Shalat adalah tiang agama. Banyak sekali ayat al-Qur’an yang menyebutkan perintah shalat. Amal inilah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di hari kiamat. Moment isra’ mi’raj Nabi Muhammad di bulan Rajab juga membawa perintah shalat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” [HR. Tirmidzi].
Yang menjadi catatan di sini, perintah shalat yang sering diulang-diulang dalam al-Qur’an adalah dengan redaksi “Aqiimuu” yang bermakna dirikanlah, bukan sekedar perintah untuk menjalankan biasa. Artinya, shalat yang dilakukan oleh seorang mukmin selain harus memenuhi syarat dan rukunnya, juga harus memiliki pengaruh dalam kehidupan. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman “Sesungguhnya shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar” (QS. Al-‘Ankabut [29] : 45 )
Shalat yang didirikan dengan sebenar-benarnya bukanlah ibadah rutinitas belaka. Jika hanya berupa rutinitas, maka tidak aneh bila kita jumpai orang yang rajin shalat namun perilakunya belum bisa menjauhi kemaksiatan. Inilah yang membuat orang yang rajin shalat tetap bisa masuk neraka. Di antara golongan –golongan itu yakni :
1. Orang yang Shalat Tetapi Suka Berdusta
Berdusta termasuk dosa besar serta akan mendapat ancaman siksa di akhirat kelak. Berbohong juga menjadi ciri dari orang-orang yang munafik. Karena itu, sebagai umat Islam kita harus menghindari dusta. Namun, di zaman sekarang, kebohongan agaknya telah membudaya di kalangan masyarakat. Mulai dari elit politik sampai kalangan rakyat kecil telah banyak yang berdusta. Pejabat yang terkena kasus korupsi misalnya, dengan segala cara ia berusaha selamat dari jeratan hukum meski harus dengan memanipulasi fakta yang ada. Para pedagang kecil di pasar juga banyak yang tidak jujur, mulai dari timbangan sampai perkataan tentang kualitas barang yang ditawarkan. Mungkin ada kalanya kita pun pernah berbohong karena khilaf agar kita selamat dari kesalahan yang telah kita lakukan, kalau demikian adanya, mari kita bertaubat adgar terlepas dari siksa.
Allah SWT berfirman yang artinya “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” [QS. An-Nahl ayat 105]
2. Shalat Tetapi Suka Minum Minuman Keras
Minuman keras atau khamr adalah segala jenis minuman yang memabukkan, baik buatan pabrik maupun rumah tangga. Minum sedikit atau banyak, khamr tetaplah barang haram yang tidak boleh diminum oleh seorang muslim. Namun, masih kita jumpai orang yang shalat tetapi belum mampu meninggalkan kebiasaan minum khamr.
Sejak wahyu yang melarang dengan tegas untuk minum khamr turun, para sahabat lantas membuang dan memecahkan tempat-tempat penyimpanan khamr mereka. Wahyu yang turun itu adalah,
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). [QS. Al-Maidah : 90-91]
Senada dengan ayat 92 surat Al-Maidah di atas Rasulullah juga mengingatkan bahwa khamr adalah induk dari segala macam kejahatan (HR Thabrani riwayat Ibnu Abbas). Apabila seorang muslim pernah meminum khamr, hendaknya ia segera bertaubat, jika tidak maka ia akan masuk neraka.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa minum khamr, pasti Allah memberi minum kepadanya dari air panas neraka Jahannam” [HR. Al Bazzar].
3. Shalat Tetapi Percaya Dukun
Salah satu hal yang membuat shalat kita tidak diterima adalah percaya pada dukun. Karena percaya kepada dukun merupakan unsur kesyirikan. Dukun bisa menyingkap hal-hal yang ghaib karena bersekutu dengan jin yang ingkar kepada Allah. Dalam hadits riwayat Imam Muslim, orang yang percaya kepada dukun shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun kemudian ia membenarkan apa yang dikatakannya itu, maka sesungguhnya ia telah ingkar terhadap apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW” [HR. Abu Dawud, at Turmudhi dan Ibnu Majah]
4. Shalat Tetapi Masih Suka Menggunjing Keburukan Orang Lain
Allah mengharamkan bagi kita untuk menggunjing aib saudara kita, Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Hujurat ayat 12].
Kita sendiri tentu merasa sakit hati bila aib kita digunjingkan. Maka seharusnya kita pun menghindari hal ini, Perumpaan bila kita masih suka membuka aib saudara kita bagaikan kita memakan bangkainya. Mari kita bertaubat bila masih melakukan hal ini. Allah SWT berfirman,
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” [QS. Al-Muddaththir ayat 42-48]
Salah satu dari membicarakan hal yang bathil adalah menggunjing aib orang lain. Jadi jika seseorang rajin shalat tetapi suka membicarakan kejelekan orang lain maka ia akan ditempatkan di dalam neraka Saqar.
5. Shalat Tetapi Mengabaikan Anak Yatim, Orang miskin dan Orang yang membutuhkan seraya memamerkan
Kesalihan yang Allah tuntut pada diri seorang mukmin bukan hanya kesalihan individu, namun juga kesalihan sosial. Allah melaknat orang-orang yang tidak peduli pada lingkungan sekitarnya meski ia rajin menjalankan ibadah yang bersifat individual. Bahkan Allah menyatakan golongan ini sebagai pendusta agama ;
Orang-orang yang shalat tetapi mengabaikan anak yatim adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang mendustakan agama. Hal ini sudah jelas diterangkan dalam Alquran surat Al-Ma’un.
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1) Itulah orang yang menghardik anak yatim, (2), dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (3), Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (4), (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, (5), orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (6)
Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan bagi kita semua. Wallahu a’lam.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” [HR. Tirmidzi].
Yang menjadi catatan di sini, perintah shalat yang sering diulang-diulang dalam al-Qur’an adalah dengan redaksi “Aqiimuu” yang bermakna dirikanlah, bukan sekedar perintah untuk menjalankan biasa. Artinya, shalat yang dilakukan oleh seorang mukmin selain harus memenuhi syarat dan rukunnya, juga harus memiliki pengaruh dalam kehidupan. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman “Sesungguhnya shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar” (QS. Al-‘Ankabut [29] : 45 )
Shalat yang didirikan dengan sebenar-benarnya bukanlah ibadah rutinitas belaka. Jika hanya berupa rutinitas, maka tidak aneh bila kita jumpai orang yang rajin shalat namun perilakunya belum bisa menjauhi kemaksiatan. Inilah yang membuat orang yang rajin shalat tetap bisa masuk neraka. Di antara golongan –golongan itu yakni :
1. Orang yang Shalat Tetapi Suka Berdusta
Berdusta termasuk dosa besar serta akan mendapat ancaman siksa di akhirat kelak. Berbohong juga menjadi ciri dari orang-orang yang munafik. Karena itu, sebagai umat Islam kita harus menghindari dusta. Namun, di zaman sekarang, kebohongan agaknya telah membudaya di kalangan masyarakat. Mulai dari elit politik sampai kalangan rakyat kecil telah banyak yang berdusta. Pejabat yang terkena kasus korupsi misalnya, dengan segala cara ia berusaha selamat dari jeratan hukum meski harus dengan memanipulasi fakta yang ada. Para pedagang kecil di pasar juga banyak yang tidak jujur, mulai dari timbangan sampai perkataan tentang kualitas barang yang ditawarkan. Mungkin ada kalanya kita pun pernah berbohong karena khilaf agar kita selamat dari kesalahan yang telah kita lakukan, kalau demikian adanya, mari kita bertaubat adgar terlepas dari siksa.
Allah SWT berfirman yang artinya “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” [QS. An-Nahl ayat 105]
2. Shalat Tetapi Suka Minum Minuman Keras
Minuman keras atau khamr adalah segala jenis minuman yang memabukkan, baik buatan pabrik maupun rumah tangga. Minum sedikit atau banyak, khamr tetaplah barang haram yang tidak boleh diminum oleh seorang muslim. Namun, masih kita jumpai orang yang shalat tetapi belum mampu meninggalkan kebiasaan minum khamr.
Sejak wahyu yang melarang dengan tegas untuk minum khamr turun, para sahabat lantas membuang dan memecahkan tempat-tempat penyimpanan khamr mereka. Wahyu yang turun itu adalah,
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). [QS. Al-Maidah : 90-91]
Senada dengan ayat 92 surat Al-Maidah di atas Rasulullah juga mengingatkan bahwa khamr adalah induk dari segala macam kejahatan (HR Thabrani riwayat Ibnu Abbas). Apabila seorang muslim pernah meminum khamr, hendaknya ia segera bertaubat, jika tidak maka ia akan masuk neraka.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa minum khamr, pasti Allah memberi minum kepadanya dari air panas neraka Jahannam” [HR. Al Bazzar].
3. Shalat Tetapi Percaya Dukun
Salah satu hal yang membuat shalat kita tidak diterima adalah percaya pada dukun. Karena percaya kepada dukun merupakan unsur kesyirikan. Dukun bisa menyingkap hal-hal yang ghaib karena bersekutu dengan jin yang ingkar kepada Allah. Dalam hadits riwayat Imam Muslim, orang yang percaya kepada dukun shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun kemudian ia membenarkan apa yang dikatakannya itu, maka sesungguhnya ia telah ingkar terhadap apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW” [HR. Abu Dawud, at Turmudhi dan Ibnu Majah]
4. Shalat Tetapi Masih Suka Menggunjing Keburukan Orang Lain
Allah mengharamkan bagi kita untuk menggunjing aib saudara kita, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Kita sendiri tentu merasa sakit hati bila aib kita digunjingkan. Maka seharusnya kita pun menghindari hal ini, Perumpaan bila kita masih suka membuka aib saudara kita bagaikan kita memakan bangkainya. Mari kita bertaubat bila masih melakukan hal ini. Allah SWT berfirman,
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ () قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ () وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ () وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ () وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ () حَتَّىٰ أَتَانَا الْيَقِينُ () فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ
Salah satu dari membicarakan hal yang bathil adalah menggunjing aib orang lain. Jadi jika seseorang rajin shalat tetapi suka membicarakan kejelekan orang lain maka ia akan ditempatkan di dalam neraka Saqar.
5. Shalat Tetapi Mengabaikan Anak Yatim, Orang miskin dan Orang yang membutuhkan seraya memamerkan
Kesalihan yang Allah tuntut pada diri seorang mukmin bukan hanya kesalihan individu, namun juga kesalihan sosial. Allah melaknat orang-orang yang tidak peduli pada lingkungan sekitarnya meski ia rajin menjalankan ibadah yang bersifat individual. Bahkan Allah menyatakan golongan ini sebagai pendusta agama ;
Orang-orang yang shalat tetapi mengabaikan anak yatim adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang mendustakan agama. Hal ini sudah jelas diterangkan dalam Alquran surat Al-Ma’un.
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1) Itulah orang yang menghardik anak yatim, (2), dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (3), Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (4), (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, (5), orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (6)
Baca Juga: Shalatlah, Sebelum Dishalatkan
Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan bagi kita semua. Wallahu a’lam.