Kekerasan bermotif rasisme kembali terjadi. Dua pria ditikam hingga meninggal dunia pasca pembelaannya terhadap dua orang remaja yang mengalami perisakan (bullying), dari pria di sebuah kereta api di Portland, Oregon, Amerika Serikat, Jumat (26/5). Di samping itu, ada satu pria lain yang ikut membela, juga terluka parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kronologis kejadiannya, Jumat (26/5) siang lalu, ada dua gadis remaja, salah satunya muslimah yang mengenakan hijab, naik kereta api di Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS). Di gerbong yang mereka tempati telah duduk seorang lelaki bernama Jeremy Joseph Christian serta sejumlah penumpang lainnya.
Perhatian Christian lantas terfokus pada dua gadis remaja yang baru saja naik ke gerbongnya, khususnya pada gadis yang mengenakan hijab. Selang beberapa saat, Christian mendekat dan mulai memaki serta mengumbar pernyataan kebencian kepada gadis tersebut. Christian berkata, "Semua umat Islam harus mati."
Menyaksikan umpatan kebencian itu, tiga orang pria melakukan pembelaan terhadap remaja muslimah yang terkena intimidasi tersebut. Dyjuana Hudson, ibu dari salah satu gadis menyatakan, salah satu dari tiga pria yang ingin membela muslimah itu berkata, "Anda tidak bisa memperlakukan mereka seperti itu. Mereka adalah gadis kecil," katanya kepada Christian.
Meski begitu, Christian tak merasa gentar sedikitpun. Ketiga pria itu malah langsung diserang dan ditikam secara brutal olehnya. "Beberapa orang yang dia ajak berteriak, mereka diserang dengan kejam oleh tersangka, mengakibatkan dua kematian dan satu luka," tutur Juru bicara kepolisian Portland, Sersan Pete Simpson.
Salah satu korban meninggal dunia akibat tikaman sadis itu adalah Namkai-Meche. Lewat akun Facebook-nya, ibu Namkai-Meche juga menuliskan perasaan dukanya. Ia menyebut anaknya itu sebagai pahlawan. "Dia adalah pahlawan dan akan tetap menjadi pahlawan. Terima kasih, terima kasih, kamu (Namkai-Meche) akan selalu menjadi pahlawan kami," tulis ibunya.
Korban lainnya yang meninggal dunia adalah John Best. Ia merupakan seorang veteran militer berusia 53 tahun. John tercatat telah mengabdi di Angkatan Darat AS selama 23 tahun. Lima tahun lalu ia pensiun dari pekerjaannya.
Sedangkan satu korban luka bernama Micah David-Cole Fletcher. Saat ini dia berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pembunuh sadis itu telah ditangkap sesaat setelah ia keluar dari gerbong kereta. Simpson mengatakan Christian bisa dipidana atas dua tuduhan, yakni tuduhan pembunuhan serta tuduhan percobaan pembunuhan.
Council on American-Islamic Relations, sebuah kelompok hak asasi manusia dan advokasi sipil terbesar Amerika, mengecam kejadian tersebut serta menyebutnya sebagai kejahatan kebencian yang mengerikan. Mereka mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan pidana pada tindak kekerasan rasial yang ditujukan pada kaum muslim di negara itu.
"Presiden Trump harus berbicara secara pribadi untuk melawan Islamofobia dan bentuk-bentuk rasisme lainnya di negara kita, yang telah diprovokasi melalui berbagai pernyataan dan kebijakan yang berdampak negatif pada komunitas minoritas ini," tutur Direktur Eksekutif CAIR, Nihad Awad.
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara di Stasiun Hollywood Transit (Foto: BBC) |
Kronologis kejadiannya, Jumat (26/5) siang lalu, ada dua gadis remaja, salah satunya muslimah yang mengenakan hijab, naik kereta api di Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS). Di gerbong yang mereka tempati telah duduk seorang lelaki bernama Jeremy Joseph Christian serta sejumlah penumpang lainnya.
Perhatian Christian lantas terfokus pada dua gadis remaja yang baru saja naik ke gerbongnya, khususnya pada gadis yang mengenakan hijab. Selang beberapa saat, Christian mendekat dan mulai memaki serta mengumbar pernyataan kebencian kepada gadis tersebut. Christian berkata, "Semua umat Islam harus mati."
Menyaksikan umpatan kebencian itu, tiga orang pria melakukan pembelaan terhadap remaja muslimah yang terkena intimidasi tersebut. Dyjuana Hudson, ibu dari salah satu gadis menyatakan, salah satu dari tiga pria yang ingin membela muslimah itu berkata, "Anda tidak bisa memperlakukan mereka seperti itu. Mereka adalah gadis kecil," katanya kepada Christian.
Meski begitu, Christian tak merasa gentar sedikitpun. Ketiga pria itu malah langsung diserang dan ditikam secara brutal olehnya. "Beberapa orang yang dia ajak berteriak, mereka diserang dengan kejam oleh tersangka, mengakibatkan dua kematian dan satu luka," tutur Juru bicara kepolisian Portland, Sersan Pete Simpson.
Salah satu korban meninggal dunia akibat tikaman sadis itu adalah Namkai-Meche. Lewat akun Facebook-nya, ibu Namkai-Meche juga menuliskan perasaan dukanya. Ia menyebut anaknya itu sebagai pahlawan. "Dia adalah pahlawan dan akan tetap menjadi pahlawan. Terima kasih, terima kasih, kamu (Namkai-Meche) akan selalu menjadi pahlawan kami," tulis ibunya.
Korban lainnya yang meninggal dunia adalah John Best. Ia merupakan seorang veteran militer berusia 53 tahun. John tercatat telah mengabdi di Angkatan Darat AS selama 23 tahun. Lima tahun lalu ia pensiun dari pekerjaannya.
Sedangkan satu korban luka bernama Micah David-Cole Fletcher. Saat ini dia berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pembunuh sadis itu telah ditangkap sesaat setelah ia keluar dari gerbong kereta. Simpson mengatakan Christian bisa dipidana atas dua tuduhan, yakni tuduhan pembunuhan serta tuduhan percobaan pembunuhan.
Council on American-Islamic Relations, sebuah kelompok hak asasi manusia dan advokasi sipil terbesar Amerika, mengecam kejadian tersebut serta menyebutnya sebagai kejahatan kebencian yang mengerikan. Mereka mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan pidana pada tindak kekerasan rasial yang ditujukan pada kaum muslim di negara itu.
"Presiden Trump harus berbicara secara pribadi untuk melawan Islamofobia dan bentuk-bentuk rasisme lainnya di negara kita, yang telah diprovokasi melalui berbagai pernyataan dan kebijakan yang berdampak negatif pada komunitas minoritas ini," tutur Direktur Eksekutif CAIR, Nihad Awad.