Seorang Imam besar dari Mesir bernama Syaikh Ezzat Sayyid menyatakan terkesan dan takjub dengan semangat serta khusyuknya umat Islam di Nusa Tenggara Barat beribadah di bulan suci Ramadhan. Syaikh kelahiran 31 Agustus 1985 tersebut merasa senang dan bersyukur bisa berkunjung dan memimpin shalat tarawih di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center, NTB.
"Saya merasa nyaman dengan keadaan NTB yang penuh kekhusyukan dan semangat dalam melaksanakan ibadah shalat tarawih," tutur Syaikh Ezzat Sayyid ketika bersilaturahmi dengan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi di pendopo gubernuran di Kota Mataram, Senin (30/5).
Ternyata, Imam besar yang telah mengimami shalat tarawih di berbagai negara itu memiliki background keilmuwan di perguruan tinggi yang tidak linear dengan sosoknya saat ini. Ezzat Sayyid tercatat sebagai seorang Alumnus Ilmu Kimia dan Alam Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Tentu saja background tersebut bukan masalah, justru menambah nilai plus dari seorang imam besar, dimana ia tidak hanya menguasai ilmu al-Qur'an tetapi juga mendalami keilmuwan sains.
Mendalami berbagai disiplin keilmuwan al-Qur'an, Syaikh Ezzat Sayyid merupakan qari pertama Mesir yang berhasil menyandang lima gelar juara tilawah Alquran tingkat internasional, antara lain di Bahrain, Irak, Iran, dan Libya. Lantaran prestasi gemilang tersebut, Pemerintah Provinsi NTB melayangkan undangan kepadanya untuk mengimami sholat tarawih di Masjid Hubbul Wathan selama tiga hari pertama Ramadan kemudian dijadwalkan kembali pada 10-16 Juni 2017.
Imam dari negeri Sungai Nil ini mengungkapkan bahwa berbekal semangat dari masyarakat muslim di NTB dalam melaksanakan ibadah, dirinya ingin ke depan syi'ar al-Qur'an akan lebih bergema di NTB.
"Rekaman-rekaman tilawahnya kiranya dapat disiarkan dan disebarkan ke masyarakat luas agar bacaan al-Qur'an lebih banyak bergaung di bumi seribu masjid, karena bacaan al-Qur'an itu merupakan berkah," terangnya.
Syaikh yang menguasai ilmu qira'at al-Qur'an dengan beragam jalur riwayat ini mengaku bahwa agenda Pesona Khazanah Ramadhan di NTB ini adalah yang pertama sepanjang pengalamannya di berbagai belahan dunia. Selama ini ketika diundang ke Uzbekistan, Istanbul, Prancis, Inggris dan negara-negara lainnya, dirinya hanya diminta mengimami shalat Tarawih. Berbeda dengan di NTB, Pesona Khazanah Ramadhan di bumi seribu masjid ini tidak hanya shalat tarawih, tetapi dipenuhi dengan berbagai rangkaian kegiatan dan festival Ramadhan. Kegiatan ini menjadi prototipe sangat bagus serta patut ditiru oleh negara-negara lain.
Sementara itu, Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya shalat tarawih di Masjid Hubbul Wathan NTB yang sedemikian meriah.
"Ini menunjukkan semangat masyarakat NTB melaksanakan ibadah sangat tinggi," tuturnya.
Gubernur mengucapkan terima kasih kepada Syaikh Ezzat Sayyid yang telah memimpin shalat tarawih selama tiga hari di masjid kebanggaan masyarakat NTB tersebut. "Setelah di NTB, beliau akan ke Prancis untuk mengimami shalat tarawih di sana," ucap gubernur yang juga seorang hafidz al-Qur'an ini.
Imam Mesir, Syekh Ezzat El Sayyed Rashid, tiba di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, NTB, Jumat (26/5). |
"Saya merasa nyaman dengan keadaan NTB yang penuh kekhusyukan dan semangat dalam melaksanakan ibadah shalat tarawih," tutur Syaikh Ezzat Sayyid ketika bersilaturahmi dengan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi di pendopo gubernuran di Kota Mataram, Senin (30/5).
Ternyata, Imam besar yang telah mengimami shalat tarawih di berbagai negara itu memiliki background keilmuwan di perguruan tinggi yang tidak linear dengan sosoknya saat ini. Ezzat Sayyid tercatat sebagai seorang Alumnus Ilmu Kimia dan Alam Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Tentu saja background tersebut bukan masalah, justru menambah nilai plus dari seorang imam besar, dimana ia tidak hanya menguasai ilmu al-Qur'an tetapi juga mendalami keilmuwan sains.
Mendalami berbagai disiplin keilmuwan al-Qur'an, Syaikh Ezzat Sayyid merupakan qari pertama Mesir yang berhasil menyandang lima gelar juara tilawah Alquran tingkat internasional, antara lain di Bahrain, Irak, Iran, dan Libya. Lantaran prestasi gemilang tersebut, Pemerintah Provinsi NTB melayangkan undangan kepadanya untuk mengimami sholat tarawih di Masjid Hubbul Wathan selama tiga hari pertama Ramadan kemudian dijadwalkan kembali pada 10-16 Juni 2017.
Imam dari negeri Sungai Nil ini mengungkapkan bahwa berbekal semangat dari masyarakat muslim di NTB dalam melaksanakan ibadah, dirinya ingin ke depan syi'ar al-Qur'an akan lebih bergema di NTB.
"Rekaman-rekaman tilawahnya kiranya dapat disiarkan dan disebarkan ke masyarakat luas agar bacaan al-Qur'an lebih banyak bergaung di bumi seribu masjid, karena bacaan al-Qur'an itu merupakan berkah," terangnya.
Syaikh yang menguasai ilmu qira'at al-Qur'an dengan beragam jalur riwayat ini mengaku bahwa agenda Pesona Khazanah Ramadhan di NTB ini adalah yang pertama sepanjang pengalamannya di berbagai belahan dunia. Selama ini ketika diundang ke Uzbekistan, Istanbul, Prancis, Inggris dan negara-negara lainnya, dirinya hanya diminta mengimami shalat Tarawih. Berbeda dengan di NTB, Pesona Khazanah Ramadhan di bumi seribu masjid ini tidak hanya shalat tarawih, tetapi dipenuhi dengan berbagai rangkaian kegiatan dan festival Ramadhan. Kegiatan ini menjadi prototipe sangat bagus serta patut ditiru oleh negara-negara lain.
Sementara itu, Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya shalat tarawih di Masjid Hubbul Wathan NTB yang sedemikian meriah.
"Ini menunjukkan semangat masyarakat NTB melaksanakan ibadah sangat tinggi," tuturnya.
Gubernur mengucapkan terima kasih kepada Syaikh Ezzat Sayyid yang telah memimpin shalat tarawih selama tiga hari di masjid kebanggaan masyarakat NTB tersebut. "Setelah di NTB, beliau akan ke Prancis untuk mengimami shalat tarawih di sana," ucap gubernur yang juga seorang hafidz al-Qur'an ini.