Usia yang sudah menua bukan menjadi halangan bagi seorang kakek sopir bajaj bernama Sariah. Kakek berumur 100 tahun yang kerap disapa Engkong Wakirun tersebut tak henti-hentinya menawarkan transportasinya kepada sejumlah orang yang melintas.
Engkong Wakirun sendiri sudah menjadi pengemudi bajaj sejak tahun 1976 dan semangatnya masih tetap membara meski harus bersaing dengan rekan-rekannya yang lebih muda. Padahal kebanyakan penumpang takut menaiki bajajnya mengingat usia Engkong yang sudah diatas rata-rata.
"Bapak udah tua, saya bilang udah tua juga engga gendong. Urusan kendaraan kan mesin, ya kuat bawa dua, tiga" kata Sariah, seperti dikutip dari Liputan6.
Sementara itu sang pemilik bajaj bernama Udin mengaku khawatir dengan kondisi Engkong Wakirun. Namun melihat semangatnya yang begitu besar, Udin pun memberikan bajajnya untuk dikelola.
Biasanya Sariah atau Engkong Wakirun mangkal di sekitar stasiun Gondangdia Jakarta Pusat dari pukul 6 pagi hingga 10 malam. Ia pun umumnya bisa mengantongi uang 50 ribu setiap harinya.
Suka duka menjadi seorang tukang bajaj pun dirasakan oleh kakek dengan 12 cucu dan 7 cicit ini.
"Dulu saya tunggu-tunggu penumpangnya, udah nunggu saya tinggal aja karena kelamaan," ujar dia.
Engkong Wakirun kini tinggal sendirian di Jakarta setelah istrinya meninggal 6 tahun yang lalu. Sementara keempat anaknya memilih untuk tinggal di kampung bersama dengan keluarga mereka.
Bagi Engkong Wakirun, bekerja lebih terhormat daripada harus mengemis dan mengharap belas kasihan orang lain.
Simak videonya
Lihat Juga:
Engkong Wakirun sendiri sudah menjadi pengemudi bajaj sejak tahun 1976 dan semangatnya masih tetap membara meski harus bersaing dengan rekan-rekannya yang lebih muda. Padahal kebanyakan penumpang takut menaiki bajajnya mengingat usia Engkong yang sudah diatas rata-rata.
"Bapak udah tua, saya bilang udah tua juga engga gendong. Urusan kendaraan kan mesin, ya kuat bawa dua, tiga" kata Sariah, seperti dikutip dari Liputan6.
Sementara itu sang pemilik bajaj bernama Udin mengaku khawatir dengan kondisi Engkong Wakirun. Namun melihat semangatnya yang begitu besar, Udin pun memberikan bajajnya untuk dikelola.
Biasanya Sariah atau Engkong Wakirun mangkal di sekitar stasiun Gondangdia Jakarta Pusat dari pukul 6 pagi hingga 10 malam. Ia pun umumnya bisa mengantongi uang 50 ribu setiap harinya.
Suka duka menjadi seorang tukang bajaj pun dirasakan oleh kakek dengan 12 cucu dan 7 cicit ini.
"Dulu saya tunggu-tunggu penumpangnya, udah nunggu saya tinggal aja karena kelamaan," ujar dia.
Engkong Wakirun kini tinggal sendirian di Jakarta setelah istrinya meninggal 6 tahun yang lalu. Sementara keempat anaknya memilih untuk tinggal di kampung bersama dengan keluarga mereka.
Bagi Engkong Wakirun, bekerja lebih terhormat daripada harus mengemis dan mengharap belas kasihan orang lain.
Simak videonya
Lihat Juga:
- Bertahan Hidup Dan Rawat Anak Di Dalam Bajaj, Kisah Hidup Pria Ini Sungguh Mengharukan
- Kisah Kakek Renta Penjual Lemang Bogor Yang Sepi Pembeli Ini Membuat Netizen Terharu
- Berjalan Kaki Sejauh 5 Jam Perjalanan, Kakek Renta Penjual Sayur Ini Rela Dibayar Seikhlasnya