Alhamdulillah, Dua Jamaah Umroh Yang Bawa Oleh-oleh 'Bom' Akhirnya Dibebaskan Pemerintah Saudi, Dua jamaah umroh tersebut diketahui berasal dari Kabupaten Pasuruan, Triningsih Kamsir Warsih (50) warga Dusun Pilangsari, Desa Beji, Kecamatan Beji dan Umi Widayani Djaswadi (56) warga Jalan Bendosolo, Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Pasuruan yang tertahan di Jeddah karena bercanda soal bom , akhirnya dinyatakan bebas oleh Kantor Gubernur Arab Saudi.
Kasus ini akhirnya dinyatakan selesai setelah pihak Gubernur Arab Saudi menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke Badan Investigasi dan Penyelidikan Umum (BIPU).
Di BIPU, perkara ini kemudian dinyatakan nihil dan tidak membahayakan sejak penyelidikan dinyatakan selesai akhir Januari lalu.
Selama ini, putusan perkara ini menunggu sikap dari kantor gubernur Arab Saudi.
Berlina Margareta, anak kedua Umi Widayani, mengaku mendapatkan kabar tersebut dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Arab Saudi bahwa kasus ini sudah dianggap selesai.
"Saya mendapatkan pesan singkat dari KJRI bahwa kasus ini tidak dilanjutkan. BIPU sudah mengirimkan surat rekomendasi ke kantor polisi Bandara Internasional King Abdul Aziz," katanya saat dihubungi Surya, Sabtu (18/2/2017).
Dia mengatakan, mama dan tantenya sudah dibawa ke KJRI. Saat ini, mama dan tantenya itu menunggu jadwal pesawat untuk pemulangan ke Indonesia.
"Jujur sangat senang sekali. Saya sudah tidak sabar menunggu kepulangan mama. Kemarin masih nunggu jadwal pesawatnya. Saya terima kasih buat semua pihak yang membantu kasus ini, " ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 31 Desember 2016 silam, satu keluarga yang terdiri dari empat orang asal Pasuruan menjalankan ibadah umroh bersama Sepinggan Travel.
Mereka adalah Triningsih Kamsir Warsih (50) warga Dusun Pilangsari, Desa Beji, Kecamatan Beji dan Umi Widayani Djaswadi (56), Lyan Widia (31) dan Mohammad Andono (60) warga Jalan Bendosolo, Desa Pogar, Kecamatan Bangil.
Mereka menjalankan ibadah umroh selama sembilan hari bersama 59 jamaah lainnya yang berangkat menggunakan Sepinggan Travel.
Pada 11 Januari 2017 sekitar pukul 18.30, rombongan dijadwalkan pulang ke Indonesia. Namun, sebelum berangkat Umi yang semula duduk bersama Andono mendadak tukar tempat karena ingin duduk bersama Tri.
Saat bersamaan, pramugari membantu Tri yang sedang menata tasnya di kabin. Karena terasa sangat berat, pramugari menanyakan isi tas Tri itu.
Umi yang saat itu berada di sebelah Tri, menjawab dengan bahasa Indonesia.
"Kalau dari Arab ya bawa oleh - oleh, masa bawa bom?". Niatan Umi itu hanya ingin bercanda dengan pramugari tersebut.
Namun tak disangka, jawaban Umi tersebut justru jadi bumerang. Pramugari pesawat tersebut diam-diam melapor ke kokpit. Selanjutnya pilot Royal Brunei Airlines langsung menghubungi petugas kemanan dan otoritas bandara.
Penerbangangan pun ditunda karena alasan keamanan. Pilot minta ada screening ulang atau pemeriksaan ulang untuk memastikan keberadaan bom dalam pesawat Royal Brunei Airlines.
Semua penumpang diturunkan dan dipindahkan ke ruang tunggu. Di sisi lain, petugas bandara sedang sibuk mencari keberadaan bom yang dikatakan Umi itu.
Petugas bandara melalukan pencarian selama 15 jam, dan penerbangan pun ditunda dalam waktu yang lama.
Bahkan, penumpang dibawa ke hotel bandara untuk istirahat.
Baca Juga:
Berikutnya, Triningsih dan Umi Widyani pun ditahan kepolisian setempat untuk penyelidikan lebih lanjut atas guyonan bom itu.
Kasus ini akhirnya dinyatakan selesai setelah pihak Gubernur Arab Saudi menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke Badan Investigasi dan Penyelidikan Umum (BIPU).
Di BIPU, perkara ini kemudian dinyatakan nihil dan tidak membahayakan sejak penyelidikan dinyatakan selesai akhir Januari lalu.
Selama ini, putusan perkara ini menunggu sikap dari kantor gubernur Arab Saudi.
Berlina Margareta, anak kedua Umi Widayani, mengaku mendapatkan kabar tersebut dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Arab Saudi bahwa kasus ini sudah dianggap selesai.
"Saya mendapatkan pesan singkat dari KJRI bahwa kasus ini tidak dilanjutkan. BIPU sudah mengirimkan surat rekomendasi ke kantor polisi Bandara Internasional King Abdul Aziz," katanya saat dihubungi Surya, Sabtu (18/2/2017).
Dia mengatakan, mama dan tantenya sudah dibawa ke KJRI. Saat ini, mama dan tantenya itu menunggu jadwal pesawat untuk pemulangan ke Indonesia.
"Jujur sangat senang sekali. Saya sudah tidak sabar menunggu kepulangan mama. Kemarin masih nunggu jadwal pesawatnya. Saya terima kasih buat semua pihak yang membantu kasus ini, " ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 31 Desember 2016 silam, satu keluarga yang terdiri dari empat orang asal Pasuruan menjalankan ibadah umroh bersama Sepinggan Travel.
Mereka adalah Triningsih Kamsir Warsih (50) warga Dusun Pilangsari, Desa Beji, Kecamatan Beji dan Umi Widayani Djaswadi (56), Lyan Widia (31) dan Mohammad Andono (60) warga Jalan Bendosolo, Desa Pogar, Kecamatan Bangil.
Mereka menjalankan ibadah umroh selama sembilan hari bersama 59 jamaah lainnya yang berangkat menggunakan Sepinggan Travel.
Pada 11 Januari 2017 sekitar pukul 18.30, rombongan dijadwalkan pulang ke Indonesia. Namun, sebelum berangkat Umi yang semula duduk bersama Andono mendadak tukar tempat karena ingin duduk bersama Tri.
Saat bersamaan, pramugari membantu Tri yang sedang menata tasnya di kabin. Karena terasa sangat berat, pramugari menanyakan isi tas Tri itu.
Umi yang saat itu berada di sebelah Tri, menjawab dengan bahasa Indonesia.
"Kalau dari Arab ya bawa oleh - oleh, masa bawa bom?". Niatan Umi itu hanya ingin bercanda dengan pramugari tersebut.
Namun tak disangka, jawaban Umi tersebut justru jadi bumerang. Pramugari pesawat tersebut diam-diam melapor ke kokpit. Selanjutnya pilot Royal Brunei Airlines langsung menghubungi petugas kemanan dan otoritas bandara.
Penerbangangan pun ditunda karena alasan keamanan. Pilot minta ada screening ulang atau pemeriksaan ulang untuk memastikan keberadaan bom dalam pesawat Royal Brunei Airlines.
Semua penumpang diturunkan dan dipindahkan ke ruang tunggu. Di sisi lain, petugas bandara sedang sibuk mencari keberadaan bom yang dikatakan Umi itu.
Petugas bandara melalukan pencarian selama 15 jam, dan penerbangan pun ditunda dalam waktu yang lama.
Bahkan, penumpang dibawa ke hotel bandara untuk istirahat.
Baca Juga:
- Oleh-oleh Khas Makkah Dan Madinah
- Barang Yang Dilarang Untuk Dibawa Jamaah Haji Dan Umroh
- Gara-gara Bercanda Bawa Bom Di Pesawat, Dua Jamaah Umroh Ini Ditahan Polisi Saudi
Berikutnya, Triningsih dan Umi Widyani pun ditahan kepolisian setempat untuk penyelidikan lebih lanjut atas guyonan bom itu.