Hari akhir Bulan Sya’ban. Tepat sehari sebelum bulan Ramadhan yang agung datang. Kaum Muslimin di Madinah sangat bersuka cita menyambut kedatangannya. Melihat semangat membara warga Madinah terhadap datangnya bulan suci tersebut, Rasulullah SAW meminta mereka berkumpul. Setelah mereka hadir Rasulullah pun berpidato:
“Wahai manusia kini telah dekat kepada kalian satu bulan agung, bulan yang penuk berkah. Juga bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. Inilah bulan yang Allah telah menetapkan puasa pada siang harinya sebagai kewajiban dan shalat (sunnah) pada malam harinya sebagai shalat sunnah.
“Barang siapa ingin mendekatkan diri kepada Allah pada bulan ini dengan suatu amal sunnah, maka pahalanya seolah dia melakukan amal yang wajib pada bulan-bulan lain. Dan, barang siapa melakukan amal wajib pada bulan ini, maka dia akan dibalas dengan pahala seolah dia telah melakukan tujuh puluh amal wajib pada bulan-bulan lain. Inilah bulan kesabaran dan imbalan atas kesabaran adalah surga. Inilah bulan simpati terhadap sesama.
“Pada bulan inilah rezeki orang-orang yang beriman ditingkatkan. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan balasan keampunan atas dosa-dosanya dan pembebasan dari Neraka Jahanam. Selain itu, dia juga memperoleh ganjaran yang sama sebagaimana ganjaran yang dikaruniakan atas orang yang berpuasa tersebut;tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang yang berpuasa itu.”
Sejenak Rasulullah SAW berhenti berpidato. Tiba-tiba saja, seseorang diantara mereka mengadu kepada beliau, “Wahai utusan Allah! Tidak semua diantara kami memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang sedang berpuasa untuk berbuka.”
Kemudian beliau bersabda,
“Allah akan mengaruniakan balasan ini kepada seseorang yang memberi buka walau hanya dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau seisap susu. inilah bulan yang pada sepuluh hari pertamanya Allah menurunkan rahmat, sepuluh hari pertengahannya Allah memberikan ampunan, dan sepuluh hari yang terakhir Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari Neraka Jahanam.”
“Barang siapa yang meringankan beban hamba sahayanya pada bulan ini, maka Allah swt. akan mengampuninya dan membebaskannya dari neraka. Perbanyaklah di bulan ini dengan empat hal. dua hal bisa mendatangkan keridhaan Tuhan kalian, dan yang dua lagi kalian pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah ialah hendaknya kalian mengucapkan syahadat (persaksian bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah) dan istighfar (permohonan ampun kepada-Nya) sebanyak-banyaknya. Sedangkan dua hal yang kalian pasti memerlukannya ialah hendaknya kalian memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari Neraka Jahanam.”
“Dan, barang siapa yang memberi minum kepada orangt-orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku yang dengan sekali teguk saja, dia tak akan pernah kehausan lagi hingga dia memasuki surga.”
Sumber: Buku Teladan Indah Rasulullah dalam Ibadah” Karya Ahmad Rofi’ Usmani
“Wahai manusia kini telah dekat kepada kalian satu bulan agung, bulan yang penuk berkah. Juga bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. Inilah bulan yang Allah telah menetapkan puasa pada siang harinya sebagai kewajiban dan shalat (sunnah) pada malam harinya sebagai shalat sunnah.
“Barang siapa ingin mendekatkan diri kepada Allah pada bulan ini dengan suatu amal sunnah, maka pahalanya seolah dia melakukan amal yang wajib pada bulan-bulan lain. Dan, barang siapa melakukan amal wajib pada bulan ini, maka dia akan dibalas dengan pahala seolah dia telah melakukan tujuh puluh amal wajib pada bulan-bulan lain. Inilah bulan kesabaran dan imbalan atas kesabaran adalah surga. Inilah bulan simpati terhadap sesama.
“Pada bulan inilah rezeki orang-orang yang beriman ditingkatkan. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan balasan keampunan atas dosa-dosanya dan pembebasan dari Neraka Jahanam. Selain itu, dia juga memperoleh ganjaran yang sama sebagaimana ganjaran yang dikaruniakan atas orang yang berpuasa tersebut;tanpa sedikitpun mengurangi pahala orang yang berpuasa itu.”
Sejenak Rasulullah SAW berhenti berpidato. Tiba-tiba saja, seseorang diantara mereka mengadu kepada beliau, “Wahai utusan Allah! Tidak semua diantara kami memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang sedang berpuasa untuk berbuka.”
Kemudian beliau bersabda,
“Allah akan mengaruniakan balasan ini kepada seseorang yang memberi buka walau hanya dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau seisap susu. inilah bulan yang pada sepuluh hari pertamanya Allah menurunkan rahmat, sepuluh hari pertengahannya Allah memberikan ampunan, dan sepuluh hari yang terakhir Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari Neraka Jahanam.”
“Barang siapa yang meringankan beban hamba sahayanya pada bulan ini, maka Allah swt. akan mengampuninya dan membebaskannya dari neraka. Perbanyaklah di bulan ini dengan empat hal. dua hal bisa mendatangkan keridhaan Tuhan kalian, dan yang dua lagi kalian pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah ialah hendaknya kalian mengucapkan syahadat (persaksian bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah) dan istighfar (permohonan ampun kepada-Nya) sebanyak-banyaknya. Sedangkan dua hal yang kalian pasti memerlukannya ialah hendaknya kalian memohon kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari Neraka Jahanam.”
“Dan, barang siapa yang memberi minum kepada orangt-orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku yang dengan sekali teguk saja, dia tak akan pernah kehausan lagi hingga dia memasuki surga.”
Sumber: Buku Teladan Indah Rasulullah dalam Ibadah” Karya Ahmad Rofi’ Usmani