Saya Menyesal Menjatuhkan Talak Pada Istri Yang Sulit Berubah
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh, Tim redaksi kabarmakkah yang saya hormati, saya punya masalah tolong dijawab. Saya pernah punya seorang istri tetapi dia dari kalangan yang gelap agama dan saya pernah berjanji pada Allah dan dia juga, saya bakalan buat dia berubah. Saya sangat menyayangi dia. Mungkin saya pernah mempunyai dosa pada Allah, pada dia juga ketika kami berpacaran.
Saya tahu dosa tapi saya tidak bisa menjaga nafsu saya, hingga kami menikah. Karena dia terlalu gelap agama, saya ajarkan sholat ngaji, tetapi dia punya sifat pemalas hingga membuat orang tua saya kasihan melihat saya. Orang tua saya menyuruh saya pisah dengan dia.
Pernikahan kami baru berumur 10 bulan. Saya meninggalkan dia begitu saja tanpa sepatah kata pun. Saya terus mencoba bilang pada dia untuk berubah di lain waktu itu tetapi dia terlalu keras. Dia anak yatim, bapaknya sudah meninggal. Dia hidup dengan neneknya. Ibu nya menikah lagi tanpa mempedulikan dia.
Saya sangat menyayangi dia. Saya ajari dia sholat tapi kalau tidak berjamaah dengan saya, dia tidak mau karena dia tidak bisa sholat sendiri dan saya pun tidak bisa selalu sholat bersama dia karna aktivitas kerja. Setelah saya tinggalkan dia selama 4 bulan tanpa nafkah apapun, saya kembali karena merindukannya.
Saya sudah jatuh kan talak satu ketika saya meninggalkan dia dengan harapan dia berubah. Namun malah sebaliknya, dia semakin nakal. Saya sedih melihat dia seperti itu. Saya pernah berjanji pada Allah bahwa saya akan buat dia berubah selalu terpikir di benak saya. Saya mengajak dia untuk rujuk, tetapi dia terlalu kecewa karena saya meninggalkan dia begitu saja.
Meski sudah minta maaf dan saya sudah berjanji akan buat dia bahagia kembali, ternyata dia sudah sangat melupakan saya dan dia menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Yang membuat saya menangis dan sangat sedih karena dia terlalu gila dengan laki-laki itu. Saya menangis, saya bertanya pada Rabb kenapa buat dia menjadi seperti itu. Saya selalu berdo'a untuk kebaikannya. Dia juga selalu bilang bahwa dia seperti itu karena saya juga.
Saya semakin menangis, karena saya dia menjadi seperti itu. Saya berusaha mengajak rujuk untuk buat dia kembali lagi untuk beribadah bersama lagi, tetapi dia tetap dengan pendiriannya, tidak ingin bersama saya lagi. Saya menyesal meninggalkan dia hingga dia menjadi seperti itu. Akankah Allah SWT akan memberikan saya lagi kesempatan untuk kesekian kalinya membuat dia berubah dan beribadah bersama lagi ke jalan Allah?
(YJ, Garut)
Jawaban :
Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Saudaraku yang dirahmati Allah, ketetapan Allah adalah suatu kepastian yang tidak bisa kita elakkan. Mungkin kita memandang suatu hal baik untuk diri kita, namun terkadang tidak baik di mata Allah, begitu pula sebaliknya.
Allah Berfirman yang artinya
..“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu Tidak mengetahui.” [QS. Al Baqarah 2: 216].
Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa saat ini istri Anda enggan untuk rujuk padahal Anda masih menyayanginya serta berkali-kali berusaha untuk kembali membimbingnya beribadah. Namun, Anda juga harus menyadari kesalahan di masa lalu.
Pertama, Anda pernah melakukan kesalahan saat berpacaran yang karenanya Anda harus menikah dengan istri Anda itu, padahal Anda tahu istri Anda masih awam masalah agama.
Kedua, karena kurang bersabar atas sikap malas istri Anda, Anda lantas meninggalkannya dan menjatuhkan talak satu padanya. Anda telah meninggalkannya selama 4 bulan berturut-turut tanpa dinafkahi, maka jika demikian adanya, konsekuensi dari jatuhnya talak satu bila sudah melewati tenggang masa iddah (kurang lebih 3 kali masa menstruasi atau tiga bulan), yakni bila akan rujuk harus melakukan akad nikah yang baru.
Adapun janji bahwa Anda ingin mengubah perilakunya itu merupakan tekad pribadi Anda, sementara istri Anda tetap tidak mau untuk berubah. Karena sudah terlanjur jatuh talak satu, yang perlu Anda lakukan adalah minta maaf kepadanya atas kesalahan yang pernah Anda lakukan.
Karena kesalahan itu juga berupa kemaksiatan kepada Allah, maka memperbanyak istighfar juga harus dilakukan.
Selain itu, teruslah berdoa agar suatu saat dia bisa berubah. Bila suatu hari nanti istri yang telah Anda talak itu ingin kembali kepada Anda dengan i’tikad baik dan jika Anda masih menyayanginya, terima dan bimbinglah ia agar kembali ke jalan yang benar. Tingkatkan kesabaran Anda dalam menuntunnya.
Tentunya hal itu setelah Anda dan ia melakukan akad nikah yang baru dengan syarat dan rukun sebagaimana akad nikah yang dulu, ada wali pihak perempuan serta dua orang saksi laki-laki.
Wallahu A’lam
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh, Tim redaksi kabarmakkah yang saya hormati, saya punya masalah tolong dijawab. Saya pernah punya seorang istri tetapi dia dari kalangan yang gelap agama dan saya pernah berjanji pada Allah dan dia juga, saya bakalan buat dia berubah. Saya sangat menyayangi dia. Mungkin saya pernah mempunyai dosa pada Allah, pada dia juga ketika kami berpacaran.
Saya tahu dosa tapi saya tidak bisa menjaga nafsu saya, hingga kami menikah. Karena dia terlalu gelap agama, saya ajarkan sholat ngaji, tetapi dia punya sifat pemalas hingga membuat orang tua saya kasihan melihat saya. Orang tua saya menyuruh saya pisah dengan dia.
Pernikahan kami baru berumur 10 bulan. Saya meninggalkan dia begitu saja tanpa sepatah kata pun. Saya terus mencoba bilang pada dia untuk berubah di lain waktu itu tetapi dia terlalu keras. Dia anak yatim, bapaknya sudah meninggal. Dia hidup dengan neneknya. Ibu nya menikah lagi tanpa mempedulikan dia.
Saya sangat menyayangi dia. Saya ajari dia sholat tapi kalau tidak berjamaah dengan saya, dia tidak mau karena dia tidak bisa sholat sendiri dan saya pun tidak bisa selalu sholat bersama dia karna aktivitas kerja. Setelah saya tinggalkan dia selama 4 bulan tanpa nafkah apapun, saya kembali karena merindukannya.
Saya sudah jatuh kan talak satu ketika saya meninggalkan dia dengan harapan dia berubah. Namun malah sebaliknya, dia semakin nakal. Saya sedih melihat dia seperti itu. Saya pernah berjanji pada Allah bahwa saya akan buat dia berubah selalu terpikir di benak saya. Saya mengajak dia untuk rujuk, tetapi dia terlalu kecewa karena saya meninggalkan dia begitu saja.
Meski sudah minta maaf dan saya sudah berjanji akan buat dia bahagia kembali, ternyata dia sudah sangat melupakan saya dan dia menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Yang membuat saya menangis dan sangat sedih karena dia terlalu gila dengan laki-laki itu. Saya menangis, saya bertanya pada Rabb kenapa buat dia menjadi seperti itu. Saya selalu berdo'a untuk kebaikannya. Dia juga selalu bilang bahwa dia seperti itu karena saya juga.
Saya semakin menangis, karena saya dia menjadi seperti itu. Saya berusaha mengajak rujuk untuk buat dia kembali lagi untuk beribadah bersama lagi, tetapi dia tetap dengan pendiriannya, tidak ingin bersama saya lagi. Saya menyesal meninggalkan dia hingga dia menjadi seperti itu. Akankah Allah SWT akan memberikan saya lagi kesempatan untuk kesekian kalinya membuat dia berubah dan beribadah bersama lagi ke jalan Allah?
(YJ, Garut)
Jawaban :
Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Saudaraku yang dirahmati Allah, ketetapan Allah adalah suatu kepastian yang tidak bisa kita elakkan. Mungkin kita memandang suatu hal baik untuk diri kita, namun terkadang tidak baik di mata Allah, begitu pula sebaliknya.
Allah Berfirman yang artinya
..“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu Tidak mengetahui.” [QS. Al Baqarah 2: 216].
Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa saat ini istri Anda enggan untuk rujuk padahal Anda masih menyayanginya serta berkali-kali berusaha untuk kembali membimbingnya beribadah. Namun, Anda juga harus menyadari kesalahan di masa lalu.
Pertama, Anda pernah melakukan kesalahan saat berpacaran yang karenanya Anda harus menikah dengan istri Anda itu, padahal Anda tahu istri Anda masih awam masalah agama.
Kedua, karena kurang bersabar atas sikap malas istri Anda, Anda lantas meninggalkannya dan menjatuhkan talak satu padanya. Anda telah meninggalkannya selama 4 bulan berturut-turut tanpa dinafkahi, maka jika demikian adanya, konsekuensi dari jatuhnya talak satu bila sudah melewati tenggang masa iddah (kurang lebih 3 kali masa menstruasi atau tiga bulan), yakni bila akan rujuk harus melakukan akad nikah yang baru.
Adapun janji bahwa Anda ingin mengubah perilakunya itu merupakan tekad pribadi Anda, sementara istri Anda tetap tidak mau untuk berubah. Karena sudah terlanjur jatuh talak satu, yang perlu Anda lakukan adalah minta maaf kepadanya atas kesalahan yang pernah Anda lakukan.
Karena kesalahan itu juga berupa kemaksiatan kepada Allah, maka memperbanyak istighfar juga harus dilakukan.
Selain itu, teruslah berdoa agar suatu saat dia bisa berubah. Bila suatu hari nanti istri yang telah Anda talak itu ingin kembali kepada Anda dengan i’tikad baik dan jika Anda masih menyayanginya, terima dan bimbinglah ia agar kembali ke jalan yang benar. Tingkatkan kesabaran Anda dalam menuntunnya.
Tentunya hal itu setelah Anda dan ia melakukan akad nikah yang baru dengan syarat dan rukun sebagaimana akad nikah yang dulu, ada wali pihak perempuan serta dua orang saksi laki-laki.
Wallahu A’lam