Nenek Katum (80 tahun) telah memberikan lebih dari separuh hidupnya untuk menjaga perlintasan rel kereta tanpa palang pintu secara sukarela dan tanpa meninginkan imbalan.
Lokasi perlintasan tanpa palang pintu itu berada di Kampung Kemang, Kecamatan Cipocok, Kota Serang, Banten.
“Tidak pernah saya minta uang dari orang,” kata si nenek di kediamannya Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang.
Di rumah berlantaikan tanah dan berdinding kayu triplek, nenek Katum tinggal seorang diri. Lokasinya hanya berjarak empat meter dari rel.
Tempat tidur yang biasa dipakainya untuk istirahat masih terbuat dari kayu, atau biasa disebut amben. Akan tetapi sang nenek tak pernah mengeluh dengan keadaannya.
Hingga suatu waktu Allah memberikan rezeki bagi sang nenek, yaitu tepatnya pada 7 Desember 2014 silam. Hari dan tanggal tersebut sangat amat berarti bagi sang nenek. Karena, nenek Katum akan berangkat melaksanakan ibadah umroh selama sepuluh hari.
Nenek Katum bisa melaksanakan umroh karena mendapat bantuan dari Dinas Sosial (DINSOS) Provinsi Banten. Tak hanya itu sang nenek pun bertemu dengan Rano Karno, Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Banten saat menerima bingkisan umroh di Pendopo Gubernur Banten.
Dan Dinas sosial (DINSOS) Banten bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memberikan tempat tidur yang lebih layak untuk sang nenek.
“Kalau kita berbuat baik mah pasti ada aja rejekinya, doakeun nyak nenek, sing lancar, sing salamet (doain ya nenek semoga lancar, semoga selamat),” kata sang nenek sebelum berangkat umroh.
Allah tidak pernah tidur, Ia selalu melihat hamba-hambanya baik itu dalam keadaan sedang berbuat baik atau pun maksiat.
Maha besar Allah, yang telah memberikan rezeki yang tak disangka-sangka. Semoga keikhlasan sang nenek dapat menginspirasi kita. Bahwa sesungguhnya yang maha pemegang kunci rezeki tetap mutlak yaitu Allah, kita hanya perlu berikhtiar, berbaik sangka, dan hadapi sesuatu dengan sebaik-baiknya sikap.
Lokasi perlintasan tanpa palang pintu itu berada di Kampung Kemang, Kecamatan Cipocok, Kota Serang, Banten.
“Tidak pernah saya minta uang dari orang,” kata si nenek di kediamannya Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang.
Di rumah berlantaikan tanah dan berdinding kayu triplek, nenek Katum tinggal seorang diri. Lokasinya hanya berjarak empat meter dari rel.
Tempat tidur yang biasa dipakainya untuk istirahat masih terbuat dari kayu, atau biasa disebut amben. Akan tetapi sang nenek tak pernah mengeluh dengan keadaannya.
Hingga suatu waktu Allah memberikan rezeki bagi sang nenek, yaitu tepatnya pada 7 Desember 2014 silam. Hari dan tanggal tersebut sangat amat berarti bagi sang nenek. Karena, nenek Katum akan berangkat melaksanakan ibadah umroh selama sepuluh hari.
Nenek Katum bisa melaksanakan umroh karena mendapat bantuan dari Dinas Sosial (DINSOS) Provinsi Banten. Tak hanya itu sang nenek pun bertemu dengan Rano Karno, Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Banten saat menerima bingkisan umroh di Pendopo Gubernur Banten.
Dan Dinas sosial (DINSOS) Banten bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memberikan tempat tidur yang lebih layak untuk sang nenek.
“Kalau kita berbuat baik mah pasti ada aja rejekinya, doakeun nyak nenek, sing lancar, sing salamet (doain ya nenek semoga lancar, semoga selamat),” kata sang nenek sebelum berangkat umroh.
Allah tidak pernah tidur, Ia selalu melihat hamba-hambanya baik itu dalam keadaan sedang berbuat baik atau pun maksiat.
Maha besar Allah, yang telah memberikan rezeki yang tak disangka-sangka. Semoga keikhlasan sang nenek dapat menginspirasi kita. Bahwa sesungguhnya yang maha pemegang kunci rezeki tetap mutlak yaitu Allah, kita hanya perlu berikhtiar, berbaik sangka, dan hadapi sesuatu dengan sebaik-baiknya sikap.