Hasil Sidang Isbat Ramadhan 2017, Kemenag Tetapkan Awal Ramadhan Jatuh Pada Hari Sabtu (27/05/2017). Dan alhamdulillah di malam ini kita telah memasuki bulan ramadhan yang mulia.
Sidang isbat merupakan sebuah upaya untuk mengambil keputusan penentuan awal bulan Ramadhan 2017 antara Kementrian Agama dan Ormas Islam serta instansi terkait.
Acuan yang dijadikan sumber dalam Sidang Isbat adalah hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan dan dan data hisab posisi hilal awal Ramadhan.
Diketahui, Kemenag melakukan pemantauan hilal di 77 titik di seluruh provinsi di Indonesia untuk memastikan kapan awal puasa Ramadhan 2017 dan hasil sidang isbat menetapkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu (27/05/2017)
Tak berbeda, Nahdlatul Ulama (NU) juga telah memantau 90 titik hilal di seluruh Indonesia untuk hal yang sama dan hasilnya adalah 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu.
Sementara itu Muhammadiyah sudah jauh jauh hari menetapkan awal Ramadhan pada Sabtu besok dengan menggunakan cara hisab.
Seperti kita ketahui, Bahwa untuk menentukan awal ramadhan dilakukan kaum muslimin dengan salah satu dari dua cara berikut: Melihat hilal ramadhan atau Menggenapkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.
Dasar dari melihat hilal Ramadhan adalah firman Allah Ta’ala,
”Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah: 185)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
”Apabila bulan telah masuk kedua puluh sembilan malam (dari bulan Sya’ban, pen). Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Kementrian Agama melakukan sidang isbat dengan mengacu pada hasil rukyatul hilal untuk menetapkan 1 Ramadhan 2017 bersama para ulama' dan instansi terkait.
Dalam sidang isbat 1 Ramadhan 2017 ini juga dihadiri oleh duta besar negara-negara sahabat; Ketua Komisi VIII DPR; perwakilan dari Mahkamah Agung; Majelis Ulama Indonesia (MUI); Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan); Badan Informasi Geospasial (BIG); Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB); Planetarium; pakar falak dari ormas-ormas Islam; pejabat eselon I dan II Kementerian Agama; serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
Sidang isbat merupakan sebuah upaya untuk mengambil keputusan penentuan awal bulan Ramadhan 2017 antara Kementrian Agama dan Ormas Islam serta instansi terkait.
Acuan yang dijadikan sumber dalam Sidang Isbat adalah hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan dan dan data hisab posisi hilal awal Ramadhan.
Diketahui, Kemenag melakukan pemantauan hilal di 77 titik di seluruh provinsi di Indonesia untuk memastikan kapan awal puasa Ramadhan 2017 dan hasil sidang isbat menetapkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu (27/05/2017)
Tak berbeda, Nahdlatul Ulama (NU) juga telah memantau 90 titik hilal di seluruh Indonesia untuk hal yang sama dan hasilnya adalah 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu.
Sementara itu Muhammadiyah sudah jauh jauh hari menetapkan awal Ramadhan pada Sabtu besok dengan menggunakan cara hisab.
Seperti kita ketahui, Bahwa untuk menentukan awal ramadhan dilakukan kaum muslimin dengan salah satu dari dua cara berikut: Melihat hilal ramadhan atau Menggenapkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.
Dasar dari melihat hilal Ramadhan adalah firman Allah Ta’ala,
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً ، فَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِينَ
Oleh karena itu, Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Kementrian Agama melakukan sidang isbat dengan mengacu pada hasil rukyatul hilal untuk menetapkan 1 Ramadhan 2017 bersama para ulama' dan instansi terkait.
Baca Juga: Jadwal Puasa Ramadhan 2017 Terlengkap Seluruh Indonesia
Dalam sidang isbat 1 Ramadhan 2017 ini juga dihadiri oleh duta besar negara-negara sahabat; Ketua Komisi VIII DPR; perwakilan dari Mahkamah Agung; Majelis Ulama Indonesia (MUI); Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan); Badan Informasi Geospasial (BIG); Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB); Planetarium; pakar falak dari ormas-ormas Islam; pejabat eselon I dan II Kementerian Agama; serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.