Iwan Setiawan (35) tega menghabisi nyawa istrinya, Dewi Supartini, di Desa Sindanglaya, Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Selasa malam, 2 Mei 2017, dengan menabrakkan truk sekaligus melindasnya tanpa belas kasihan.
Suherman, paman korban, mengatakan informasi pertama mengenai musibah yang menimpa keponakannya itu berlangsung selepas Isya. Saat itu, ia yang baru selesai menunaikan salat Isya, mengaku mendapatkan informasi jika keponakannya bertengkar hebat dengan pelaku.
"Kebetulan bapaknya lagi sakit. Awalnya saya tidak merespons sebab hal itu (bertengkar) sudah sering terjadi antara mereka," kata dia, Kamis, 4 Mei 2017.
Selang beberapa saat kemudian, informasi baru kembali menghampirinya saat beberapa warga mendatangi untuk meyakinkan dia agar melihat kondisi Dewi. "Wah kayaknya ada apa dengan si Iwan? Saya hanya diminta agar melihat si Dewi," kata dia.
Dari situ, baru diketahui jika pertengkaran kali ini bukan yang biasa. Saat didatangi, kondisi Dewi sudah sangat mengkhawatirkan. "Sangat-sangat mengenaskan, bukan untuk dijelaskan," dia menjelaskan kondisi saat Dewi baru dipindahkan dari lokasi kejadian ke rumah.
Hal yang sama diakui Supardin, ayah korban. Ia mengaku didatangi tukang ojek pada malam hari yang mengabari putrinya bertengkar hebat dengan suaminya.
"Saya waktu dikabari sedang sakit, tapi sudah punya firasat kalau-kalau si Iwan (pelaku) nekat," ujar dia menduga-duga aksi mantunya yang terkenal temperamental itu.
Namun, ia berupaya membuang jauh-jauh firasat itu dan lebih memilih menenangkan diri. Beberapa saat kemudian, firasat itu benar adanya ketika beberapa warga mendatanginya kembali untuk mengabari mengenai ulah keji sang mantu.
"Saya baru tersadar ternyata benar dugaan saya jika si Iwan nekat. Namun belum tahu yang sebenarnya (dilindas), sebab hanya dikabari jika si Dewi cekcok dan telah terjadi kecelakaan lalu lintas," dia memaparkan.
Ditemani beberapa sanak keluarganya, ia lalu menemui putrinya yang sudah tidak bernyawa di rumah sakit. "Ya kita ikhlas saja mungkin sudah takdir anak saya seperti itu," ujar dia, saat pemakaman, Rabu, 3 Mei 2017.
Sementara itu, dalam keterangan awal pemeriksaan, juru bicara Polres Garut AKP Ridwan Tampubolon mengatakan, berdasarkan keterangan korban, sebelum kejadian berlangsung mereka cekcok dulu. Iwan lalu meninggalkan rumah dengan alasan mau berangkat kerja, tetapi Dewi mengikutinya dari belakang hingga akhirnya kembali cekcok dekat mobil.
"Informasinya dari korban bahkan si korban sampai masuk ke atas mobil," kata dia.
Sejurus kemudian, korban lalu turun dari mobil yang dipakai suaminya. Umpatan demi umpatan di antara suami istri itu masih berlangsung.
"Saat itu, korban merentangkan tangan menghalangi mobil yang dipakai pelaku dengan tujuan menghalangi, hingga akhirnya pelaku lepas kendali menabrak korban dan melindasnya," ujar dia.
Pelaku kemudian melarikan diri berikut truk yang digunakannya hingga akhirnya tertangkap. Saat korban sudah tidak berdaya, warga berduyun-duyun datang untuk menolongnya, termasuk membersihkan lokasi pelindasan korban di jalan raya.
"Kan, ada teriakan minta tolong, akhirnya warga datang," kata Kepala Desa Sindanglaya Nina Marlina yang mengaku ikut langsung ke lokasi kejadian.
Warga pun berhamburan ke luar rumah karena ada jeritan minta tolong. "Korban ditinggalkan begitu saja oleh pelaku," ungkapnya.
Selanjutnya, korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. "Korban meninggal sesaat sampai di rumah sakit," Nina menambahkan.
Perlakuan keji Iwan Setiawan terhadap istrinya itu langsung menjadi pembicaraan nasional.
Bagaimana tidak, sang suami yang bekerja sebagai kernet dan sopir pengganti truk, tega menghabisi istrinya dengan melindas tubuh korban menggunakan kendaraan roda 10 itu. Bahkan, korban ditinggalkan begitu saja tanpa sedikit pun rasa iba.
Dewi, ibu rumah tangga di Garut, Jawa Barat, yang digilas hingga tewas oleh sang suami dan penampakan truk yang mnelidasnya. |
Suherman, paman korban, mengatakan informasi pertama mengenai musibah yang menimpa keponakannya itu berlangsung selepas Isya. Saat itu, ia yang baru selesai menunaikan salat Isya, mengaku mendapatkan informasi jika keponakannya bertengkar hebat dengan pelaku.
"Kebetulan bapaknya lagi sakit. Awalnya saya tidak merespons sebab hal itu (bertengkar) sudah sering terjadi antara mereka," kata dia, Kamis, 4 Mei 2017.
Selang beberapa saat kemudian, informasi baru kembali menghampirinya saat beberapa warga mendatangi untuk meyakinkan dia agar melihat kondisi Dewi. "Wah kayaknya ada apa dengan si Iwan? Saya hanya diminta agar melihat si Dewi," kata dia.
Dari situ, baru diketahui jika pertengkaran kali ini bukan yang biasa. Saat didatangi, kondisi Dewi sudah sangat mengkhawatirkan. "Sangat-sangat mengenaskan, bukan untuk dijelaskan," dia menjelaskan kondisi saat Dewi baru dipindahkan dari lokasi kejadian ke rumah.
Hal yang sama diakui Supardin, ayah korban. Ia mengaku didatangi tukang ojek pada malam hari yang mengabari putrinya bertengkar hebat dengan suaminya.
"Saya waktu dikabari sedang sakit, tapi sudah punya firasat kalau-kalau si Iwan (pelaku) nekat," ujar dia menduga-duga aksi mantunya yang terkenal temperamental itu.
Namun, ia berupaya membuang jauh-jauh firasat itu dan lebih memilih menenangkan diri. Beberapa saat kemudian, firasat itu benar adanya ketika beberapa warga mendatanginya kembali untuk mengabari mengenai ulah keji sang mantu.
"Saya baru tersadar ternyata benar dugaan saya jika si Iwan nekat. Namun belum tahu yang sebenarnya (dilindas), sebab hanya dikabari jika si Dewi cekcok dan telah terjadi kecelakaan lalu lintas," dia memaparkan.
Ditemani beberapa sanak keluarganya, ia lalu menemui putrinya yang sudah tidak bernyawa di rumah sakit. "Ya kita ikhlas saja mungkin sudah takdir anak saya seperti itu," ujar dia, saat pemakaman, Rabu, 3 Mei 2017.
Sementara itu, dalam keterangan awal pemeriksaan, juru bicara Polres Garut AKP Ridwan Tampubolon mengatakan, berdasarkan keterangan korban, sebelum kejadian berlangsung mereka cekcok dulu. Iwan lalu meninggalkan rumah dengan alasan mau berangkat kerja, tetapi Dewi mengikutinya dari belakang hingga akhirnya kembali cekcok dekat mobil.
"Informasinya dari korban bahkan si korban sampai masuk ke atas mobil," kata dia.
Sejurus kemudian, korban lalu turun dari mobil yang dipakai suaminya. Umpatan demi umpatan di antara suami istri itu masih berlangsung.
"Saat itu, korban merentangkan tangan menghalangi mobil yang dipakai pelaku dengan tujuan menghalangi, hingga akhirnya pelaku lepas kendali menabrak korban dan melindasnya," ujar dia.
Pelaku kemudian melarikan diri berikut truk yang digunakannya hingga akhirnya tertangkap. Saat korban sudah tidak berdaya, warga berduyun-duyun datang untuk menolongnya, termasuk membersihkan lokasi pelindasan korban di jalan raya.
"Kan, ada teriakan minta tolong, akhirnya warga datang," kata Kepala Desa Sindanglaya Nina Marlina yang mengaku ikut langsung ke lokasi kejadian.
Warga pun berhamburan ke luar rumah karena ada jeritan minta tolong. "Korban ditinggalkan begitu saja oleh pelaku," ungkapnya.
Selanjutnya, korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. "Korban meninggal sesaat sampai di rumah sakit," Nina menambahkan.
Perlakuan keji Iwan Setiawan terhadap istrinya itu langsung menjadi pembicaraan nasional.
Bagaimana tidak, sang suami yang bekerja sebagai kernet dan sopir pengganti truk, tega menghabisi istrinya dengan melindas tubuh korban menggunakan kendaraan roda 10 itu. Bahkan, korban ditinggalkan begitu saja tanpa sedikit pun rasa iba.