Dalam keyakinan kita sebagai orang muslim, di akhirat kelak bisa masuk surga di bagian manapun merupakan suatu keberuntungan besar. Bahkan bisa mencium bau surga saja sudah membahagiakan, apalagi bila mendapatkan harta karun surga, ini merupakan keberuntungan yang amat mulia. Ada beberapa riwayat yang menerangkan tentang salah satu kalimat dzikir yang nilainya menyamai harta karun surga tersebut.
Dari Sahabat Abu Musa Al-Asy'ari, dikisahkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
"Maukah aku tunjukkan salah satu harta karun surga?"
Para sahabat bertanya, "Apa itu, wahai Utusan Allah Ta'ala?"
"(Ialah kalimat) لاحول ولاقوة الا بالله (Tiada daya dan kekuatan, Kecuali atas izin Allah semata)." jawab Nabi. (HR Bukhari)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Abu Dawud Rahimahullahu Ta'ala, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Salah satu harta karun surga adalah kalimat لاحول ولاقوة الا بالله (Tiada daya dan kekuatan, Kecuali atas izin Allah Ta'ala semata)." (HR Abu Dawud)
Sedangkan dalam riwayat oleh Imam An-Nasa'i, sahabat mulia Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ditanya oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Maukah engkau kutunjukkan salah satu pintu surga?"
Abu Hurairah menjawab, "Apa itu, wahai Nabi Allah?"
Jawab manusia paling mulia itu, “(Ialah kalimat) لاحول ولاقوة الا بالله (Tiada daya dan kekuatan, Kecuali atas izin Allah Ta'ala semata).”
Kalimat dzikir yang dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai harta karun serta salah satu pintu surga ini sudah familiar di tengah kaum Muslimin. Ringan di lisan sehingga harusnya mudah pula diamalkan sebagai dzikir keseharian di waktu pagi, siang, petang dan malam. Dzikir ini sering disebut ْحَوْقَلَه
Bila diresapi maknanya, dzikir ini merupakan ikrar kepasrahan seorang hamba terhadap kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala, bahwasanya hanya Allah lah sejatinya Dzat yang memiliki daya dan upaya untuk mendatangkan pertolongan kepada kita serta memalingkan mara bahaya yang menghadang kita.
Bila dzikir ini banyak menghiasi lisan kita, disertai dengan hati yang tulus seraya dibuktikan oleh tingkat pengabdian atau ibadah kita kepada Allah, maka inilah wujud nyata dari upaya kita untuk menabung harta karun di surga. Tentu saja, dzikir-dzikir serta ibadah-ibadah yang lain juga kita amalkan guna menyempurnakan maqam derajar kita di hadapan Sang Penguasa Jagat Raya, Allah Subhanahu wa ta'ala.
Wallahu a'lam.
Dari Sahabat Abu Musa Al-Asy'ari, dikisahkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
"Maukah aku tunjukkan salah satu harta karun surga?"
Para sahabat bertanya, "Apa itu, wahai Utusan Allah Ta'ala?"
"(Ialah kalimat) لاحول ولاقوة الا بالله (Tiada daya dan kekuatan, Kecuali atas izin Allah semata)." jawab Nabi. (HR Bukhari)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Abu Dawud Rahimahullahu Ta'ala, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Salah satu harta karun surga adalah kalimat لاحول ولاقوة الا بالله (Tiada daya dan kekuatan, Kecuali atas izin Allah Ta'ala semata)." (HR Abu Dawud)
Sedangkan dalam riwayat oleh Imam An-Nasa'i, sahabat mulia Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ditanya oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Maukah engkau kutunjukkan salah satu pintu surga?"
Abu Hurairah menjawab, "Apa itu, wahai Nabi Allah?"
Jawab manusia paling mulia itu, “(Ialah kalimat) لاحول ولاقوة الا بالله (Tiada daya dan kekuatan, Kecuali atas izin Allah Ta'ala semata).”
Kalimat dzikir yang dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai harta karun serta salah satu pintu surga ini sudah familiar di tengah kaum Muslimin. Ringan di lisan sehingga harusnya mudah pula diamalkan sebagai dzikir keseharian di waktu pagi, siang, petang dan malam. Dzikir ini sering disebut ْحَوْقَلَه
Bila diresapi maknanya, dzikir ini merupakan ikrar kepasrahan seorang hamba terhadap kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala, bahwasanya hanya Allah lah sejatinya Dzat yang memiliki daya dan upaya untuk mendatangkan pertolongan kepada kita serta memalingkan mara bahaya yang menghadang kita.
Bila dzikir ini banyak menghiasi lisan kita, disertai dengan hati yang tulus seraya dibuktikan oleh tingkat pengabdian atau ibadah kita kepada Allah, maka inilah wujud nyata dari upaya kita untuk menabung harta karun di surga. Tentu saja, dzikir-dzikir serta ibadah-ibadah yang lain juga kita amalkan guna menyempurnakan maqam derajar kita di hadapan Sang Penguasa Jagat Raya, Allah Subhanahu wa ta'ala.
Wallahu a'lam.