Segini. Inilah ukuran kenikmatan dunia.
Sebesar apapun syahwat perut kita, rasa nikmat makan sejatinya hanya seluas lidah dan seruang rongga mulut, hanya sedikit melampaui panjang jejari. Lebih dari itu, segala rasa sama sahaja. Lebih dari itu segala bentuk dan warna tak ada bedanya.
Segini. Inilah ukuran kenikmatan dunia.
Bagaimana dengan syahwat di bawah perut? Yang ini seyogianya tak perlu dijelaskan. Tapi jawabnya juga segini. Yang ini memang tak perlu dijelaskan. Dan memang ada takaran yang tak perlu dilampaui.
Tetapi Ya Allah, mengapa amat berat bagi kami menaklukkan keliaran yang ‘segini’ ini? Tetapi Ya Allah, mengapa begitu mudah kami terjatuh dalam goda badaniah yang hanya ‘segini’ ini?
Benarlah Kanjeng Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang bersabda,
إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ
مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا كَمِثْلِ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَا يَرْجِعُ وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ
Maka awal-awal, amat penting bagi kita menghayati keinsyafan seperti Nabiyyullah Yusuf ‘Alaihissalaam bahwa kita takkan selamat dari tarikan syahwat ini kecuali dengan rahmat dan pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي
Maka Ya Allah, inilah kami yang takkan selamat dari diri kami, selain dengan rahmat dan pertolonganMu. Atas itu, inilah di antara doa indah yang diajarkan Sang Nabi ﷺ kepada kita:
اللهم رحمتك أرجو، فلا تكلني إلى نفسي طرفة عين، وأصلح لي شأني كله، لا إله إلا أنت
Oleh: Salim A Fillah