Beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di Kota Bandung, mengaku setiap harinya harus menyiapkan sejumlah uang keamanan yang cukup besar demi keberlangsungan kehidupan mereka di jalanan. Mereka setiap hari harus menyetor Rp 50 Ribu untuk oknum keamanan preman setempat.
“Saya sehari-hari harus siapkan uang Rp 50 ribu buat preman. Karena saking banyaknya preman yang malak pedagang kecil seperti kami,” ujar Agus, seorang pedagang cendol di Taman Sejarah, Bandung, Rabu (28/6/2017)
Agus menambahkan, bukan hanya dirinya yang ditagih oleh preman untuk membayar keamanan, Namun semua pedagang kecil yang berada di samping-samping lapak jualan Agus,
“Uang keamanan itu cuma akal-akalan preman aja. Premannya gak cuma satu, tapi sehari bisa ada tiga sampai empat preman yang minta uang ke saya,” terangnya.
Ia bahkan mengungkapkan fakta yang menyesakkan dada saking banyaknya oknum preman yang minta ‘uang kemanan’ uang kepada pedagang kecil.
“Bahkan saya sampai tidak makan. Uang makan saya, saya kasih semua ke preman,” ungkap bapak tiga anak ini.
Agus mengaku setiap harinya uang Rp 50 ribu bisa hilang karena dipalak oleh preman setempat. Padahal satu gelas cendol ini diberi harga Rp 8 ribu saja. Ia merupakan pedagang cendol yang sering menjajakan dagangannya di Pasar Baru (Senin-Jumat) dan Pasar Gasibu (Sabtu-Minggu).
Ternyata, fenomena preman yang berkedok uang keamanan ini masih berlangsung hingga sekarang ini padahal pihak pemerintah telah jelas-jelas melarang aksi koboi tersebut. Pemerintah sudah sering menindak tegas para preman liar yang meminta setoran dan juga meresahkan para pedagang ini.
Semoga semua tindakan premanisme dan semena-mena ini segera ditindaklanjuti oleh pihak pemerintah setempat. Apalagi, banyak sekali masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dengan berjualan sebagai Pedagang Kaki Lima. Apa jadinya jika untung yang sedikit malah dikurangi jatah preman.
“Saya sehari-hari harus siapkan uang Rp 50 ribu buat preman. Karena saking banyaknya preman yang malak pedagang kecil seperti kami,” ujar Agus, seorang pedagang cendol di Taman Sejarah, Bandung, Rabu (28/6/2017)
Agus menambahkan, bukan hanya dirinya yang ditagih oleh preman untuk membayar keamanan, Namun semua pedagang kecil yang berada di samping-samping lapak jualan Agus,
“Uang keamanan itu cuma akal-akalan preman aja. Premannya gak cuma satu, tapi sehari bisa ada tiga sampai empat preman yang minta uang ke saya,” terangnya.
Ia bahkan mengungkapkan fakta yang menyesakkan dada saking banyaknya oknum preman yang minta ‘uang kemanan’ uang kepada pedagang kecil.
“Bahkan saya sampai tidak makan. Uang makan saya, saya kasih semua ke preman,” ungkap bapak tiga anak ini.
Agus mengaku setiap harinya uang Rp 50 ribu bisa hilang karena dipalak oleh preman setempat. Padahal satu gelas cendol ini diberi harga Rp 8 ribu saja. Ia merupakan pedagang cendol yang sering menjajakan dagangannya di Pasar Baru (Senin-Jumat) dan Pasar Gasibu (Sabtu-Minggu).
Ternyata, fenomena preman yang berkedok uang keamanan ini masih berlangsung hingga sekarang ini padahal pihak pemerintah telah jelas-jelas melarang aksi koboi tersebut. Pemerintah sudah sering menindak tegas para preman liar yang meminta setoran dan juga meresahkan para pedagang ini.
Semoga semua tindakan premanisme dan semena-mena ini segera ditindaklanjuti oleh pihak pemerintah setempat. Apalagi, banyak sekali masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dengan berjualan sebagai Pedagang Kaki Lima. Apa jadinya jika untung yang sedikit malah dikurangi jatah preman.