuni Alumni Gontor (3-4 Mei 2017):
"Yang tidak kecewa dengan nasib Umat Islam sekarang ini, syahadatnya batal. Yang tidak kecewa kalau ayat Al Quran diganggu, syahadatnya batal. Betul? Gontor tidak berpolitik, mendidik orang-orang untuk berpolitik dengan baik, berdagang dengan baik, bekerja dengan baik, menjadi birokrat dengan baik, menjadi wakil rakyat baik, advokat atau pengacara yang baik, itu kerjaan Gontor. Pekerjaan pesanteren itu.
Kalau seperti sekarang ini hatinya tidak terbetik, kalau umat Islam sangat tidak sadar diri sekarang ini, hatinya tidak tersentak, dalam arti tidak marah, perlu disunat lagi, perlu baca syahadat lagi, perlu mandi, masuk Islam. syahadatnya batal. Yang tidak kecewa dengan nasib umat Islam sekarang ini syahadtnya batal, lah itu. Yang tidak kecewa dengan ayat Al quran diganggu syahadatnya batal. Betul?"
[VIDEO]
KH Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan pondok pesantren modern Gontor, Ponorogo Jawa Timur |
“Tidak kecewa ayat al Quran diganggu, syahadatnya batal,” kata KH Hasan Abdullah Sahal dalam ceramahnya (02/06/2017)
Itulah potongan kalimat yang membuat sang kyai dilaporkan pada pihak kepolisian. Kalimat itu beliau sampaikan ketika memberikan ceramah dalam acara reuni Gontor Abu Sittin di Hotel Aster Batu, malang 3-4 Mei 2017 lalu
Dilansir dari suaranasional.com (02/06/2017), sang kyai dilaporkan oleh seorang loyalis Presiden Jokowi bernama Sukardiman Sungkono. Sukardiman menilai bahwa ceramah yang dilakukan KH. Hasan itu dianggap provokatif dan bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Seharusnya sebagai seorang pemimpin pesantren, KH. Sahal tidak memberikan ceramah yang kontroversial dan provokatif, apalagi Gontor dikenal sebagai pesantren besar di Indonesia.
“Saya sudah lihat ceramah Kiai Hasan Abdullah Sahal tentang syahadatnya batal melihat umat saat ini, ini sangat provokatif,” kata Sukardiman Sungkono, (02/06/2017).
Menanggapi aksi Sukardiman Sungkono yang melaporkan KH. Sahal ke polisi, seorang pria yang bernama Muhamamad Sodri Al Bantuly menantang duel Sukardiman.
Muhamamad Sodri yang merupakan Ketua Laskar Pembela Ulama (LPU) beralasan bahwa tantangan tersebut dilakukan untuk mencari kebenaran agar yang bersangkutan tidak mencari masalah dengan umat Islam.
Sodri juga membantah dirinya tidak taat hukum, dia justru hal itu dilakukan sebagai bentuk sportifitas seperti pertandingan bela diri. Selanjutnya jika Sukardiman kalah dalam pertarungan harus tanda tangan di atas materai menuliskan permintaan minta maaf kepada seluruh umat Islam Indonesia.
“Sukardiman Sungkono Koordinator Loyalis Jokowi ini juga pernah melaporkan Amien Rais ke polisi dan sekarang KH Hasan Abdullah Sahal juga akan dilaporkan. Sekarang saya tantang duel saja. Waktu dan tempat saya mengikuti si Sukardiman,” kata Muhammad Sodri (04/06/2017).
Selain itu Sodri juga menilai bahwa ceramah KH. Sahal tidak bernada provokatif, pimpinan Gontor itu hanya menyampaikan sesuai ajaran agama yang diyakininya. Justru Sukardimanlah penyebar provokasi dan kisruh di masyarakat.
Kepolisian harus jernih dalam menangani kasus ini, baik KH. Sahal, Sukardiman, ataupun Muhammad Sodri harus diperiksa dan duduk bersama agar tidak menimbulkan gejolak nasional yang lebih besar.
Berikut Ceramah Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, KH Hasan Abdullah Sahal pada acara Reuni Alumni Gontor (3-4 Mei 2017):
"Yang tidak kecewa dengan nasib Umat Islam sekarang ini, syahadatnya batal. Yang tidak kecewa kalau ayat Al Quran diganggu, syahadatnya batal. Betul? Gontor tidak berpolitik, mendidik orang-orang untuk berpolitik dengan baik, berdagang dengan baik, bekerja dengan baik, menjadi birokrat dengan baik, menjadi wakil rakyat baik, advokat atau pengacara yang baik, itu kerjaan Gontor. Pekerjaan pesanteren itu.
Kalau seperti sekarang ini hatinya tidak terbetik, kalau umat Islam sangat tidak sadar diri sekarang ini, hatinya tidak tersentak, dalam arti tidak marah, perlu disunat lagi, perlu baca syahadat lagi, perlu mandi, masuk Islam. syahadatnya batal. Yang tidak kecewa dengan nasib umat Islam sekarang ini syahadtnya batal, lah itu. Yang tidak kecewa dengan ayat Al quran diganggu syahadatnya batal. Betul?"
[VIDEO]