Polsek Sawah Besar membekuk Iyus Rusmana (44) warga asal kampung Ciluar, Kelurahan Babakan Loa, Garut, Jawa Barat yang menyebar ancaman bom lewat SMS ke Masjid Istiqlal.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ancaman bom terjadi pada Sabtu 27 Mei 2017 sekitar pukul 11.00, dengan isi ancaman sekitar Pukul 23.30 WIB bom akan meledak. Ancaman tersebut dikirim dari nomor 081285388XXX.
Mendapatkan pesan ancaman itu, pihak Masjid Istiqlal langsung menghubungi Polsek Sawah Besar. Petugas yang tiba di lokasi langsung melakukan penyisiran, namun tidak ditemukan benda diduga bom.
Petugas pun akhirnya melacak keberadaan pengirim SMS teror itu. Pelaku sempat terlacak tengah berada di Jalan Pintu Air V Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Namun setelah diikuti, pelaku ditangkap tanpa perlawanan di sebuah unit The Peak Apartemen Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan.
"Dari tempat penginapan pelaku disita HP, KTP dan kartu ATM BRI. Oleh petugas, pria yang diduga masuk dalam jaringan teroris itu diamankan ke Polda Metro Jaya," kata Kapolsek Sawah Besar Kompol Ridwan Soplanit.
Kesaksian Ketua RT
Iyus Rusmana (47) peneror ancaman bom di Masjid Istiqlal dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Penangkapan Iyus, menggegerkan Warga Kampung Ciluar, Kelurahan Babakan Loa, Kecamatan Pangatikan, Garut, Jawa Barat.
Iyus Rusmana ditangkap jajaran Polda Metro Jaya, Senin (29/5/017) sore di tempat kerjanya, tepatnya di Apartemen kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Iyus ditangkap karena ulahnya mengirimkan SMS berisi ancaman bom ke petugas Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Sabtu (27/5) lalu.
Salah seorang warga Kampung Ciluar, Dedah Rohaeni (60) mengatakan, Iyus merupakan pribadi yang baik di mata para tetangga. Pasalnya Iyus dikenal sebagai orang yang religius.
"Saya dapat kabar itu kemarin dari polisi yang datang ke sini. Ya berasa tidak nyangka saja. Dia (Iyus) mah baik orangnya," kata Dedah, Selasa (30/5/2017) siang.
Namun, Dedah mengatakan, Iyus beserta keluarga jarang berkomunikasi dengan warga sekitar. Dirinya juga mengatakan heran, karena sejak tiga minggu terakhir Iyus tidak pulang ke rumahnya.
"Jang Iyus (sapaan akrab Iyus) kalau tidak salah sudah lebih dari 10 tahun kerja di Jakartanya. Memang dia orangnya pendiam terus tertutup juga, kalau pulang dia lebih sering di dalam rumah," ungkap Dedah.
Senada dengan Dedah, Ketua RT tempat Iyus tinggal, Piah (55) juga mengaku tidak menyangka tetangganya ditangkap polisi akibat melancarkan ancaman teror. Piah meanggap Iyus sosok yang religius.
"Perasaan saya tak mungkin Kang Iyus seperti itu, saya tahu betul dia kan orangnya religius," ungkap Piah kepada wartawan, di tempat yang sama.
Pasca penangkapan Iyus, rumahnya yang berada di Kampung Ciluar, Kecamatan Pangatikan Garut, sepi ditinggal penghuninya. Menurut keterangan warga, rumah tersebut sebelumnya dihuni oleh seorang istri dan tiga anak Iyus.
"Ya ini enggak tahu pada ke rumah ibunya Iyus, atau dibawa sama polisi karena pas Minggu, malam sudah pada enggak ada," pungkas Piah.
Iyus Rusmana, Penebar Ancaman Teror Bom di Istiqlal |
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ancaman bom terjadi pada Sabtu 27 Mei 2017 sekitar pukul 11.00, dengan isi ancaman sekitar Pukul 23.30 WIB bom akan meledak. Ancaman tersebut dikirim dari nomor 081285388XXX.
Mendapatkan pesan ancaman itu, pihak Masjid Istiqlal langsung menghubungi Polsek Sawah Besar. Petugas yang tiba di lokasi langsung melakukan penyisiran, namun tidak ditemukan benda diduga bom.
Petugas pun akhirnya melacak keberadaan pengirim SMS teror itu. Pelaku sempat terlacak tengah berada di Jalan Pintu Air V Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Namun setelah diikuti, pelaku ditangkap tanpa perlawanan di sebuah unit The Peak Apartemen Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan.
"Dari tempat penginapan pelaku disita HP, KTP dan kartu ATM BRI. Oleh petugas, pria yang diduga masuk dalam jaringan teroris itu diamankan ke Polda Metro Jaya," kata Kapolsek Sawah Besar Kompol Ridwan Soplanit.
Kesaksian Ketua RT
Iyus Rusmana (47) peneror ancaman bom di Masjid Istiqlal dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Penangkapan Iyus, menggegerkan Warga Kampung Ciluar, Kelurahan Babakan Loa, Kecamatan Pangatikan, Garut, Jawa Barat.
Iyus Rusmana ditangkap jajaran Polda Metro Jaya, Senin (29/5/017) sore di tempat kerjanya, tepatnya di Apartemen kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Iyus ditangkap karena ulahnya mengirimkan SMS berisi ancaman bom ke petugas Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Sabtu (27/5) lalu.
Salah seorang warga Kampung Ciluar, Dedah Rohaeni (60) mengatakan, Iyus merupakan pribadi yang baik di mata para tetangga. Pasalnya Iyus dikenal sebagai orang yang religius.
"Saya dapat kabar itu kemarin dari polisi yang datang ke sini. Ya berasa tidak nyangka saja. Dia (Iyus) mah baik orangnya," kata Dedah, Selasa (30/5/2017) siang.
Namun, Dedah mengatakan, Iyus beserta keluarga jarang berkomunikasi dengan warga sekitar. Dirinya juga mengatakan heran, karena sejak tiga minggu terakhir Iyus tidak pulang ke rumahnya.
"Jang Iyus (sapaan akrab Iyus) kalau tidak salah sudah lebih dari 10 tahun kerja di Jakartanya. Memang dia orangnya pendiam terus tertutup juga, kalau pulang dia lebih sering di dalam rumah," ungkap Dedah.
Senada dengan Dedah, Ketua RT tempat Iyus tinggal, Piah (55) juga mengaku tidak menyangka tetangganya ditangkap polisi akibat melancarkan ancaman teror. Piah meanggap Iyus sosok yang religius.
"Perasaan saya tak mungkin Kang Iyus seperti itu, saya tahu betul dia kan orangnya religius," ungkap Piah kepada wartawan, di tempat yang sama.
Pasca penangkapan Iyus, rumahnya yang berada di Kampung Ciluar, Kecamatan Pangatikan Garut, sepi ditinggal penghuninya. Menurut keterangan warga, rumah tersebut sebelumnya dihuni oleh seorang istri dan tiga anak Iyus.
"Ya ini enggak tahu pada ke rumah ibunya Iyus, atau dibawa sama polisi karena pas Minggu, malam sudah pada enggak ada," pungkas Piah.